CERPENKU

Baca, Like, Comen, dan Share!



Ada yg diam dari belakang jendela, menatap lekat harapan ditemani rinai hujan pagi itu, sembari mencandu secangkir kopi tanpa sebuah temu. 

Bagaimana cara menjelaskannya disaat tidak bisa bertanya sepatah katapun, tapi ada rasa ingin bertanya?

"Apa kabar? Ku rasa bukan itu pertanyaannya, atau masih adakah sapaan terbaik yg diam-diam kita rengkuh dalam tengadah tangan kita? Bismillah, beginilah satu kalimat penguat dalam setiap langkahnya, disaat asumsi demi asumsi nyaris melemahkan mimpi dan harapnya."

Bagaimana cara menjelaskannya disaat tidak bisa bertanya sepatah katapun, tapi ada rasa ingin bertanya?

"Bagaimana amanahmu hari ini, berjalan lancarkah, atau sebaliknya? Tapi Aku rasa kamu menjalankannya dengan penuh tanggungjawab dan dengan rasa cinta."

Bagaimana cara menjelaskannya disaat tidak bisa bertanya sepatah katapun, tapi ada rasa ingin bertanya?

"Apakah masih ada sedikit ruang bagimu, mempersilakan kita bertukar cerita. Entah itu dengan dialog-dialog santai perihal planning masa depan, projects bisnis ataupun karya jangan pendek dan panjang, atau tentang kabar keluarga kita?

Kita menyepakati sebuah keberjarakan ini dengan niat yg baik. Semoga jedah itu memahamkan, menyadarkan, bahwa asumsi tidak boleh melemahkan proses berjuangku, ada baiknya lebih bijak lagi dalam bersikap mengendalikan emosi diri sendiri, dan tetap berproses merawat prasangka baik terhadapnya dan terhadap yg Maha Menciptakan-Nya.

Toh, pada akhirnya tidak ada perjuangan yg sia-sia, yg menjadi pertanyaan pada akhirnya akan terjawab, yg masih menjadi bagian pertanyaannya masih tersimpan baik, jika bagian demi bagiannya telah SELESAI, yg terpenting kita bisa LANJUT ke BAGIAN selanjutnya sebagai narasi baru. 

Palembang, 14122020
@dianazzahrast

Comments

Popular Posts