Cerpenku : Genggaman Mimpi Yang Terlepas

Malam sobat! Sudah beberapa hari ini Ds ngak ngepost tulisan nih, bukan ngak punya tulisan. Tapi memang Ds nya aja yang ngak punya cukup waktu buat nulis. Kali ini Ds rindu nih, mau nulis lagi. Sepertinya suasana kali ini sangat mendukung. Dengan sebinder buku dan handphone Ds mulai mengarahkan setiap jemari tangan ini menari-nari mengikuti kata hati, di atas keyboard handphone yang selalu setia memberikan ruang menulis tanpa keluhannya.

Jika ada waktu luang seperti ini. Saya membuka kembali setiap lembaran kertas demi mencapai lembaran kertas binder lainnya dengan perhatian. Walaupun kenyataannya kertas itu menjadi yang bisu. Wajar saja dia menjadi yang bisu. Sebab, dia hanya bisa menjadi yang setia dalam mengabadikan karyaku. Terima saja, kamu terima ya?? Hehehe... Kamu kan hanya sebuah benda mati. Tapi kamu begitu berarti si kertas binder. 

Dari setiap lembarannya, akhirnya kutemukan satu karyaku yang ku tulis dihari Selasa, 19 Januari 2016. Entahlah, apa yang menjadi alasanku untuk mempublisnya di blog ini. Mungkin karena saya sedang merindukan seseorang. Haduhhhh betapa lebaynya saya. Hehehe... Oke! Kita langsung aja baca tulisannya. Dan gimana kisahnya? Yukkk... Kita Go ke area baca saya dibawah ini. 

***

#Cerpenku

"Padanya ku temukan sebuah arti rindu, namun kenyataannya rindu itu tak begitu membuncah. Semua terjadi sejak kapan? "Ya", sejak badai pertama itu meluluhkan pondasi kekuatan pertemanan diantara kami. Kini kami menjadi yang saling berjauhan, tanpa sebuah sapaan rutin di setiap ruang dan waktunya. Kita menjadi yang sibuk dengan keistimewaan dunia kita sendiri. Aku sibuk dengan rutinitasku, dan kamu sibuk dengan tempat terbarumu dalam menimba ilmu. Yang aku ingat kita pernah melangkah dalam tujuan yang sama. Tapi saat ini semua menjadi yang tak sama. Kita menjadi berjalan dengan sendirinya. Aku ada dengan bahagiaku, dan kamu ada bersama bahagiamu. Aku tak pernah menduga akan sejauh ini langkah kita terarah. Aku tidak pernah mencoba untuk menyalahkan siapapun akan kisah ini. Tidak jua dengan-Nya, tidak denganmu, dan tidak juga dengan mereka yang kebanyakan orang bilang telah mengubah Ideologimu. Karena aku yakin, saat ini Sang Pencipta telah menguji pertemanan dan keindahan moment kita. Aku percaya badai ini akan berlalu dan membuatmu kembali mengukir kisah indah kita yang lalu".

***

Hujan membuat seorang khansa tak bisa melarikan diri dari keramaian orang banyak. Hujan menahannya untuk tetap ada didalam ruangan kelas. Bukan suatu hal yang menyedihkan sih, bila saat itu dia didalam ruangan kelas. Karena hujan mampu membuat hatinya menjadi yang tenang. Namun, disela kenyaman hatinya. Tiba-tiba ada seorang pemuda berpakaian kemeja kotak-kotak menghampirinya, dan mencoba untuk duduk disekitarnya. Lalu, suasana ketenangan hati seorang khansa  menjadi hilang. Tak ada sapaan ramah diraut wajahnya. Semua terlihat datar. Sayangnya, pemuda itu tak menyadari bahwa kehadirannya itu membuat seorang khansa menjadi tidak nyaman. pemuda itu mengabaikan sikapnya. Jika diamati, semakin khansa tak berbicara padanya. Justru pemuda itu malah semakin asyik berbicara padanya.

Pemuda itu berceloteh padanya tentang sesuatu cita dan keindahan hari lalu bersama sahabatnya. Pelan, mata seorang khansa memalingkan wajahnya ke arah yang berbeda. "Ya", dia memandang ke sudut ruang luar yang penuh dengan suara keramaian curah hujan. Namun, semua tak bertahan lama. Pandangannya malah tertuju ke sebuah handphone. Tanpa memperhatikan pemuda yang duduk bersebelahan dengannya.

"Khansa, aku tidak pernah melihat kamu dan sahabatmu bersama lagi seperti dahulu? Bagaimana kabarnya?", ujar pemuda yang berpakaian kemeja kotak-kotak itu dengan penasaran.

"Alhamdulillah, dia baik-baik saja", jawab khansa dengan sedikit canggung.

"Lalu, kenapa kalian tidak bersama lagi?", tanya pemua itu seperti seorang intel saja yang hendak mengintrogasi targetnya.

"Karena Sang Pencipta belum mengizinkan kami untuk lebih lama lagi, bersama seperti dahulu? Tetapi, percayalah pada-Nya! Insya Allah dilain hari kamu akan menyaksikan kami bersama kembali", jawab khansa dengan tersenyum tipis.

"Oh begitu. Khansa, kamu suka menuliskan? Dan aku dengar dia juga suka menulis", tanya pemuda itu dengan rasa ingin tahu yang tinggi.

"Iya, benar. Kami pernah mencoba mengukir mimpi dan cita bersama. Tetapi, langkah kami kini mulai terhenti di persimpangan jalan. Karena itulah, akhirnya kami berhenti sejenak. Bukan karena kami mulai lelah, bukan karena kami tak mengupayahkan untuk kembali melangkah bersama, tapi karena Rencana-Nya belum berpihak pada jalan dan rencana kami", jawab khansa dari hati yang terdalam....

#The_And

Nah sobat! Dari cerita diatas kita bisa mengambil hikmahnya. Bahwa, terkadang apa yang kita inginkan tidak selamanya sesuai dengan hati nurani kita. Terkadang apa yang telah kita impikan, tidak selamanya harus menjadi sebuah tuntutan untuk pasti tercapai, dan terkadang apa yang kita rencanakan tidak seindah dari kenyataan yang terjadi. So! Apapun yang kita dapatkan tentang sesuatu hal dihari ini. Maka, jangan mencoba untuk menyalahkannya, menghapusnya, dan membencinya. Karena semua rangkaian peristiwa yang terjadi dalam hidupmu adalah sepotong episode yang harus kamu lewati. Cieeee... Sok bijak deh Ds. Oke! Semoga bermanfaat sobat kisahnya.

Comments

Popular Posts