Cerpen Kucing Kesayangan

Baca, Like, Comen, dan Share!

Perempuan itu tahu, Ayahnya Tidak begitu Menyukai Kucing.

Entahlah, Persepsi Apa yg membuat Ayahnya tidak Suka Pada Hewan Kecintaan Rasulullah ini?
Mungkin Ayahnya punya Trauma tersendiri? Tapi, Ayahnya juga Tahu  betul! Bahwa Mereka Sangat Menyayangi  Kucing, Ibu, kedua Adiknya, dan Dia!

Jika tidak ada Ayah perempuan itu, Mami Kucing dan Baby Axasian biasanya tidur di kasur adiknya yg bungsu. Trpatnya di ruang tengah (ruang nonton tv keluarga). Kalau melihat Baby Axasian yg sedang tertidur pulesssss,  itu rasanya menenangkan. Ibu dan Kedua Adiknys suka bermain bersama Kucing, serta mengelus-elusnya. Tapi Kalau Ayah sudah Pulang dari Majelis, Ibu perempuan itu Cepet-cepet Membawa Baby Axasian Ke Dapur. Ibu telah menyiapkan Selembar Kain Hangat untuk Anak Kucing, di bawah tiang penyanggah dapur.

Malam. Seperti Biasa, Perempuan itu suka Insomnia. Kelihatannya melelahkan dan tidak terlalu menyenangkan. Salah satu hal tersulit ialah menjaga pola tidur yg sehat. Tapi Syukurin Aja, Paling Kalau Susah tidur Rutinitasnya diisi dengan Menulis, Membaca Buku, Meresensi Buku yg sudah dibaca, Mengetik Beberapa Planning atau Target Untuk Masa depan, atau melaksanakan . . .

Malam itu, Baby Axasian sudah tertidur pulas di Dapur. Dijagain Sama Mami Kucing, dipeluk dengan Hangat. Ruang tengah sudah terkunci.

Saat Menjelang Pukul 1.30. Perempuan itu Mendengar suara yg cukup rusuh dari atas genting. Jejak Kaki Berjalan,  Suara itu semakin mendekat, dan terdengar cukup berisik. Ternyata itu Suara Mami Kucing, yg menyerobot Masuk ke Sudut Kamarku Melalui lubang ventilasi yg sangat kecil. Lumayan Tinggi Posisinya. Masya Perjuangannya.

Perempuan itu hanya bisa terdiam, dan terkesima melihat usahanya yg gigih. Mami Kucing pun berjalan ke luar kamarnya. Entah mau kemana Si Mami Kucing.

"Meong...Meong...Meonggg". Suaranya terdengar dari kamar Ibu, sepertinya ia ingin memanggil Ibu. Agar Membukakan Ruang Tengah Untuk Anaknya Masuk.

"Meonggg...Meongggg...Meonggggg." Lagi, lagi, dan Lagi. Makin keras Suaranya. Tapi sepertinya tidak ada yg menghiraukan suara raungannya. Mungkin Karena semua orang sudah tertidur pulas.

Hati Kecil Perempuan itu seperti menaruh iba. Mendengar raungan Mami Kucing. Malam itu, hal yg ia pikirkan ialah. Si Mami Kucing Sudah berusaha keras menerobos masuk ke rumah, berjalan dari atas genting yg satu ke yg lainnya. Ia sudah berusaha memanggil tuannya agar Membukakan pintu untuknya, dan satu anaknya (Baby Axasian). Lalu, bagaimana mungkin perempuan itu bisa mengabaikan Mami Kucing? Anak Kucing Pasti Sendirian di dapur, Bagaimana jika ada tikus yg memangsanya??? Semua kekhawatiran, dan rasa takut itu memenuhi kepalanya. Satu hal yg perempuan itu tahu, Ayah pasti sudah tertidur pulas. Sampai-sampai tak mendengar raungan Mami kucing. Al-hasil, perempuan itu berjalan ke luar kamar dengan cara mengendap-endap. Menuju ruang tengah, lalu membuka pintu ruang tengah tersebut. Hmmm... Pandangan perempuan itu,  itu hanya tertuju pada satu titik. Tiang Penyanggah, dan Kain Hangat tempat Baby Axasian tidur. 

"Opssss... Baby Axasian tidak ada disana, betapa khawatirnya dia. Melihat seisi ruangan, ternyata ia melihat Baby Axasian di sudut kiri dapur. Ia sangat ketakutan. Ternyata Baby Axasian tidak bisa tertidur pulas, dan tenang." Sementara Baby Axasian mengawasi kedatangannya.

Tanpa pertimbangan yg panjang seperti sebelumnya, Perempuan itu Mengendong Baby Axasian. Sambil mengelus2 kepalanya. Karena Khawatir Ayahnya terbangun, jadi perempuan itu berjalan mengendong anak kucing tersebut ke kamarnya dengan cara mengendap-endap. Sesampainya di Kamar, Perempuan itu mengambil kain Hangat. Ya, Satu Jilban berwarna Birel untuk anak Kucing. Alhamdulillah, Anak Kucing dan Mami Kucing bisa berkumpul bersama, dan tertidur pulas.

Bersambung...


Comments

Popular Posts