Quetos Vidhia, Pulang Kembali Ke Puncak Harapan

Baca, Like, Comen, dan Share!

PULANG, KEMBALI KE PUNCAK HARAPAN




Januari 2018,
Qadarullah, Studiku di Palembang selesai dengan apa yg ku ikhtiarkan. Berhari-hari sebelum kepulanganku ke Desa, Ibu selalu bertanya-tanya. Kapan Aku pulang? Sementara hampir tiap jam handphoneku berbunyi, ternyata itu panggilan dari Ibu. "Vidhia Ibu rindu." Kau tahu, mendengarkan suara lembut itu membuatku semakin tak berdaya. Ada tangis yg ku sekap dalam relung hatiku. Semenjak Ibu Sakit, keberadaanku di Pelembang menjadi beban tersendiri. Fokusku hanya satu yaitu Pulang. Aku paham bagaimana kekhawatiran Ibu, saat tidak ada diriku di Rumah? Aku mulai meluruskan niat, bahwa ketika orangtua Ridho, maka keridhoan Allah pun akan mengiringi perjalanan hidupku.

Aku tidak tahu, pekerjaan apa yg akan ku dapatkan disana setelah pulang? Mimpi-mimpi apa yg ingin ku wujudkan disana?
Tetapi yg selalu kuyakini di dalam hati ini, bahwa Aku tak perlu khawatir dengan masa depanku, apalagi hanya untuk sekedar keresahan dalam hal pekerjaan. Toh, Kasih dan Sayang Allah itu Maha Luas. Maka, wajar jika seketika Allah mengabulkan apa yg menjadi harapan sederhanaku saat itu untuk tercapai.

Alhamdulillah, kehadiranku di Rumah memberikan dampak positif bagi kesehatan Ibu. Aku melihat senyum, semangat, dan kebahagiaan Ibu kembali normal. Ibu mendukung apapun yg ku lakukan disini.

Beberapa bulan kemudian tawaran pekerjaan di kantor desa pun datang. Lalu pihak keluarga memintaku untuk mengabdi di salah satu rumah Tahfiz sebagai tenaga pengajar. Jujur, awalnya Aku merasa pesimis dan tidak mampu. Karena Aku tidak memiliki potensi di bidang itu. Beberapa teman-teman seperjuangan di Kampus menguatkanku. Bahwa ini adalah peluang kebaikan yg harus ku ambil. Belajar setingkat demi setingkat. Mengamalkan Ilmu yg ku dapat dari pondok, dan di bangku kuliah untuk bisa ku terapkan disini adalah sebuah harapan baru. Membina anak-anak adalah hal yg pernah ku lakukan saat masih KKN dulu, kini harus ku lakukan juga disini. Kemudian berbagai tawaran mengajar private pun datang membanjiri. Aku mengambil satu persatu peluang kebaikan yg Allah berikan kepadaku itu dengan hati yg senang, dan penuh kelapangan. Management waktu yg baik, mampu membuatku melakukan semua aktivitas itu.

Alhamdulillah,
3 tahun berjalan,
Tidak ada hal lain yang bisa dilakukan diantara kejenuhan hari-hari lalu. Selain membuat hari-hari itu menjadi lebih bahagia. Mungkin takaran kebahagiaan menurut kita berbeda. Kalau Aku lebih ngerasa bahagia saat We Care, We Share.
Bagaimana caranya Aku bisa membuat waktuku menjadi lebih Produktif lagi dari sebelumnya?? Allah Bantu, dan memudahkan semuanya.

***




Comments

Popular Posts