Diskusi Tentang Masa Depan

Baca, Like, Comen, dan Share!


Hai Sob!
Apa kabar???
Biasa, wejangan tengah dalu bikin nuansa yang buat doi Baper. Hehehe... Upsss, padahal yang nulis juga lagi Baperan. Teng... Tong...!!!

Oke!
Fiks... Jadi ceritanya, beberapa hari lalu ada yang nanya sama gue. Perihal tentang jodoh! Hmmm... Dalem hati ngedumel, yaa... Mana tahu gue lah??? Hidup-hidup lho, masak gue yang disuruh nebak! Kan nggak relevan. 🤣

Terus, gue hibur aja itu bocah. Sembari berkata:

"Yaa, Namanya jodohkan Kita tidak tahu, siapa?  Dan, tidak mungkin kita tahu siapa jodoh kita? Karena kita tidak tahu itulah, kita harus berjuang! Kalau kita tahu dia bukan jodoh kita, tidak mungkin kita mau berjuang!"

Point ke 2,
Dia nanya lagi, 
"Kok... Rasa-rasanya dia suka ya sama gue. Apa gue tunggu aja ya??? Sampai Si Doi datang. Sembari main tebak-tebakan!!

Hmmm... Menghela nafas panjang. Lah, dia pikir hidup dan perihal jodoh ini sebuah undian. Jadi kesannya enakan main ditebak-tebak. Gubrakkk... kan nggak gitu-gitu juga kelesss...

Solusi Point' Ke 2,
"Jika hanya sebatas prasangka!M Maka tidak perlu dilanjutkan, ataupun diteruskan kisahnya! berarti tidak pasti. Tidak boleh menunggu yang tidak pasti. Jadi harus dipastikan terlebih dulu,  jika sudah dipastikan dan  pantas untuk diperjuangkan, maka diperjuangkan!
Tapi jika tidak pantas untuk diperjuangkan, lebih baik kita  memperjuangkan yang pantas untuk diperjuangkan!"

Eaaa... Laganya puitis-puitis bijak gimana getooo!! Hehehe..
Tapi kalau lho mau nungguin Si Doi sampe lumutan juga gak Pape!! Hidup ini adalah pilihan, dan lho berhak memilih jalan hidup lho sendiri. 

Point ke 3,
Dia nanya lagi sob. Perihal Berjuang dan diperjuangkan! Cikicewwwww... Manisnya. Hehehe...
"Jika ditanya? Salahkah jika kita masih berjuang?"

Solusi ke 3,
Jawabannya kalau menurut gue sih... Salah! 
"Karena dia sudah mengikhlaskan kita, berarti dia tidak mengikhtiarkan kita. Kalau dia memang mengikhtiarkan, tidak mungkin dia mengikhlaskan!
Walaupun kita Tahu, takdir itu Allah yang mengaturnya!"

Sederhananya gih deh!!! kalau dulu dia berbicara tentang sebuah kebaikan untuk kita kedepannya. Dengan catatan penting!! berbicara tentang keikhlasan, dan mengikhlaskan. Pasti sakit! Harus berjuang, dan berjuang nian! Dalam artian, ada komunikasi sebelumnya yang perlu untuk didiskusikan, dan komunikasi itulah yang membuat semuanya jadi mantab. Namun, tidak berkelanjutan! Karena harus menjaga rambu-rambu Syariat-Nya juga ya all. Ada batasan-batasan yang harus kita jaga dalam prosesnya!

But, jika salah satunya sudah memutuskan untuk mengikhlaskan, dan tidak ada perjuangan diantara keduanya selain shalat. Maka berjuanglah! Intinya teruslah berjuang! Sederhana sih, berbicara tentang jodoh! Tapi perihal jodoh itu adalah sesuatu yang tidak bisa ditebak-tebak. Jadi baiknya kita berikhtiar saja, untuk yang terbaik. Kalau memang tidak ada kemantapan hati didalam prosesnya, iya tidak perlu menerima orang lain. Jangan sampai karena merasa kecewa jadi menerima orang lain! Kalau memang sekarang kemantapan hati itu memang masih Allah takdirkan dan tujukan pada 1 orang, tidak masalah. Tidak apa-apa. Ikhtiar terus saja, dan berdoa saja selalu.

Tanpa Notifikasi!!!
Hidup dengan bayang-bayang novel Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bisa, Cinta Suci Zahrana,  adalah sebuah kisah hidup yang Enddingnya penuh dengan kebahagiaan yang indah. Padahal hidup ini tidak selamanya seindah novelnya Kang Abik. Kalau kita baca novelnya Buya Hamka, Cinta itu berakhir tidak seperti sesuai dengan harapan, penuh dengan air mata. Apalagi kalau kita baca Novelnya Mbak Asma Nadia, rumah tangga dua orang yang Sholeh/Sholehah, kenapa bisa tidak bahagia alurnya seperti yang kita baca di Novel-Novel lainnya. Penuh dengan air mata, dan penuh dengan kesulitan. Hidup ini tidak seindah dunia dongeng. Semua tidak semudah teori! Bahkan jauh dari Teori tersebut! Terkadang kita tidak butuh mengenal novelnya Kang Abik. Bukan berarti novelnya kang Abik itu salah untuk sebuah keistiqamahan. Begitu banyak korban Ketika Cinta Bertasbih, ataupun Ayat-Ayat Cinta 2. Hidup ini seolah pastinya akan berbuah manis pada keistiqamahan itu.  Padahal buah dalam keistiqamahan dan ibadah itu, di dunia ini akan disempurnakan oleh-Nya untuk di akhirat. Tidak di dunia. 

Okeh!! Semoga bermanfaat sob wejangannya,
Harap maklum kalau Tulisan masih murni and natural bahasanya. Hehehe... Pemula suka gitu. Tapi suka juga kebanyakan gaya. 🙃

Comments

Popular Posts