Pena Untuk Sahabat


Malam sobat! Kali ini Ds mau nge-share tulisan Ds yang lalu nih. Bukan lalu lagi, mungkin kalau diibaratin makanan yang udah lama kesimpen ditoples terus dikeluarin dari toplesnya buat dihidangin ke pemirsa. Mungkin udah basi kali ya... Rasanya?? Gitu tuh, kalau selama ini Ds lebih banyak diem, dan terus menyimpan semua rasa dihati jadi ngak baik. Ngebanyakin penyakit hati sob... Galau, katanya sih begetooo... Nah kali ini Ds ngak tahu, apa yang membuat Ds berani buat nge-share tulisan itu diblog ini. Tapi yang jelas Ds ngak bermaksud apa-apa. Ds cumen mau mengutarakan isi hati aja buat sahabat Ds. Dalam setiap prasangkaan itu, ingin sekali Ds berkata : "Sahabatku! Seandainya saja engkau tahu". Sayangnya Ds ngak punya cukup keberanian buat bicara sama Dia. Nah karena itu, malam ini Ds mau mempersembahkan satu catatan untuknya. "Ya, untuk sahabatku. Seandainya engkau mengerti maksud diamku, dan seandainya juga aku mengerti apa arti diammu. Oke sobat! Nih judul catatanya!

Kita dan Diam Kita


Ini tentang Diam Kita,
Dan aku yakin bukan hanya aku dan kau yang bersikap demikian,
Tapi itu bukanlah sebuah kesalahan besar,
Bagi persahabatan kita dan keharmoniannya,
Seandainya saja kau tahu sahabatku!
Bisa saja disaat itu Diammu membuatku terluka, dan
Keluhmu membuatku menjadi yang bersalah,
Maaf aku tak bisa berbuat lebih untukmu,
Jika benar itu yang ada didalam prasangkaanmu,
Saat ini padaku, dan
Pada sikap burukku, serta pada segala kelemahanku,
Maaf! Lagi dan lagi aku akan mengutarakannya padamu,
Maaf jika sahabatmu ini tak bisa menunaikan haknya sebagai saudarimu dengan baik,
Tak bisa menjadi tempat bersandar ternyaman bagimu saat kau membutuhkan bahu untukmu bersandar,

Aku begitu cacat,
Bukan karena Fisikku,
Tapi mungkin karena sikap dan tindakkanku yang secara sadar atau tidak sadar telah melukaimu,
Disaat yang genting seperti ini aku justru menjadi yang bisu sesaat,
Seandainya saja engkau tahu sobat,
Disaat itulah! Aku binggung harus berucap apa??
Aku takut kau risih dengan tuturku,
Atau kau akan kecewa lalu kau pun menjadi yang terluka,
Seandainya saja engakau tahu sobat,
Ingin rasanya aku meringankan setiap beban yang ada dipundakmu,
Lagi-lagi aku tak tahu harus berbuat apa,
Walaupun hanya untuk melegakan rasa kekhawatiranmu,
Lalu aku pun berpikir untu berkata padamu :
"Yang sabar ya sobat! Ini adalah ujian dari-Nya."
Tapi setelah kupikir-pikir itu tidak mungkin terucap dari lisanku. Karena aku tahu, kau pun memahami perkataanku dengan begitu mudahnya. 
Sedangkan aku??
Seperti apa kesabaranku nanti jika aku diuji oleh-Nya?
Aku tak tahu? Apa aku bisa setangguh dan sesabar dirimu.
Karena itu aku memilih untuk diam,
Meskipun aku tahu, bahwa diamku ini salah.
Aku pun berpikir untuk yang kedua kalinya,
Haruskah aku berkata padanya : 
"Jangan menangis, pasti ada jalan kok".
Setelah kupikir kembali, rasanya perkataanku itu tidak tepat untukmu. Karena aku takut, lisanku terkesan menyalahkan tangisanmu, dan aku tahu untuk detiap beban yang kau pikul terlalu keluh untuk kau utarakan pada yang lainnya.
Maka, tidak ada yang salah dengan air matamu.
Aku hanya teringat tentang sebuah perkataan seorang pemuda berinisial A. Dia pernah berkata padaku :
"Dik... Terkadang kita tidak bisa memahami dan mengerti seperti apa diposisi orang itu sekarang, jika kita tidak mengalami dan merasakan hal yang sama nantinya".
"Ya", kata sederhana itu tidak pernah hilang dari ingatanku. 

Mungkin itulah yang terjadi padaku saat ini. Lalu, saat aku mencoba untuk berkata :
"Tenang saja sahabat, pasti ada kemudahan dari-Nya kok... Yang akan membantu semua kesulitanmu".
Entahlah, apa aku hanya berusaha untuk menenangkan kesedihannya. Tapi kupikir itu takkan baik untuknya. Coba lihatlah diriku ini! Aku sendiri tak mampu memberikanmu solusi.

Sahabat!
Maafkanlah semua keterbatasanku ini,
Aku hanya bisa mencari Cela untuk menyertakan namamu disetiap bait do'aku pada-Nya. Hanya itu bentuk keberanianku untukmu. Dan itupun hanya dalam diamku selama ini.

#Palembang, 13 Mei 2016
#Jum'at 

Oke sobat! Maaf ya kalau Ds disini terkesan buat curhat. Sebenernya ngak gitu kok! Ds cumen pengen mempersembahkan sebuah pena aja untuk sahabat. Karena Ds ngak berani kalau ngomong langsung. Hehehe... Malu, ntar yang ada kita malah baper-baperan. Mending lewat tulisan kayak gini. Iyakan??? Semoga tulisan ini bisa bermanfaat ya buat sobat semua. Dan yang terpenting adalah!!! Jangan pernah takut untuk bicara jujur. Boleh sih diem, jika situasi tidak memungkinkan untuk bicara. Tapi jangan terlalu menjadi yang bungkam selamanya. Terkadang diampun tak bisa menyelesaikan masalah yang ada. Coba bayangkan!  Jika diam kita adalah sebuah penyakit hati. Maka, itu takkan baik pula untuk kesehatan hati kita. So! Kalau sobat takut buat bicara jujur. Kalian bisa kok, bicara lewat tulisan kayak Ds gini. Hehehe...

#Sipppp
#The_And

Comments

Popular Posts