NASKAH TEKS MATERI DA'I/DA'IYAH
Peran Pemuda Melanjutkan Tongkat
Estafet Kejayaan Islam
Assalamu’alaikum
Warrahmatullahi Wabarrakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin,
wassholatu wassalam mu’ala asyrofil ambiya iwal mursaliin, Sayidina Muhammadin,
wa’ala alihi washahbihi ajma’in, asyhadualla ilahaillallah, wahdahulla syarikalla,
wa asyhadu annamuhammadan’abduhu warasuuluh, allahumma sholli’ ala muhammad,
wa’ala ali muhammad, robbiitubillahi rabba, wabil isslami dinna, wa bil muhammadin
nabiya warasululla. amma ba’du.
Yth.
Kepada Bapak ..., selaku Kepsek SMA Negeri 1 Palembang,
Yth.
Kepada semua Dewan Juri Lomba Da’i/Da’iyah,
Yth.
Kepada Bapak/Ibu Guru beserta jajaran Staff SMAN 1 Palembang, serta teman-teman
yang Saya sayangi, dan banggakan.
Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta
Alam, yang senantiasa memberikan karunia nikmat, rahmat, serta hidayah-Nya-lah
pada hari yang cerah ini, kita dapat berkumpul bersama di lingkungan SMAN 1
Palembang. Adapun nikmat yang paling berharga yaitu Allah masih melimpahkan nikmat
iman dan islam kepada kita semua. Seperti disebutkan dalam hadist yang berarti:
“Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam
sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai nabiku.”
Para
hadirin Rahimahullah! Akhir-akhir ini kita sering melihat berita di berbagai
media sosial, tentang keadaan saaudara-saudara Muslim kita yang ada di
Palestina, Rohigya, dan daerah konflik lainnya. Bisa kita lihat! Untuk
menghirup udara segar dengan rasa aman saja amatlah susah bagi mereka. Yang ada
hanyalah gempuran senjata, rudal, kekerasan, serta musibah kelaparan.
Ingatlah Wahai pemuda! bersyukurlah kita atas
semua Nikmat-Nya. Seperti yang disebutkan dalam Firman Allah SWT pada QS.
Ar-Rahman: 13. Yang berbunyi:
“Maka,
nikmat Tuhan-mu yang (manakah) yang akan kamu dustakan?”
Hendaklah
kita beristiqfar terlebih dahulu! “Asstafirullahal azzim”.
Para hadirin Rahimahullah! Tak lupa
shalawat teriring salam tercurah, kepada dambaan semua insan-Nya, Guru Agung
kita, suri tauladan terbaik kita, serta idola kita sepanjang masa. Yakni kepada
jujungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beliau merupakan Seorang Tokoh Revolusioner
Dunia, yang berhasil membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang, yakni peradaban yang islamiyah, Rahmatanlill’alamin.
Pada hari ini Saya akan menyampaikan
materi yang bertema: “Peran Pemuda
Melanjutkan Tongkat Estafet Kejayaan Islam.”
Para
hadirin Rahimahullah! Apa yang terlintas dipikiran kita jika mendengar kata “Pemuda”?
“Sejak dulu hingga
sekarang, Pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda
adalah rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar
panji-panji-Nya.” Itulah kata-kata yang diucapkan oleh
Hasan Al-Banna teruntuk semua pemuda islam yang ada di negeri ini!
Tetapi
apa yang terjadi? melihat fenomena bangsa Indonesia yang semakin terpuruk,
krisis ekonomi yang parah, bermuara pada rusaknya moral secara masal. Inilah
faktanya: generasi muda lebih sering mengikuti trend barat yang jauh dari nilai-nilai edukasi keislaman yang
mendidik. Seperti Narkoba, seks bebas, dan tawuran telah menjadi ajang trend masa kini. Padahal kualitas
generasi muda kita merupakan cerminan dari masa depan bangsa. Lalu bagaimana
jika generasi muda kita semakin rusak! Apakah kita hanya akan menyaksikannya,
tanpa bertindak! Nau’zubillahi Min Zhalik! Poros perubahan besar itu seharusnya
ada di tangan kita. Lihatlaah pemuda islam terdahulu!
1.
Ali bin Abi Thalib yang dibina sejak
usia 8 tahun.
2.
Zubair bin Awwam 8 tahun.
3.
Arqam bin Abi Arqam 16 tahun.
4.
Ja’far Bin Abi Thalib 8 tahun.
5.
Shahih Ar-Rumy 19 tahun.
6.
Zaid bin Haritsah 20 tahun.
7.
Saad bin Abi Waqqash 17 tahun.
8.
Utsman bin Affan 17 tahun.
9.
Usamah bin Zaid masih berusia 18 tahun.
Mereka adalah para
pemuda generasi pertama yang berhasil dibina oleh Rasulullah SAW dengan hasil yang
gemilang.
Para hadirin Rahimahullah!
Ingatkah kita pada kisah pemuda Utsamah bin Zaid? Ia tak lebih dari seorang
pemuda biasa, tapi di zamannya ia dijuluki sebagai seorang panglima perang
termuda, dan dikenal sebagai pemuda yang berani dan tangguh.
Ketika terjadi
Perang Uhud, ia datang ke hadapan Rasulullah SAW untuk turut jihad Fii sabilillah.
Tetapi Rasulullah tidak megijinkannya. Karena usianya saat itu masih terbilang
sangat muda. Lalu Usamah bin Zaid mencobanya kembali menghadap Rasulullah SAW,
sambil berdiri tegap agar terlihat lebih tinggi. Sebab ia sangat ingin turut
berperang. Karena merasa kasihan akhiranya Rasulullah SAW mengijinkan untuk
turut pergi berperang menyandang pedang, jihad Fii Sabilillah. Ketika itu ia
masih berusia 15 tahun.
Tidak hanya itu!
Pada saat Perang Hunain ia berhasil menyelamatkan kaum Muslim yang lari dari
kejaran kaum Musyrikin. Sementara pada saat Perang Mu’tah Usamah menyaksikan
Ayahnya Mati Syahid di Jalan-Nya. Lalu komando perang dialihkan ke Ja’far bin
Abi Thalib hingga membuatnya gugur di medan perang dalam keadaan yang Syahid di
Jalan Allah. Lalu komando beralih ke Abdullah bin Rawahah, lalu ke Khalid bin
Walid.
Diantara lainnya
ada Kisah pemuda Shalahuddin Al-Ayyubi, ia adalah seorang pemuda yang beribawa.
Karena ia bisa mempersatukan kembali negeri islam yang tercerai berai. Mulai
dari Sungai Eufrat sampai Sungai Nil dan mengalahkan kekuatan salib di Hathin
pada tahun 1187 M, disusul setahun kemudian menakhlukan Yerusalem.
Para hadirin Rahimahullah!
Siapa yang tidak kenal dengan Muhammad Al-Fatih, ia adalah seorang pemuda berusia 24 tahun, yang
memimpin pasukannya untuk menaklukan konstantinopel pada bulan mei 1453 M.
Tidak hanya itu! Keperkasaan pemuda Islam
terus berlanjut dan tidak kalah hebatnya. Salah satunya ada Asy Syahid Hasan
Al-Banna. Penggerak kebangkitan islam dengan pendirian gerakan Islam terbesar
di dunia, ‘Al-Ikhwanul Muslimun pada usia 22 tahun.
Para
hadirin Rahimahullah! Paling tidak ibrah yang bisa kita ambil dari kisah-kisah
tersebut mampu menjadi modal awal bagi kita untuk tetap semangat, berani
berjuang, berprestasi, dan berkeinginan kuat dalam menegakkan agama Allah. Kembalinya
tongkat estafet kejayaan Islam akan lahir dari pemuda yang cinta kepada Agama-Nya,
Rasul-Nya, dan cinta kepada Al-Qur’an! Ayo siapkan diri kita untuk berani
berhijrah, berpengetahun luas, berbudi pekerti yang luhur, berprestasi, dan
menjadi generasi muda yang siap tempur dalam mengepakkan sayap – sayapnya!
Kalau
kita menginginkan perubahan besar di negeri ini, maka ubahlah generasi muda
kita. Apabilah kita ingin mengubah generasi muda kita, ubahlah diri kita
terlebih dahulu. Oleh karena itu, tegakkanlah Islam di hatimu, niscaya ia akan
tegak di bumi!”
Demikianlah
materi dari Saya tentang peran pemuda dalam melanjutkan tongkat estafet
kejayaan islam. Semoga apa yang disampaikan dapat memberikan manfaatnya bagi
kita semua. Apabila ada tutur kata yang kurang berkenan, saya mohon maaf dan
kepada Allah SWT, Saya mohon ampun.
Wabilahitaufik
Walhidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Comments