Quetos Vidhia, Penghujung Rindu Dan Haru
Vidhia perempuan biasa yg bertemu seorang pemuda yg Masya Allah dalam hidupnya.
"Bir, kenapa sih. Kok nggak ada yg mau sama Aku gitu?"
"Maksudnya gimana Vid?"
"Iya. Aku udah capek berjuang sendiri dengan sekompleks permasalahan hidupku dan keluargaku. Rasanya diusia ke 25 ini Aku pengen cepet-cepet nikah. Biar ada yg nemenin, nguatin Aku, ibadahnya lebih maksimal lagi, dan biar ada yg ngebimbing Aku. Apa segitu takutnya mereka sama Aku, kok nggak ada 1 pun lelaki yg serius ngajak Aku nikah gitu. Chattingan sama lelaki aja Aku nggak pernah."
"Iya, bagus dongs Vid. Meding gitu. Daripada hidup dalam kata-kata manis lelaki. Nyatanya malah cuman omdong. Giliran ditantang serius, pada mundur teratur. Sabar aja, nanti juga waktumu akan segera tiba. Biasanya yg diem-diem kek gini, nikahnya cepet."
"Aamiin ya rabbal Aalamiin. Iya, Aku sih maunya gitu. Udah capek berjuang sendiri. Bir, kalau Aku nikah duluan gimana?"
"Iya, nggak apa-apa sih. Kalau jodohmu udah datang. Aku juga nggak bisa ngelarang. Selagi itu baik. Aku tetep support kok."
***
BERKAH RAMADHAN. 1 Tahun berlalu.
Mbak Vidhia, Pekan depan kita ada agenda Jelajah Alam. Apa Mbak Vidhia bersedia ikut. Alhamdulillah, kita sedang menjalin silaturrahmi dengan pemuda-pemudi yg ada di berbagai desa di kabupaten kita. Jika Mbak, Vidhia berminat nanti Saya coba meminta ijin pada orangtua Mbak Vidhia.
Awalnya Aku ragu dengan kegiatan tersebut. Jujur, kegiatan Jelajah alam (Paiker) seperti itu tidak pernah ku ikuti sebelumnya. Alhamdulillah, lagi-lagi pemuda itu meyakinkanku bahwa dialah nantinya yg akan bertanggungjawab untuk meminta ijin pada orangtuaku.
Sabtu, 2020.
Pemuda itu dateng ke rumah hanya untuk menemui Bapak. Mungkin awalnya terasa canggung. Tapi dengan niat yg baik. Tanpa basa-basi panjang. Refleks Pemuda itu langsung berbicara kepada Bapak.
"Pak, maaf. Ken kesini mau meminta izin. Mbak Vidhia untuk mengikuti jelajah alam (Paiker)."
Sejak awal kedatangannya ke Rumah kami. Jujur, Bapak sudah memberikan Kepercayaannya kepada Pemuda itu. Bapak, mengenal Ken sebagai Pemuda yg baik. Dia seorang aktivis dan pengiat sosial, seorang relawa di salah satu lembaga Zakat ternama. Bahkan pelopor pemuda-pemudi di desanya di bidang literasi, dll. Jadi kurasa, kedatangan yg kedua kali ini ke Rumahku tidak cukup berjuang. Alhamdulillah, sore itu Bapak memberikan respon yg cukup baik pada Ken. Respon Bapak, terserah Vidhia saja. Asal nggak ngeluh capek. Karena Vidhia ini, nggak pernah ikut kegiatan seperti itu sebelumnya. Bapak mengijinkan. Nah, tinggal Vidhia. Mau atau tidaknya?
Comments