CERPEN A

Baca, Like, Comen, dan Share!

Pulih,

11 hari setelah kealfaan itu, 
3 hari pertama dalam 1 waktu. Reyna bisa merasa lebih kuat dan lemah sekaligus, saat terfokus pada asumsi yg masih di atas awang. 

Apa ini yg namanya jawaban di setiap tengadah tangan itu?? Terlalu dini untuk menyerah hanya karena rasa nggak yakin untuk melangkah. Susah mengelolah rasa jika hanya mengharapkan kerinduan di larik samar, walaupun hanya sekedar sapa. Toh, pada akhirnya ini hanya masalah waktu. Reyna sadar terfokus pada asumsi, nggak akan membuat moodnya membaik. Cukup meyakinkan diri sendiri, sebelum mundur teratur ataupun ragu mengangah rongga paling dalam di relung hati. Ahh sudahlah! Sepertinya Reyna perlu berpikir positif, lebih tepatnya berbaik sangka pada-Nya. "Wallahu alam" jawaban simple dari seorang senior kepadanya saat itu. 

"Assalamualaikum"
Pesan yg belum berbalas namun sudah ditarik ulang, lantaran di hapus. Sepertinya nggak perlu kirim pesan. Abaikan! Udah terkirim ternyata, meskipun ke hapus, dia masih bisa baca isi pesanmu kok. Reyna tahu, tapi pura-pura nggak tahu. Kadang Reyna suka lucu sendiri sama keanehan yg dibuat olehnya. Nggak jelas emang. 

***

Aku mempercayai Semesta tidak akan mempermainkan orang yg senantiasa meminta pada-Nya. Sebuah kalimat yang tertera pada buku "Separuh Genap" Karya Wety Artika menjadi motivasi bagi Reyna untuk tidak terlalu khawatir dengan sesuatu yg masih lekat dalam asumsinya. Berkali-kali saja kamu ketuk pintu langit. Pasti DIA selalu punya cara untuk membukanya. Cukup! Kalimat penghibur yg membuat Reyna mantab menjalani hari ke proses selanjutnya. 

Seminggu ini, Reyna disibukkan dengan aktivitas Kampus. Menyelesaikan studi mengarap skripsi. Alhamdulillah, Reyna Lupa sama asumsi demi asumsi beberapa hari lalu yg melemahkan semangatnya. Bener-bener lupa. Mungkin karena dia terlalu sibuk. Tips, biar amnesia sesaat. Candaan ringan ya?? Hihihi...

Bersambung...

Temaran,
Ada yg benar-benar datang tanpa mengetuk pintu hatimu, tapi Tuhan sediakan ruang penerimaan paling lapang di hatimu untuk mempersilakan kedatangannya, tanpa penolakan apapun. Seketika saja. Mudah bagi-Nya, dan kamu hanya cukup peka pada cara-Nya. 

2 Desember 2017,
Pukul 21:02 sebuah nada dering masuk dalam notifikasi handphonenya. Tanpa menunggu lama, Reyna menjangkau sebuah handphone yg ada di atas tumpukan buku-bukunya. Kamar adalah tempat ternyaman bagi Reyna untuk melepas lelah, dari penatnya rutinitas dunia kerja. 

"Assalamualaikum, bagaimana kabar hati hari ini?" Suara lembut itu menyapa Reyna, dan Reyna menjawab salam Vidhia, tanpa menjawab pertanyaan selanjutnya. 

"Berproses Rey, kamu nggak harus mengikuti semua proses pembelajaran itu sekaligus. Rileks, dan jangan dzhalim sama diri sendiri. Aku yakin, kamu Mampu kok."

Mata Reyna saat itu berkaca-kaca. Sebenarnya yg menjadi problem bagi seorang Reyna bukan statement itu. Tapi Reyna masih belum bisa berbicara banyak. Reyna terkesima dengan cara semesta Bekerja. Bagaimana bisa disaat yg tak terduga, sahabatnya itu menelpon dirinya, lebih tepatnya di momen yg pas. Ketika kondisi hatinya sedang tidak baik-baik saja. 

Beberapa pekan sebelumnya, Reyna sudah berusaha untuk menghubungi Vidhia, tapi tidak ada kode apapun yg bisa dipahami bagi seorang Vidhia. Mungkin dia sibuk. Karena semenjak menikah, Reyna merasa tidak ingin lagi merepotkan Vidhia untuk menampung semua keresahannya, dan sekelumit permasalahan hidupnya kepada Vidhia. 

Tapi, malam itu Vidhia menemani kesedihannya. 

"Aku yakin Tuhan mempersiapkan hal terbaik buatmu di hari esok. Sekarang selesaikan saja apa yg harusnya diselesaikan. Kamu tahu Rey, kesalahanmu dari dulu sampai sekarang adalah selalu fokus pada satu hal yg nggak penting. Lepaskan beban itu, perlahan. Kita usahakan bersama ya, bagaimana???"

Reyna hanya mendengar nasihat itu dengan menangis tersedu-sedu. Vidhia tahu betul, bahwa selama ini Reyna adalah perempuan yg cukup kuat, tegar, dan salah satu orang paling sabar yg dia temui. Tapi malam itu, Reyna benar-benar menangis. 

Bersambung...

***

Pulih,

Aku Punya Allah, dia juga punya Allah. Konsep menjauh untuk menjaga. Bukankah itu adalah sebuah pilihan yg tlah disepakati bersama. Aku punya Allah, dia juga punya Allah. Sejauh apapun langkah kakinya menjauh, tanpa sapa. Bukankah, Aku masih punya sejuta doa yang menjadi senjataku kala itu. Doa mampu menganulir takdir kan?? Aku hanya bisa memperbaiki imanku, lalu menjaganya erat-erat. 

11 Hari tanpa kabar. Reyna sangat memahami kesibukkan rutinitasnya. Setelah tragedi penarikan pesan itu, Reyna berusaha biasa-biasa saja. Lebih tepatnya nggak terlalu fokus pada satu titik fokus. 

17 Desember 2017,
Teruntuk kesekian kalinya. Target penarikan pesan masih menjadi kebiasaan Reyna. 2 pemakluman saat itu terjadi. Reyna aneh, dan ada hal lucu ketika dia menarik ulang sebuah pesan yg telah terkirim. 

"Maaf ya, jadi nangis seperti ini. Rasanya plong. Ternyata nggak enak ya, kalau nangis ditahan." Reyna merespon nasihat Vidhia dengan nada suara yg tersedu-sedu, lantaran masih menangis.

"Nggak apa-apa, nangis aja. Ada yg rindu sama rintihanmu. Udahlah, jangan sok tegar gitu. Udah waktunya kamu nangis. Nangis kan tanda kelembutan hati seseorang. Semangat, jangan sedih lagi."

***

Pulih,
Janji Allah tak pernah mengecewakan, dan bila kamu masih merasa kecewa, itu tandanya ada yg salah dengan imanmu. 

11 Hari tanpa kabar. Reyna sangat memahami kesibukkan rutinitas Syam. Setelah tragedi penarikan pesan itu, Reyna berusaha biasa-biasa saja. Lebih tepatnya nggak terlalu fokus pada satu titik fokus. 

23 Maret 2017,
Teruntuk kesekian kalinya. Target penarikan pesan masih menjadi kebiasaan Reyna. 2 pemakluman saat itu terjadi. Reyna aneh, dan ada hal lucu ketika dia menarik ulang sebuah pesan yg telah terkirim. 

"Mbak, Ikut ke Gramedia yuk?" Ujar Zee kepada Reyna. 

"Kapan?"

"Ahad ini Mbak, udah lama kan kita nggak bersua. Pasti di Gramedia banyak buku-buku yg murmer menarik hati. Mumpung lagi promo Mbak. Siapa tahu kita dapat buku-buku yg bagus." Bujuk Zee kepada Mbak Reyna. 

"Memang lagi promo ya?? Tanya Reyna. 

"Iya. Mbak, nanti pergi ke Gramedianya sama siapa?" Zee membalas pesan Mbak Reyna. 

"Insya Allah. Sama Dion. Sepertinya Ahad ini dia juga ada planning ke Gramedia. Biasa mau cari buku-buku referensi ujian sidang nanti." 

Dion adalah adik lelaki Mbak Reyna. Seusia Zeemelani. Saat tahu, Mbak Reyna berniat mengajak Dion. Disitu hati Zee dipenuhi dengan bunga-bunga. Betapa tidak, ia akan bertemu dengan orang yg dikaguminya. Cowok cuek, jutek, tapi cool. Dion, yg nggak pernah protes kalau Mbak Reyna meminta bantuan untuk menamaninya kesana-kemari. 

Bersambung...

Menutup Pintu, atau membuka kesempatan pada yg lewat tentang keberanian mengambil sikap.

Terkadang jika untuk sebuah kebaikan, Slogan "menjauh untuk menjaga" itu adalah hal yg tepat. Maka, kata-kata dan penilaian manusia bisa jadi tidak penting.
Karena pada Intinya kita tidak bisa mengendalikan orang lain, tapi insyaAllah kita bisa mengendalikan diri kita sendiri. Malulah saat kita sudah berniat untuk mengambil jarak aman, tapi masih berusaha untuk mendekat dalam sapa.
Mau sampai kapan seperti itu??
Belajarlah untuk memfilter segala sesuatunya dengan penuh kehati-hatian. Saat ini kita bukan lagi di fase yg kemarin. Kita sudah naik kelas di fase yg lebih selektif, setingkat demi setingkat, dan mulai mantab lagi untuk melangkah ke depan. Akhiri saja dramanya, lagi-lagi, dan lagi. Tanyakan pada hati nuranimu Hendra, bahwa sudah seharusnya kamu menerima?

Sejak 5 bulan yg lalu, Entah ada badai apa? Hingga sampai pada detik ini, Hendra mulai membatasi interaksinya di semua akun medsosnya.

Aktivitas like story WhatsApp seseorang, memberikan komentar, atau membuat snep kata-kata motivasi. Akun Instagram dan Facebooknya di nonaktifkan secara tiba-tiba. Sungguh, Zee tidak percaya dengan seorang Ikhwan yg tadinya ramai jika berinteraksi di room kelas Desain grafis. Kini mendadak jadi seorang Ikhwan yg memiliki sifat dingin, jutek, cuek, dan bersikap bodo amat dengan orang-orang di sekitarnya.

"Zee, Aku takut menyapamu lewat WhatsApp Meskipun ada hal penting yg ingin ku sampaikan."

Bersambung...


















Comments

Popular Posts