Hanya Hamba Allah
BACA, LIKE, KOMEN, SHARE, OKE LANJUTKAN!
HANYA HAMBA ALLAH
Aku bukanlah orang yang sempurna dan baik. Tapi, aku hanya berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik. Aku juga bukan orang yang alim (berpengetahuan luas, mengetahui banyak hal, kaya akan hafalan qur’an maupun hadist, serta paham agama, dan seperti apa yang kalian bayangkan. Semua ekspektasi kalian adalah salah! Siapa Aku? “Ya, Aku hanyalah seorang Hamba Allah. Aku hanya berusaha untuk mempelajari itu semua. Sedikit dan semampuku. Walaupun Allah tak memberikanku jatah yang lebih. Pengetahuanku hanya sedikit teman. Itulah Berkah dari-Nya yang kuterima.
Kita pasti tahu, dan pernah melihat sebuah gelas yang berisi air. Maka, jika Aku mencelupkan jariku ke dalamnya. Lalu Aku angkat jariku keluar dari gelas tersebut. Aku tak bisa mendapatkan lebih banyak airnya. Aku hanya memperolehnya setetes. Tidak lebih dari itu. Tapi, apakah aku harus merasa sedih? Marah, serta berpikir bahwa Allah itu tak adil. TIDAK! Bukan seperti itu! Aku cukup mensyukuri apa yang aku dapat saat ini. Aku akan menjadikannya sebagai motivasi terbesarku. Bahwa aku harus selalu belajar. Belajar, dan belajar! Artinya hanya sebatas itu saja berkah dan keridhoan-Nya dari apa yang tlah Aku upayahkan dengan caraku mempelajari ilmu-Nya.
Aku mengingat tentang firman Allah SWT yang menjelaskan : “Bacalah! Dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. (QS. Al-Alaq: 1-2) atau Read! In the name of your lord who created.”
Kenapa Allah berfirman sepeti itu? Kenapa?
Jika kita pahami maksud ayat tersebut. Allah ingin kita membaca. Karena untuk belajar memahami semuanya kita harus membaca. “Ya, membaca banyak hal. Mulai dari hal-hal yang kita anggap kecil maupun besar. Berarti atau tidak berarti. Sukai atau tidak kita sukai, dan masih banyak lagi sesuatu hal yang belum kita mengerti. Kita harus membaca semua itu, dan memahaminya. Mempelajarinya sedikit demi sedikit. Berproses lebih tepatnya. Semoga kita bisa tetap istiqamah untuk mempelajarinya dan mengamalkannya.
Jika suatu saat nanti kami berusaha untuk mengamalkan apa-apa yang tlah kami pelajari dari hasil membaca dengan sedikit demi sedikit. Tolong! jangan vonis kami dengan kata “Sok Pinter, Sok Alim, bahkan yang lebih parah lagi, mereka menanggap kami sebagai santri atau anak pondok pesantren. Pernah belajar kitab kuning, hafal banyak surat dan ayat al-Qur’an serta hadist, dan masih banyak lagi ekspektasi yang terlintas dipandangan mereka. Hanya karena kita beda harokah, dan ideologi, lalu mereka berkata : “Kami adalah Santri, anak pondok pesantren tuh, tapi kami tidak seperti kalian tuh! Sebegitunya untuk taat.”
Nyesss... rasanya sedih banget dibilangin kayak gitu. Kalau orang yang lemah, yang tadinya niat mau hijrah. Percaya deh, bakal ngak jadi hijrah itu orang saat dengar statement tersebut. Bisa-bisa down dan turun motivasinya saat hendak ingin melangkah. Sudah cyuttt duluan nyalinya, karena merasa tak dihargai. Mau melangkah dalam kebaikan berasa berat langkahnya. Hmmmm... jika kalian tidak bisa menerima kami sebagai teman kalian. Setidaknya hargailah proses kami. So! Buat kita semua yang baru hijrah. Kita harus semangat. Jangan pernah mundur dalam kebaikan. Saat kita mendapati kebaikan dari-Nya. Jangan pernah ragu untuk mengambilnya. Walau hanya sedikit. Terimalah dulu! Maka kita akan mendapatkan kebaikan yang lainnya. Kebatilan aja bisa segitu yakin dengan keberhasilannya tuk berbuat batil. Kenapa untuk berbuat dan melangkah dalam kebaikan kita tak begitu yakin dengan kebaikan dari-Nya? Semangat teman.



Comments