MAKALAH KULIAH KERJA NYATA (KKN) TENTANG KEBUN KELUARGA
MAKALAH KULIAH KERJA NYATA (KKN)
KEBUN KELUARGA:
Tanaman Hidroponik
DISUSUN OLEH:
Siti Hardianti (13510050)
Tri Indah Lestari (13510053)
DOSEN PEMBIMBING:
H. Komaruddin, M. SI
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN
FATAH PALEMBANG
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT, Yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga
penulis berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul tentang hidropoik.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak
sedikit hambatan yang penulis hadapi karena keterbatasan pengetahuan serta
bahan referensi yang dapat dijadikan acuan. Namun, berkat bantuan berbagai
pihak, akhirnya makalah ini dapat penulis selesaikan.
Seperti kata pepatah, tiada gading yang
tidak retak, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan
masih memiliki banyak kekurangan. Apalagi pengetahuan penyusun juga masih belum
seberapa mengenai hal yang dibahas dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang positif sangat penulis harapkan agar makalah ini menjadi lebih
baik lagi.
Semoga makalah ini dapat memberikan
informasi yang bermanfaat bagi pembaca untuk saat ini dan dapat pula dijadikan
pedoman pada masa yang akan datang. Aamiin.
Palembang,
17 Oktober 2016
Penulis, Penulis,
Tri
Indah Lestari Siti
Hardianti
NIM:
13510053 NIM:
13510050
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan
Makalah ......................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tanaman Hidroponik ............................................... 4
B.
Sejarah Hidroponik ................................................................... 4
C. Kelebihan
dan Kekurangan Bercocok Tanam Hidroponik ........ 5
D. Faktor-Faktor
Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Budidaya
Tanaman
Hidroponik ................................................................. 6
E. Jenis
Tanaman Yang Dapat Ditanam Secara Hidroponik .......... 8
F. Teknik
Hidroponik
..................................................................... 9
G. Prospek
Teknik Budidaya Hidroponik Didalam Bisnis .............. 10
H. Teknik
Budidaya Hidroponik Terhadap Sayuran ....................... 11
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
................................................................................. 17
B.
Saran ........................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia
merupakan Negara berkembang yang termasuk dalam kawasan Asia Tenggara. Karena,
rata-rata pendidikan penduduknya relative cukup rendah. Sementara jumlah
penduduknya semakin hari semakin bertambah pesat.[1] Baik
itu di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan. Dengan pesatnya jumlah
penduduk itulah, menyebabkan kebutuhan akan papan, pangan, dan sandang
perkapitanya cukup tinggi.
Sementara
itu, kondisi dunia pertanian di Indonesia sendiri juga mengalami tantangan yang
cukup merisaukan. Salah satunya adalah terjadinya konversi lahan yang cukup
besar. Mariyono et all (2007)
menyatakan konversi lahan pertanian mengakibatkan dua dampak yang sangat tidak
menguntungkan. Baik secara ekonomi maupun ekologi. Secara ekologi konversi
lahan akan menyebabkan menurunnya daya dukung lahan. Konversi lahan pertanian
juga secara potensial dapat menyebabkan berkurangnya produksi air tanah dan
menyebabkan banjir. Sedangkan secara ekonomi konversi lahan tidak hanya
berimbas pada berkurangnya lahan dan produksi pertanian, tetapi juga
menyebabkan berkurangnya kesempatan kerja baik bagi buruh tani maupun pemilik
lahan, berkurangnya investasi infrastruktur di bidang pertanian, seperti
irigasi, kelembaban, dan menyebabkan konsekuensi negatif bagi lingkungan.[2]
Faktanya,
walaupun Indonesia menjadi salah satu negara berkembang. Indonesia tetap
mengikuti perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi yang canggih.
Teknologi-teknologi tersebut sangat membantu manusia dalam beraktivitas, bahkan
dari segi pemenuhan kebutuhan akan papan, pangan, dan sandang. Sebagai contoh
dari inovasi IPTEK yang diadopsi Negara Indonesia saat ini di bidang pertanian
dan perkebunan.
Inovasi
itu didapat dari Negara Jepang. Dengan lahan yang begitu sempit Jepang mampu
memenuhi kebutuhan pangan penduduknya dengan teknologi yang mereka miliki yaitu
teknik bercocok tanam dengan hidroponik. Maka, Indonesia mencoba menerapkan
teknik bercocok tanam dengan cara hidroponik. Teknik bercocok tanam dengan cara
hiroponik ini telah diterapkan oleh masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun
di pedesaan. Dengan perkembangan teknologi seperti ini, Indonsia diharapkan
mampu mengatasi kekurangan lahan dan hasil produksi pangan.
Atas
dasar tersebut penulis merasa tertarik untuk menkaji dan mengetahui lebih dalam
mengenai hidroponik serta segala sesuatu yang berkaitan dengan teknik bercocok
tanam dengan cara hidroponik tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam latar belakang diatas yakni, sebagai berikut:
1. Apa
pengertian tanaman hidroponik?
2. Bagaimana
sejarah hidroponik?
3.
Apa sajakah kelebihan dan kekurangan
bercocok tanam dengan
cara hidroponik?
4. Faktor-faktor
apa yang perlu diperhatikan dalam teknik budidaya
hidroponik?
5. Apa
sajakah jenis tanaman yang dapat ditanam secara hidroponik?
6. Apa
sajakah Teknik Hidroponik yang ada?
7. Bagaimana
prospek teknik budidaya hidroponik ini didalam bisnis?
8. Bagaimana
teknik budidaya hidroponik terhadap sayuran?
C.
Tujuan
Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari
makalah ini, yakni sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui pengertian tanaman
hidroponik.
2.
Untuk mengetahui sejarah hidroponik.
3.
Untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan bercocok
tanam dengan cara hidroponik.
4.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam
teknik budidaya hidroponik.
5.
Untuk mengetahui jenis tanaman yang
dapat ditanam secara
hidroponik.
6.
Untuk mengetahui teknik hidroponik yang
ada.
7.
Untuk mengetahui prospek teknik budidaya
hidroponik ini
didalam bisnis.
8.
Untuk mengetahui teknik budidaya hidroponik
terhadap sayuran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Tanaman Hidroponik
Hidroponik
berasal dari bahasa Yunani yaitu hydro artinya air, dan ponos artinya kerja, yang merupakan
suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau
soilles melainkan dengan media seperti kerikil, sabut kelapa, zat silika,
pasir, pecahan batu karang, batu bata, potongan kayu, atau busa yang diberikan
cukup air dan garam mineral.
Berdasarkan
pengertiannya maka elemen dasar terpenting yang dibutuhkan tanaman hidroponik
sederhana ini bukanlah tanah melainkan air yang mengandung cukup cadangan
makanan untuk diserap oleh akar tanaman. Dilontarkan pertama kali oleh W.A.
Setchell dari University of California, sehubungan dengan keberhasilan W.F. Gericke
dari university yang sama, dalam pengembangan teknik bercocok tanam dengan air
sebagai medium tanam.
B.
Sejarah
hidroponik
Marco
Polo dalam pengembaraannya mencatat bahwa terdapat penduduk di Negara China
yang menanam tanaman secara hidroponik. Pada 1699 wooward, seorang ilmuan dari
Inggris telah melakukan percobaan dengan menggunakan air sebagai media tanam
menggantikan tanah garam mineral atau unsur hara dilarutkan dalam iar dengan
dimasukkan sedikit tanah.
Pada 1930-an,
saintis amerika, Gerice dari Universitas California telah berhasil menanam
tomat dengan teknik hidroponik. Tomat tersebut tumbuh mencapai ketinggian 7,5
meter. Perkembangan teknologi greenhouse atau rumah plastic telah membantu
perkembangan teknik hidroponik sehingga aktivitas pertanian dapat dijalankan
sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Jadi, semenjak zaman dulu tanaman
menggunakan media Lain selain tanah, telah banyak dan berhasil dikembangkan.
Hasil
penelitiannya yang mudah dan praktis ini pun cepat diketahui se-antero Amerika.
Bahkan tentara-tentara Amerika yang dinas di pulau-pulau gersang dan terisolasi
pun ikut menumbuhkan tanaman sayuran di ruang tertentu dengan menggunakan
sistem hidroponik. Begitu pula di Jepang, yang didirikan segera setelah Perang
Dunia II berakhir untuk persediaan makanan bagi tentara pendudukan Amerika.[3]
Sejak saat itu,
banyak dibuat unit hidroponik yang berskala besar di Meksiko, Puerto Rico,
Hawaii, Israel, Jepang, India, dan Eropa. Dan lebih kompleks lagi, hidroponik
dijadikan sebagai bisnis besar dan diselenggarakan projek riset terhadapnya,
juga banyak berdiri perusahaan-perusahaan yang menaruh perhatian pada bidang
bercocok tanam paling logis di bumi dengan penduduk yang terus bertambah.
Sementara
saat ini, masyarakat cocok menanam tanaman secara hidroponik atau sering
dikenal dengan istilah hidroponik (hydroponics). Hidroponik adalah cara
bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Disini termasuk
juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya. Namun dengan menggunakan
air atau bahan porous lainnya, seperti pecahan genting, pasir kali, kerikil,
maupun gabus putih. Sepertinya metode hidroponik merupakan alternatif paling
aman. Dan mungkin hidroponik ini tidak akan menarik jika sistem tanah memiliki
kualitas yang baik, konsisten, dan semua penanaman cukup berinteraksi dengan
tanah.[4]
C.
Kelebihan
dan Kekurangan Bercocok Tanam Hidroponik
Adapun kelebihan dari
tanaman hidroponik yaitu sebagai berikut:
1. Penggunaan
lahan lebih efisien
2. Produksi
tanaman tanpa media tanah
3. Tidak
ada resiko untuk penanaman terus menerus sepanjang tahun
4. Kuantitas
dan kualitas produksi lebih tinggi dan bersih
5. Penggunaan
pupuk dan air lebih efisien
6. Periode tanam lebih pendek
7. Pengendalian hama dan penyakit lebih mudah
8. Tenga kerja yang diperlukan lebih sedikit.
Sedangka kelemahan
tanaman hidroponik yaitu sebagai berikut:
1. Membutuhkan
modal yang besar
2. Jika
ada tanaman yang terserang hama atau penyakit maka dalam waktu yang sangat
singkat seluruh tanaman akan terkena serangan tersebut,
3. Jumlah
asupan nutrisi yang sangat terbatas akan menyebabkan pelayuan tanaman yang
cepat dan stress yang serius.
4. Ketersediaan
dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit,
5. Memerlukan
keterampilan khusus.
D.
Faktor-Faktor
Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Budidaya
Tanaman Hidroponik
1.
Unsur Hara
Pemberian
larutan hara yang teratur sangatlah penting pada hidroponik, karena media hanya
berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana meneruskan larutan atau air yang
berlebihan. Hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 – 7.5 tetapi yang terbaik
adalah 6.5, karena pada kondisi ini unsur hara dalam keadaan tersedia bagi
tanaman. Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya
dalam larutan relatif tinggi. Termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, Mg,
dan S. Unsur hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasi yang rendah, yang
meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Kebutuhan tanaman akan unsur hara
berbeda-beda menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis tanaman (Jones, 1991).
Larutan hara dibuat dengan cara
melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat
digunakan untuk larutan hara, pemilihannya biasanya atas harga dan kelarutan
garam pupuk tersebut.
2.
Media Tanam Hidroponik
Jenis
media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Media yang baik membuat unsur hara tetap tersedia,
kelembaban terjamin dan drainase baik. Media yang digunakan harus dapat
menyediakan air, zat hara dan oksigen serta tidak mengandung zat yang beracun
bagi tanaman.
Bahan-bahan
yang biasa digunakan sebagai media tanam dalam hidroponik antara lain pasir,
kerikil, pecahan batu bata, arang sekam, spons, dan sebagainya. Bahan yang
digunakan sebagai media tumbuh akan mempengaruhi sifat lingkungan media.
Tingkat suhu, aerasi dan kelembaban media akan berlainan antara media yang satu
dengan media yang lain, sesuai dengan bahan yang digunakan sebagai media.
Arang
sekam (kuntan) adalah sekam bakar yang berwarna hitam yang dihasilkan dari
pembakaran yang tidak sempurna, dan telah banyak digunakan sabagai media tanam
secara komersial pada sistem hidroponik.
Komposisi
arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan C sebanyak 31%. Komponen
lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dalam jumlah relatif kecil
serta bahan organik. Karakteristik lain adalah sangat ringan, kasar sehingga
sirkulasi udara tinggi karena banyak pori, kapasitas menahan air yang tinggi,
warnanya yang hitam dapat mengabsorbsi sinar matahari secara efektif, pH tinggi
(8.5 – 9.0), serta dapat menghilangkan pengaruh penyakit khususnya bakteri dan
gulma.
3.
Oksigen
Keberadaan
Oksigen dalam sistem hidroponik sangat penting. Rendahnya oksigen menyebabkan
permeabilitas membran sel menurun, sehingga dinding sel makin sukar untuk
ditembus, Akibatnya tanaman akan kekurangan air. Hal ini dapat menjelaskan
mengapa tanaman akan layu pada kondisi tanah yang tergenang.
Tingkat
oksigen di dalam pori-pori media mempengaruhi perkembangan rambut akar.
Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: memberikan
gelembung-gelembung udara pada larutan (kultur air), penggantian larutan hara
yang berulang-ulang, mencuci atau mengabuti akar yang terekspose dalam larutan
hara dan memberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman untuk kultur
agregat.
4.
Air
Kualitas
air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman secara hidroponik mempunyai tingkat
salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm, atau mempunyai nilai EC tidak lebih
dari 6,0 mmhos/cm serta tidak mengandung logam-logam berat dalam jumlah besar
karena dapat meracuni tanaman.
E.
Jenis
Tanaman Yang Dapat Ditanam Secara Hidroponik
Jenis
tanaman yang dapat ditanam secara hidroponik, yaitu senagai berikut:
1. Tanaman
holtikultur : sawi, bayam, kangkung, strawberi dan lain-lain,
2. Sayuran
: sawi, tomat, wortel, brokoli, cabai, seledri, bawang putih, bawang merah,
bawang daun, selada, dan terong.
3. Buah
: melon, mentimun, semangka, strawberi, tomat, dan paprika.
4. Tanaman
hias : krisan, gerbera, anggrek, kaladium dan kaktus.[5]
F.
Teknik
Hidroponik
Terdapat
dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik. Yang pertama menggunakan
larutan dan satunya menggunakan media. Metode yang menggunakan larutan tidak
membutuhkan media keras untuk pertumbuhan akar, hanya cukup dengan larutan
mineral bernutrisi. Contoh cara dalam teknik larutan yang umum dipakai adalah
teknik larutan statis dan teknik larutan alir. Sedangkan untuk teknik media
adalah tergantung dari jenis media yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa,
serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai
pengganti media tanah.
Terlepas
dari teknik yang diterapkan, kebanyakan tempat talangan hidroponikterbuat dari
plastik, tapi bahan lain juga bisa dipakai termasuk bak beton, kaca, baja, kayu
dan bahan solid lainnya. Tempat penampungan harus dijauhkan daricahaya guna
mencegah pertumbuhan lumur di dalam air bernutrisi yang telah diisi. Berikut
uraian beberapa teknik hidroponik yang sering dipakai.
1. Wick System
Wick system merupakan
teknik yang paling sederhana dan populer digunakan oleh para pemula. Sistem ini
termasuk pasif dan nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah
menggunakan sejenis sumbu. Wick sistem hidroponik bekerja dengan baik
untuk tanaman dan tumbuhan kecil. Sistem hidroponik ini tidak bekerja dengan
baik untuk tanaman yang membutuhkan banyak air.
2.
Ebb & Flow System
Sebuah media
tumbuh ditempatkan di dalam sebuah wadah yang kemudian diisi oleh larutan
nutrisi. Kemudian nutrisi dikembalikan ke dalam penampungan, dan begitu
seterusnya. Sistem ini memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer. Pastikan
Anda menggunakan wadah yang cukup besar dan atur jarak antar tanaman agar
pertumbuhan tanaman tidak saling mengganggu.
3.
NFT (Nutrient Film Technique)
System
Sistem ini
merupakan cara yang paling populer dalam istilah hidroponik. Konsepnya
sederhana dengan menempatkan tanaman dalam sebuah wadah atau tabung dimana
akarnya dibiarkan menggantung dalam larutan nutrisi. Sistem ini dapat terus
menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air sehingga tidak memerlukan
timer untuk pompanya. NFT cocok diterapkan pada jenis tanaman berdaun seperti
selada.
4.
Aeroponic System
Kecanggihan
sistem ini memungkinkan Anda memperoleh hasil yang baik dan tercepat dibandingkan
sistem hidroponik lainnya. Hal ini disebabkan oleh larutan nutrisi yang
diberikan berbentuk kabut langsung masuk ke akar, sehingga tanaman lebih mudah
menyerap nutrisi yang banyak mengandung oksigen.[6]
5.
Drip System
Selain wick
system, sistem tetes (drip system) merupakan cara yang populer yang
digunakan dalam berkebun hidroponik. Sistem ini menggunakan timer
mengontrol pompa, sehingga pada saat pompa dihidupkan, pompa akan meneteskan
nutrisi ke masing-masing tanaman.
6.
Water Culture System
Dalam sistem
hidroponik ini, akar tanaman yang tersuspensi dalam air yang kaya nutrisi dan
udara diberikan langsung ke akar. Tanaman dapat ditempatkan di rakit dan
mengapung di air nutrisi juga. Dengan sistem hidroponik ini, akar tanaman
terendam dalam air dan udara diberikan kepada akar tanaman melalui pompa
akuarium dan diffuser udara. Semakin gelembung yang lebih baik, tanaman akar
akan tumbuh dengan cepat untuk mengambil air nutrisi.
G.
Prospek
Teknik Budidaya Hidroponik Didalam Bisnis
Berbicara
tentang usaha dalam bidang hidroponik tidak terlepas dari jasa Bp.Bob Sadino
yang dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan sistim bercocok
tanam sayur hidroponik di Indonesia. Sayuran hidroponik mulai diperkenalkan
oleh Bob Sadino di supermarket Kem Chick pada sekitar tahun 90-an. Sekarang,
sayur hydroponik dapat dibeli di beberapa supermarket terkenal. Harga sayur
hidroponik dipasang dengan 4 hingga 5 kali lebih mahal daripada harga sayur
biasa di pasar tradisional. Namun, karena sayuran hidroponik terbebas dari
pemakaian pestisida, proses tanam hingga panen yang berhigenitas tinggi, lebih
segar, dan packing yang lebih baik, sehingga sayuran hidroponik yang dijual di
beberapa supermarket selalu cepat terjual habis.
Dengan semakin
meningkatnya kesadaran masyarakat akan gerakan vegan/vegetarian dalam mengatasi
permasalahan pemanasan global, tentunya permintaan sayuran dan buah-buahan yang
berasal dari proses yang ramah lingkungan akan menjadi permintaan utama dalam
daftar konsumsi mereka.
Karena
terbatasnya persediaan, dan makin tingginya permintaan sayuran jenis hidroponik
ini sehingga peluang bisnis yang ramah lingkungan ini cukup baik untuk digeluti
oleh para pengusaha dalam skala yang besar, termasuk peluang ekspor ke pasar
negara tetangga yang permintaannya sangat tinggi, seperti Singapura dan
Malaysia.
Dari beberapa
referensi yang diperoleh, biaya investasi untuk penanaman hidroponik secara
komersial dengan skala kecil untuk luas tanah sekitar 100 m2 sekitar Rp 150
juta untuk pembuatan bak tanaman, bak penampung air, pipa saluran air, media,
cairan larutan, dan bibit tanaman. Pengembalian investasinya sekitar Rp 500
juta hingga Rp 750 juta per tahun. Suatu peluang usaha yang pantas untuk
digeluti!
H.
Teknik
Budidaya Hidroponik Terhadap Sayuran
Media hidroponik
yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -6.5. Selain itu media harus
porous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan dapat
dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman :
1. Media
untuk persemaian atau pembibitan
Untuk
persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang sekam atau rockwool.
Pasir halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan harganya murah, namun
kurang dapat menahan air dan tidak terdapat nutrisi di dalamnya. Media yang
biasa digunakan adalah campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau serbuk
sabut kelapa.
2. Media
untuk tanaman dewasa
Media
untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir agak kasar,
arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah arang sekam.
Keuntungannya adalah kebersihan dan sterilitas media lebih terjamin bebas dari
kotoran maupun organisme yang dapat mengganggu seperti cacing, kutu dan
sebagainya yang dapt hidup dalam pasir. Media arang sekam bersifat lebih ringan
namun lebih mudah hancur, penggunaannya hanya dapat untuk dua kali pemakaian.
Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau membuat sendiri.
3. Benih
Pemilihan
benih sangat penting karena produktivitas tanaman teranganutng dari keunggulan
benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih, yaitu tanggal kadaluarsa,
persentase tumbuh dan kemurnian benih. Pemilihan komoditas yang akan ditanam
diperhitungkan masak-masak mengenai harga dan pemasarannya. Contoh sayuran
eksklusif yang mempunyai nilai jual di atas rat-rata adalah tomat Recento,
ketimun Jepang, Melon, parika, selada, kailan, melon dan lain-lain.
Adapun
pelaksanaan dalam teknik budidaya tanaman hidroponik pada sayuran:
a)
Persiapan media semai
Sebelum
melakukan persemaian, sempuran media semai diaduk dahulu secara merata.
b)
Persemaian tanaman
c)
Persemaian benih besar
Untuk
benih yang berukuran besar seperti benih melon dan ketimun, sebaiknya dilakukan
perendaman di dala air hangat kuku selama 2-3 jam dan langsung ditanamkan dalam
wadah semai yang berisi media dan telah disiram dengan air. Benih diletakkan
dengan pinset secara horisontal 4-5 mm dibawah permukaan media. Transplanting
bibit dari wadah semai ke wadah yang lebih besar dapat dilakukan ketika tinggi
bibit sekitar 12-15 cm (28-30 hari setelah semai).
d)
Persemaian benih kecil
Untuk benih
berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan sebagainya cara persemaiannya
berbeda dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semai dengan media setebal
5-7 cm. Di tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering
steril secukupnya dan diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir
ditebarkan di atas permukaan media semai secara merata, kemudian ditutup dengan
media semai tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu permukaan wadah semai ditutup
dengan kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer kemudian simpan di
tempat gelap dan aman.Wadah semai sebaiknya dikenakan sinar matahari tip pagi
selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah benih
mulai berkecambah, kertas tisu dibuang. Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm
dipindahkan ke dalam pot/polybag pembibitan.
e)
Perlakuan semai
Bibit
kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan air
biasa. Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan penyakit
busuk.
f)
Pembibitan
Setalah
bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu
dipindahkan dari wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh dengan
baik. Caranya adalah dengan mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu
setelah semai) secara hati-hati dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian
tanam pada lubang tanam yang telah dibuat pada pot/polybag pembibitan.
g)
Transplanting/pindah tanam
Sebelum
dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu dengan
mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat
lokasi penanaman di dalam green house agar sterilitas media tetap terjaga.
Setelah wadah
tanam siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap dilakukan.
Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara perlahan-lahan
dan menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari
telunjuk dan jari tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara
transplanting bisa dilakukan dengan memotong/menggunting dasar polybag secara
horisontal.
h)
Penyiraman
Dilakukan
secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang dengan tangan
terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga penyiraman
tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai
berikut:
1)
Penyiraman manual
Penyiraman
dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Cara penyiramannya
adalah sebagai berikut:
a. Pada
masa persemaian
Cara penyiraman
untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer 4-5 kali sehari untuk
menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar digunakan gembor/emprat
berlubang halus atau tree sprayer.
b. Pada
masa pembibitan
Penyiraman
dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari dan ditambahkan larutan
encer hara.
c. Pada masa pertumbuhan dan produksi
Penyiraman
dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara setiap harinya.
2)
Penyiraman otomatis
Penyiraman dapat
dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation System, yaitu
sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga berasal dari pompa.
a.
Perawatan Tanaman.
Perawatan tanaman yang
perlu dilakukan antara lain adalah :
1.
Pemangkasan
Pemangkasan
dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air, atau cabang
yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento hanya dipelihara
satu batang utama untuk produksi.
2.
Pengikatan
Tanaman
yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang agar dapat
berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang tersebut
diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami).
3.
Penjarangan bunga (pada sayuran buah)
Penjarangan bunga perlu dilakukan agar
pertumbuhan buah sama besar. Namun hasil penelitian penjarangan bunga pada
ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil yang berbeda dengan perlakuan tanpa
penjarangan bunga.
4.
Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian
dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan pestisida.
5.
Panen dan Pasca panen
Dalam pemanenan
perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar diperoleh mutu yang
baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting panen. Cara
panen yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat
mengganggu produksi berikutnya.
Kriteria panen
masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dan tergantung dari
pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku, malah termasuk kriteria
buah afkir sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada proses produksi
perlu diperhatikan.
6.
Penanganan pasca panen
Pemasaran produk
hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan pasca panen.
Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau tidaknya produk
yang dihasilkan, terutama dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna, dan
ukuran). Perlakuan pasca panen sangat penting karena kualitas produk tidak
semata-mata dari hasil produksi saja, melainkan sangat tegantung dan ditentukan
oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistem penyusunan, metode pengangkutam
maupun selektivitas produk. Kerusakan produk dapat dikurangai dengan penanganan
pasca panen yang tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada
produk yang dijual.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hidroponik
adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan
dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang
mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan
batubata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah. Terdapat
dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik. Yang pertama menggunakan
larutan dan satunya menggunakan media. Selain itu ada beberapa teknik lain yang
sering dipakai dalam bercocok tanam hidroponik, antara lain dengan teknik Wick System, Ebb & Flow System, NFT (Nutrient Film Technique) System,
Aeroponic System, Drip System, dan Water Culture System.
Beberapa
Faktor Penting yang Harus Diperhatikan larutan nutrisi, media, dan oksigen.
Prospek usaha dengan menggunakan teknik budidaya hidroponik ini sangat bagus
sekali, jika teknik yang dijalankan sesuai dan benar, karena semakin tingginya
permintaan sayuran yang berkualitas tinggi di kalangan kita saat ini.
B.
Saran
Adapun saran
yang dapat kami berikan kepada pembaca adalah, pembaca diharapkan untuk dapat
mengembangkan teknik bertanam hidroponik secara maksimal. Hal tersebut
diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi pangan terutama jenis-jenis
tanaman holtikultur yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi walaupun dengan
keadaan lahan yang minim.
[1]
http://allriseyuliaa.blogspot.co.id/2016/10/12/makalah-hidroponik.html
[2]
http://duniausahadanpertanian-rangga.blogspot.co.id/2016/10/12/makalah-tanaman-obat.html
[3]
http://bnetpwj.blogspot.co.id/2016/10/12/makalah-hidroponik.html
[4]
Ibid.
[6] http://majalahasri.com/macam-macam-teknik-hidroponik/2016/10/12
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.g-excess.com/4457/2016/10/14/pengertian-dan-penjelasan-tanaman-hidroponik/
Comments