TIPS MENGHADAPI PERMASALAHAN PADA SAHABAT
#Basmallah
#Queto_30
Desember 2016/Jum’at
Udah lama ngak ngepos di blog ini. Hmmm... begitu
banyak kesibukkan yang gue lalui. Biasalah, gue selalu menyibukkan diri gue
dengan cara sokk sibuk. Salah satunya efek dari menjadi mahasiswa akhir di
salah satu Universitas yang ada di Kota Palembang. Dulu aktif... hehehe
aktifnya karena tugas kuliah. Sadar diri juga sih, ngak cuman tuntutan tugas
kuliah. Hobi nulis juga kok, and plus ada waktu kosongnya. Tapi sekarang agak
sedikit padet. Karena gue ngerasa rindu buat nulis, jadi kali ini gue pengen
ngeposst sesuatu yang jadi undek-undek gue saat ini.
Okey dear, gue yakin lho pasti pernah ngerasa sebelkan sama sahabat lho? "Ya, pernah",
jawabnya.
“Pernah juga ngerasa kecewakan sama
sahabat lho? "Ya, pernahlah", jawabnya lagi.
“Kalau gitu... pasti pernah marahankan sama sahabat lho? "Ouh...
kalau yang itu sih pasti pernah banget. Bahkan bisa dibilang sering",
jawabannya lagi dengan seksama.
“Terus kalau itu terjadi
gimana perasaan lho? "Ya, ngak enaklah pastinya,
sedih, dan ngerasa bersalah", jawabnya dengan kata yang
jujur.
Menurut gue kejujuran lho itu udah sangat baik. Sedikit
berbagi, Dear! Kalau gue sama sahabat gue lagi ada masalah, kita ngak pernah marahan
sampe lebih dari 3 hari buat sedieman. Pasti kita pernah tahu dunks... sama
hadist ini!
“Dari
Abî Ayûb al-Anshâriy, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam
‘bersabda; ‘Tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari
tiga malam di mana keduanya bertemu lalu yang ini berpaling dan yang itu
berpaling. Yang terbaik di antara keduanya ialah orang yang memulai mengucapkan
salam’. “(HR. Muslim, Hadits No. 2560)
Ini yang selalu jadi alasan terpenting kami untuk
ngak mau lama-lama marahan. lho bener, hal tersulit dan yang paling buat kita
nyesek itu, Ya... pada saat kita marahan sama sahabat kita sendiri. Jadi suka
mgerasa serba salah mau ngapain. Terkadang, kita memang butuh waktu untuk
sendiri. Baik itu buat menenangkan hati atau menjernihkan pikiran kita. Saat kita
ingin sendiripun, kita butuh waktu buat kroscek kesalahan kita sendiri saat
itu. Apa dia yang egois atau sebaliknya kita yang paling egois. Gue sadar,
pemikiran kita terkadang ngak selalu sama. Pasti beda toh? Tapi, gue juga yakin
kali ini lho pasti bisa sependapat sama apa yang gue pikirin. Karena masing-masing
kita, pasti punya parameter keegoisan yang berbeda.
Simpel sih, suka atau ngak suka. Biasanya kita
selalu berusaha untuk mengungkapkan hal yang ngak pahit dari lisan kita. Mau atau
tidak mau kita harus bisa ngedengin hal yang menyakitkan itu satu sama lain.
Memang sih, ngak mudah buat menerima kenyataan. Apalagi kalau kenyataan itu
harus kita denger dari kata-kata yang tidak membuat kita nyaman dan bahagia.
Tips pertama,
jika mengalami fase-fase sulit seperti ini. Kami biasanya membuka
hari kejujuran. "Ya,
walaupun kita tahu. Kalau kejujuran itu ngak berlaku hanya dengan satu
hari". Memang sih, itu kelihatannya ngak asik. Tapi setidaknya itu bisa
meringankan satu undek-undek yang ada di dalam hati kita. Tahu sendiri, kalau
mau diungkapin semua, pasti buanyakkkkk yang mau disampein ke sahabat kita.
Minimal, kita udah mengupayahkan untuk membuang satu keburukan yang ada di
dalam hati kita. Kalau semakin disimpen di hati, kan sakit rasanya. Bahaya juga
buat kesehatan hati kita. Yang ada malah bisa menimbulkan penyakit hati.
Hmmm... Penyakit hati yang ngak dibuat-buat aja udah ada, apalagi kalau yang
dirasa untuk dihadirkan. Bisa penuh dear!
Kalau kita mau ngerasa persahabatan kita itu
utuh, dan harmonis. Ya suka ngak suka kita harus jujur sama sahabat kita.
Karena kejujuran adalah kunci dari kebahagiaan seseorang. Ngak usah jauh-jauh
deh, kalau dirasa kita ngak suka sama sikap dan cara sahabat kita. "Ya
ngomong langsung ke dia, kalau kita ngak suka". Ngak usah sok baik, sok
tegar, and sok bisa ngadepin sikap dan caranya yang ngak sejalan sama kita.
Jangan mau bermuka dua. Why?
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya orang yang paling buruk disisi
Allah pada hari kiamat adalah orang-orang yang bermuka dua.” (HR.
Al-Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi).
Nah, sama diri sendiri aje kita kagak bisa jujur.
Apalagi mau sama orang lain. Kan jatuhnya kita bisa menzholimi diri sendiri.
Upss... Ini baru Tips yang pertama.
Lanjut! Kalau gue lagi ngerasa bersalah sama
sahabat gue. "Ya, gue minta maaflah". Walaupun kadang-kadang gue ngak
salah. Lagian nurunin gengsi demi menciptakan persahabatan yang harmonis itu
ngak salah kok! Coba, buang dulu deh, semua keegoisan kita. Jangan ngerasa die
aje yang egois. Terkadang lho juga egois. Hmmm... Kalau di dalam persahabatan
itu diibaratkan api semua. "Ya, kagak adem dunks hati kita". Nah...
Coba deh, sekali-kali lho harus mau jadi airnya. Walaupun dirasa ngak mungkin,
karena lho udah terbiasa menjadi sebuah api. Tapi pasti bisa kok! Yang penting
kita harus mengalah sesaat. Mengalah juga bukan berarti menjadi yang
kalahkan??? Sssst... Mungkin gue terlalu sok bijak disini. Hehehe... Ngak
apa-apalah buat memotivasi diri sendiri. Tips Kedua,
harus minta maaf dan saling memaafkan.
Tips yang
telakhir adalalah Do'a. Hmmm... Bukan sok religius sih, tapi
segala sesuatu yang terjadi di dalam setiap episode kehidupan kita. Semua udah
ada yang ngatur bro, n sist! Jadi ngak ada yang ngak tertulis dalam
sekenario-Nya. Mungkin kita binggung, kenapa dari dulu setiap kita bertemu and
berteman sama seseorang ada yang bertahan ngak sampe lama. Why?? Dan ada juga
lho... yang bertahan sampe lama. Tahu ngak kenapa?? Karena Dia lagi mau
menyeleksi siapa-siapa aje teman yang terbaik buat hidup kita. Bayangin kalau
dari dulu Sampe sekarang temen-temen kita ya... cuman itu-itu aje. Ada enak dan
ngak enaknya juga sih. Enaknya berasa udah kayak saudara/i sendiri, dan ngak
enaknya ya... itu die tadi. Terlalu lama buat makan ati. Kagak enak tahu! Tapi
ngak gitu juga sob, Karena Dia baik.
Jadi, Dia seleksi mana orang-orang yang pantas buat membersamai kita. Tahu
gimana cara-Nya menyeleksi temen-temen kita? "Ya, Dia menyeleksi
persahabatan kita melalui ujian. Jika kita gagal dalam melaluinya, maka Dia
akan menghadirkan orang-orang berikutnya yang akan menemani hari-hari kita.
Oke, kembali ke Do'a. Yupzzz, gue pernah ngerasa
ngak enak hati sama sikap dan cara sahabat gue yang dingin itu. Wihhh... Udah
kayak air es dunks kalau gitu. Kalau kayak gini, biasanya gue selalu dengerin
lagu Edcoustic "PERTENGKARAN KECIL". Di dalam persahabatan itu
rasanya ngak mungkin kalau kita ngak diuji sama masalah. Pasti kita akan
melewati masa-masa itu sesuai dengan kapasitas kita untuk menghadapinya. Kalau
lagi berantem sama sahabat sendiri itu rasanya sakit bangeeeeettt dear, sedih
juga. Biasa dihadapin sama masalah yang kayak gini. Biasanya pas lagi dengerin
lagu itu, gue menyelipkan Do'a yang paling tulus buat persahabatan kita. Gue
suka minta sama Dia dengan Do'a yang apa adanya. Sesuai sama kebutuhan gue saat
itu. Gini lho : "Allah engkau lebih tahu mana yang terbaik untuk hidupku,
lebih tahu mana orang-orang baik yang akan membersamaiku. Jika dia bukanlah
orang yang terbaik bagi hidupku maka jauhkanlah kami dengan cara yang baik, dan
akhiri pertemanan kami dengan cara yang baik juga". Cuman itu sih isi dari
Do'a gue buat sahabatku.
Fiks... waktu ikuttan majelis gue pernah denger
tentang keutamaan Do’a dari kejauhan. Jadi, dari Abu Darda, Rasulullah SAW
pernah bersabda : “Sesungguhnya do’a seorang muslim bagi saudaranya di tempat yang
berjauhan dikabulkan. Pada kepalanya terdapat malaikat yang diutus, setiap kali
dia mendo’akan saudaranya dengan kebaikan, malaikat itu berucap “Amin”, dan
bagimu seperti itu.” (HR. Muslim)
Wihhh... masih ngak percaya!!! Hmm... kalau gue
sih percaya-percaya aja. Soalnya real, gue selalu percaya sama kekuatan sebuah
do’a. Apapun yang gue butuhin pasti Dia kabulin.
So! sekuat apapun kita mengharapkan seseorang
untuk membersamai kita. Jika Dia tahu dia bukanlah yang terbaik untuk hidup dan
pribadi kita. Maka, Dia akan memisahkan kita darinya. "Ya, dari kehidupan
kita". Intinya apa? Tidak ada satu orangpun yang bisa mengkuatkan dan
mengikatkan tali persaudaraan dan persahabatan diantara kita kecuali Dia (Allah
yang Maha Esa). Why? Karena Dia lebih tahu sama apa yang kita butuhkan daripada
apa yang kita inginkan. Terkadang kita menginginkan sesuatu. Tapi bisa saja
sesuatu yang kita inginkan itu belum tentu menjadi yang terbaik untuk pribadi
dan hidup kita. Bisa saja hal yang kita tidak inginkan justru menjadi bagian
terbaik dalam kehidupan kita. Semua tergantung ikhtiar, dan Do'a kita teruntuk
sahabat kita. Jika kita benar-benar tulus dalam mencintai saudara atau sahabat
kita karena Allah.
Percaya deh dear! tidak ada satu orang pun
yang bisa menghalangi jalan kita, dan memisahkan kita darinya dari kehidupan
kita. (Dian’s_Pena)
Oke dear, cukup segitu aja deh Tips dari gue
untuk kalian semua dalam membina persahabatan yang utuh. Semoga bisa
bermanfaat. Love2 deh guat sahabat gue.
Comments