Sirah Nabawiyah, Bab. Mereka Yang Berhijrah

Baca, Like, Comen, dan Share!


 
Mereka Yang Berhijrah
Setelah Baiat Aqibah kedua, Islam sukses membangun sebuah tanah air di tengah-tengah padang Sahara. Tetapi disana masih diselimuti kekufuran dan kebodohan. Sejak permulaan dakwah inilah, Rasulullah SAW akhirnya mengizinkan kaum Muslimin untuk melakukan hijrah ke negeri tersebut. 

Hijrah tidak saja berarti mengabaikan kepentingan, mengorbankan harta, dan menyelamatkan jiwanya saja. Kaum muslimin yg berhijrah mengetahui semua resiko itu. Di lain pihak, kaum Musyrikin berupaya menghalang-halangi keberangkatan mereka. Sebab, akan tahu apa implikasinya nanti. 

Adapun gambaran hijrah mereka:
1. Orang yg pertama berhijrah, Abu Salamah. Berhijrah setahun sebelum terjadinya Baiat Aqibah Kubra. Istri dan putranya ikut bersamanya. Hal ini membuat marah keluarga besar Abu Salamah. Sebab telah merebut istrinya untuk turut hijrah bersamanya. Abu Salamah menuju Madinah sendirian. Sedangkan Ummu Salamah setiap pagi pergi ke Al-Abthah menangis sampai sore hari setelah kepergian Sang Suami dan terampasnya Sang Anak dari tangannya. Ada salah satu kerabatnya yg ibah, dan meminta Ummu Salamah untuk dibebaskan  dari rasa sengsara. Sebab telah memisahkan dirinya dengan Suami dan anaknya. Ummu Salamah meminta agar putranya di kembalikan. Kemudian dia berangkat menuju Madinah. Di Tan'im dia bertemu Utsaman bin Thalhah bin Abu Thalhah untuk mengantarkannya hingga sampai ke Madinah. 

2. Shuhaib bin Sinan Ar-Rumi berhijrah setelah Rasulullah SAW. Tetapi ketika hijrah kaum kafir berkata kepadanya. Dulu kondisimu miskin, hina, dan hartanya menjadi banyak setelah berada di negeri kami. Sekarang kamu hijrah setelah mencapai kekayaan. Kaum kafir tidak menghendaki itu terjadi. Tetapi Shuhaib menyerahkan hartanya, asalkan kaum kafir mau membiarkannya pergi. Berita itu sampai ke telinga Rasulullah SAW, sembari bersabda, "Mudah-mudahan Shuhaib mendapatkan keberuntungan." 

3. Umar bin Al-Khaththab, Ayyasy bin Abu Rabi'ah, dan Hisyam bin Al-Ash bin Wa'il berjanji untuk bertemu di suatu tempat pada pagi hari untuk berhijrah ke Madinah.  Umar dan Ayyasy bertemu sementara Hisyam tertahan, sehingga tak bisa bertemu dengan keduanya. Takkalah keduanya sampai di Madinah, dan singgah di Quba', Abu Jahal dan saudaranya Al-Harits untuk menguji agama Ayyasy, sehingga dia terfitnah. Kemudian Umar menawarkan untanya, mengingatkan Ayyasy untuk tetap di atas punggung untanya, jika ada yg mencurigakan dari mereka (kaum kafir) , maka selamatkan dirimu bersamanya. Tetapi dalam perjalanan Abu Jahal menipu Ayyasy. Ketika Ayyasy mengijinkan Abu Jahal untuk duduk di atas untanya, lalu dia mengengkang untanya sembari turun agar bisa bergeser. Tiba-tiba mereka berdua melompat ke arahnya lalu mengikatnya. Mereka membawanya serta ke Makkah pada siang hari dalam keadaan terikat, dan mempermalukan orang yg berhijah itu. 

Itulah contoh perlakuan kaum musyrikin terhadap orang yg ingin berhijrah. Begitu mereka mengetahuinya, manusia secara berbondong-bondong untuk pergi hijrah. Setelah Baiat Aqabah berlalu 2 bulan lebih beberapa hari, tidak ada lagi seorang Muslim selain Rasulullah SAW, Abu Bakar, dan Ali yg tersisa disana. Mereka diperintahkan untuk menemani Rasulullah SAW. Sedangkan Rasulullah SAW pun masih menunggu kapan diperintahkan untuk keluar/hijrah ke Madinah. 

Sidang di Parlemen Quraisy "Darun Nadwah"
Ketika orang-orang musyrik melihat para sahabat Rasulullah SAW telah berkemas untuk hijrah, membawa/menggiring keturunan, anak-anak, harta menuju perlindungan kaum Aus, dan Khazraj, sehingga terjadi kegemparan, kekhawatiran, kegelisahan, dan perasaan cemas yg menghantui mereka. Sebab mengetahui sosok/gaya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Dari tekad bulat, keistiqomahan, pengorbanan diri di jalan Allah, kekuatan dan ketangguhannya. Kaum Musyrikin merasakan hal tersebut adalah bahaya yg serius dan mengancam kekuasaan mereka. 

Kamis, 26 Shafar tahun 14 kenabian (September 622 M) kurang 2 bulan setengah dari keberlangsungan Baiat Kubra---Parlemen Makkah (Darun Nadwah) mengadakan pertemuan yg kritis, dihadiri oleh semua perwakilan kabilah-kabilah Quraisy. Tujuan mereka mempelajari langkah pasti untuk menghabisi Rasulullah SAW. Perwakilan mereka:
1. Abu Jahal bin Hisyam, mewakili kabilah Bani Makhzum. 
2. Jubair bin Muth'im, Thu'aimah bin Adi, Al-Harits bin Amir (ketiganya mewakili Bani Naufal bin Abdu Manaf) 
3. Syaibah bin Rabi'ah, Utbah bin Rabi'ah, Abu Sufyan bin Harb (ketiganya mewakili Abdu Syams bin Abdu Manaf) 
4. An-Nadhr bin Al-Harits, mewakili Bani Abdud Dar
5. Abul Bukhturi bin Hisyam, Zam'ah bin Al-Aswad, Hakim bin Hizam, ketiganya mewakili Bani Asad bin Abdul Uzza) 
6. Nabih bin Al-Hajjaj, dan Munabbih bin Al-Hajjaj (keduanya mewakili Bani Sahm) 
7. Umayyah bin Khalaf, mewakili Bani Jumah. 

Ketika mereka berdatangan. iblis datang menghadang mereka dalam rupa Orang tua yg berwibawa, mengenakan pakaian tebal. Lalu Iblis berdiri di depan pintu. Dia mengaku sebagai penduduk Najd. Sekiranya kehadirannya bisa memberi pendapat dan nasihat. Jadi Iblis dipersilahkan masuk bersama mereka. Lalu terjadilah dialog di Parlemen. 

Ada beberapa usulan. 
1. Abul Aswad mengusulkan, mengusir Nabi dari tengah-tengah mereka dan membuangnya dari negeri ini. Tujuan untuk memperbaiki urusan mereka, dan mengembalikan kondisi seperti semula. 
🔹Iblis menghasut mereka dalam wujud orang tua dari penduduk Nadj. Usulan itu tidak menjamin. Dia akan menyerang, menginjak-injak, dan memperlakukan mereka dengan sesuka hati. 
2. Abu Al-Bukhturi mengusulkan, kurung dia di dalam kerangkeng besi, dan kunci pintunya. Dia akan mati dengan cara ini. Seperti penyair sebelumnya, Zuhair, An-Nabighah. 
🔹 Iblis kembali menghasut, akan timbul masalah keluar dari balik jeruji, para sahabatnya akan menyerang, dan merampas dari tangan kalian. Mengalahkan kalian dan rencana kalian.
3. Abu Jahal bin Hisyam/ Abul Hakam (penjahat kelas kakap Mekkah), mereka harus memilih seorang pemuda gagah dan bernasab baik sebagai wakil tiap-tisp kabilah, dengan cara memberi mereka pedang terhunus. Membunuh Nabi secara bersama-sama dengan satu tikaman masing-masing. 
🔹Iblis menghasut. Bahwa pendapat Abu Jahal yg paling tepat dari yang lainnya. 

Comments

Popular Posts