Filosofi Embun

Filosofis Embun
Karya : @dianazzahrast



Pagi sobat! Udah pada bangunkan? Pagi-pagi gini udara masih sejuk-sejuknya. Seger deh. Dinginnya sampai menusuk tubuhmu. Kalau udah dingin kayak gini, buat kalian yang ngak biasa bangun pagi pasti lebih milih buat narik selimut. Tapi janganlah ya??? hehehe... suka atau ngak suka sobat sekalian harus bisa ngebiasain buat beraktivitas dipagi hari. Nih, kayak saya! pagi-pagi udah nge-blog. sarapan paginya disugguhin ama inspirasi buat nulis. soalnya aji mumpung. mumpung lagi ada ide buat nulis. 😊

Oke sob! Kali ini Ds mau nulis tentang embun nih, kayaknya unik. 😁 Nah, sekarang Ds tanya. siapa yang ngak pernah liat embun and tahu tentang embun. Hayooo ngaku... hehehe

Kalau habis hujan dimalam hari, mesti pagi-pagi gini embunya keliatan bener, berasa kesejukkannya. embun-embun itu bertebaran terbawa udara. seperti butir-butir air tepatnya. ngak hanya itu, biasanya embun menempel pada dedaunan. pernah deh, Ds liat butiran embun di atas daun keladi atau talas yang lebar itu. butiran airnya menyatu menjadi sebutir ditengah-tengah lekukan punggung dedaunan. Tenang, dan sepertinya dia tidak terusik oleh serangga. 

Sebelum lebih jauh, kita cari tahu dulu ya! Apa itu embun. hemmmm... embun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah titik-titik air yang jatuh dari udara pada malam hari, uap yang menjadi titik-titik air, atau endapan tetes air yang terdapat pada benda dekat atau dipermukaan tanah yang terbentuk akibat pengembunan uap air dari udara sekitarnya. seperti yang Ds ceritain di awal tadi. 

Saat melihat dan merasakan kesejukan yang dibawakan embun di pagi hari, sayang jika saya tak bisa menuliskan tentangnya. So! maukah sobat sekalian belajar tentang filosofis embun??? 😃

kalian tahu kenapa kita harus belajar lewat filosofi embun? karena embun banyak mengajarkan banyak hal. Saat itu saya melihat butiran embun yang halus di udara, seperti air yang tak terlihat. Namun dapat dirasakan kesejukkannya. Embun itu ada dan nyata. ia tidak pernah memilih untuk ada di daun mana ia harus menempel, tapi butiran-butirannya tetap akan terbentuk. Darinya kita belajar untuk percaya diri dan menjadi diri sendiri untuk memikat hati Tuhan. Sebab, Tuhan tahu segalanya dan tahu yang sebenarnya akan potensi kita. Bentuknya yang sederhana, bening, dan mampu berubah bentuk mengikuti lingkungan tempatnya berpijak membuat daun-daun betah menjadi tempat persinggahannya. Karena ketenangan embun tak membuat dedaunan risih akan adanya. Dari embun kita harus belajar untuk bersikap tenang dalam setiap keadaan. Tidak mengeluh akan posisi apa yang akan kita terima.

Kesejukkannya banyak memberikan manfaat untuk semua orang dan bahkan tumbuh-tumbuhan. Kegerahan mampu tersingkirkan oleh sejuknya embun pagi. Sebutir airnya memberikan arti lebih untuk kita semua. "ya, " embun yang begitu sederhana bukan? kesederhanaannya bukanlah tipuan. Karena Tuhan telah menciptakannya dengan keindahan yang abstrak. Dari embun kita belajar untuk menyukai hati yang sederhana dan penuh kasih.

Demikianlah pena ini tercipta. semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari Filosofi Embun. Salam Pena. @dianazzahrast


Comments

Popular Posts