ADAB BELAJAR AL-QUR'AN

Baca, Like, Comen, dan Share!



Assalamualaikum,
Apa kabar Sobat???
Beberapa pekan lalu, gue menghadiri sebuah Majelis Taklim. Agendanya seperti biasa. Dimulai dari:

1). Pembukaan,
2). Tilawah,
3). Setor Hafalan dan Infaq,
4). Baca Hadist dan Artinya,
5). Tausyiah,
6). Tanya-jawab,
7). Mutaba'ah, dan
8). Penutup.

Sebelum terlalu jauh. Ada Amanah yang harus kita tunaikan Sobat! "Ya", Kewajiban terhadap diri kita sendiri. Misalnya kewajiban Sobat terhadap hatinya dengan cara membaca Al-Qur'an.

Al-Qur'an adalah sebuah kitab yang harus dibaca, bahkan sangat dianjurkan untuk dijadikan sebagai bacaan harian. Karena Tilawatul Qur'an (Membaca Al-Qur'an) merupakan amal ibadah yang mendapatkan pahala Allah SWT. Selain mendapatkan pahala. Bacaan Al-Qur'an menjadikan hati terasa sejuk dan damai.

Al-Qur'an juga merupakan landasan hidup manusia yang memiliki keistimewaan, yang tidak dimiliki oleh kitab-kitab yang lain. Hal ini terbukti, bahwa Tilawah Al-Qur'an bukan sekedar zikir. Tilawah Al-Qur'an juga sekaligus tadabbur (perenungan), tafakur (pemikiran), dan ta'amul (penghayatan) terhadap kandungan ayat-ayat Allah yang lebih luas lagi. Agar hati tetap penuh diisi hidayah, alangkah baiknya kita juga  memahami Adab-Adab dalam Belajar Al-Qur'an.

Adab Belajar Al-Qur'an diantara Sebagai berikut:

1). Niat Karena Allah SWT
Dalam proses belajar-mengajar kitab Suci ini diharapkan semua peserta meluruskan niat untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT. Sebab, pahala pekerjaan ditentukan niatnya.

Seperti yang dijelaskan dalam Hadits Arbain An-Nawawi:
Amirul Mukminin Abi Hafsh Umar bin Khattab ra. Berkata, Aku mendengar Rasulullah Saw. Bersabda,
"Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai niat dan setiap orang mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang berhijrah hanya karena Allah dan Rasul-Nya. Maka hijrahnya itu menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ia harapkan atau karena wanita yang ia nikahi, maka hijrahnya itu menuju yang ia inginkan". (Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits: Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari dan Abu Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairy An-Naisaburi, di dalam kedua kitab tershahih diantara semua kitab hadits).

Lalu, berusaha menghadirkan hati dan jiwa yang suci pun harus disertai dengan keadaan yang suci zhohir (berwudhu).

2). Ikhlas
Belajar dan menuntut ilmu itu perlu keikhlasan didalamnya. Tidak memandang usia, kelompok, pendidikan atau latar belakang lainnya antara guru dan peserta atau sesama peserta tahsin Tilawah.

3). Banyak Berdoa
Berdoa adalah suatu ibadah yang bersumber dari rasa membutuhkan seseorang. Rasa membutuhkan dan cinta pada Al-Qur'an bersumber dari iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sehingga makin baik iman seseorang akan semakin ia banyak berdoa kepada Allah SWT. Termasuk dalam proses belajar Al-Qur'an. Karena sesungguhnya ilmu hanyalah milik Allah, dan hanya kepada Allah-lah kita meminta kefahaman.

4).  Saling Menghormati
Dalam proses belajar Al-Qur'an hendaknya kita pun harus belajar menghargai dan menghormati serta saling menumbuhkan rasa berkasih sayang karena Allah semata.

5). Teguh/Istiqamah/Sabar
Dalam proses belajar Al-Qur'an/tidak layaknya semua penuntut ilmu harus teguh/istiqamah/sabar dengan berbagai godaan dan cobaan, seperti:

a). Merasa sibuk atau tidak ada waktu belajar,
b). Tidak percaya diri bahwa dirinya akan mampu membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar,
c). Memiliki keterbatasan dalam hal financial atau biaya, jadi enggan untuk belajar,
d). Jarak tempat tinggal yang jauh,
e). Dan lain sebagainya.
Semoga Allah memudahkan setiap langkah kita dalam kebaikan dari-Nya.
Nah, Sobat!!! Mungkin itu aja Share dari gue hari ini. Semoga bermanfaat.

Sumber:
Keakhawatan 1/Cahyadi Takariawan, dkk; Editor: Wahid Ahmad, Darsim Ermaya Imam Fajarudin.--- Surakarta: Era Adicitra Intermedia, 2014.
Pedoman Dauroh Al-Qur'an: Panduan Ilmu Tajwid Aplikatif/Abdul Aziz Abdur Rauf Al-Hafizh, LC; Editor: Rifqi Umar S.EI, Riki Abu Qowwam.---Jakarta Timur: Markas Al-Qur'an, 2017.
Terjemah Hadist Arbain An-Nawawi/Imam An-Nawawi; Penerjemah: Nihil Dhofir, LC.; Editor: Tim I'tishom.---Jakarta Timur: Al-I'tishom Cahaya Umat, 2008.


Comments

Popular Posts