Cerita Seputar Start Mendaki

Baca, Like, Comen, dan Share!

"Karena lebih baik tidak muncak daripada tidak kembali." Aku menyepakati statement ini. Sebuah tulisan beberapa hari lalu yg di post salah satu temanku di jawa @lutfi_rahman

Pendakian bersama,
Gunung Slamet 3428 Mdpl.
31 Desember 2020-01 Januari 2021.

Harapannya bisa mendaki ke luar Sumatera. Tapi, sebelumnya ke bukit ataupun gunung yg ada di pulau Sumatera dulu deh. Terutama gunung Dempo, Kerinci, Seminung, dan Bukit Kaba.

"Seng Penting Yakin! Yakin sama diri sendiri. Yakin tapi tidak memaksakan. Karena sesuatu yg maksa itu nggak akan baik." Support temen.

Nggak tahu kenapa, jadi pengen Kepo sama pengalamannya.

"Kenapa suka mendaki??" Tanyaku padanya.

"Yaa suka aja dgn suasananya. Terutama perjalanannya. Capek tapi bikin puas, dan masih banyak gunung yg belum di daki. Khususnya di pulau Jawa. Perjalanan Paling berkesan itu kebersamaan yg sesungguhnya tanpa ada smartphone di sela obrolan, teman baru dan jodoh bila nikung."  Gubrakkkkk... Untuk Tips awal mendaki, lho bisa ikut open trip saat lho nggak ada relasi disana.

Nah, beda lagi sama pengalaman temen yg ada di Sumatera @ando_hidayat Ketika lho udah ada relasi. Mending lho trip bareng temen. Tanpa open trip. Why? Alesannya karena nggak mau diatur2 sih. Mau sesuka hati aja, misal lho mau kemana? Dengan siapa? Kan bebas. Kalau ikut open trip, bugetnya kemahalan. Kesan pertama kali ikut mendaki? Alesannya karena diajak temen. 2 bln kuliah di jawa. Jadi Semangatlah mendaki.

Kalau ini sama banget kayak Aku. Dulu ikut mendaki nggak ada bayangan apapun. Alesannya karena diajak temen. Kebetulan ada peluang libur kerja 3 hari, gasssken liburan.

Pertama' kali mendaki, pas sampai di puncak. Zonk. Pemandangan alamnya nggak seindah expektasi kita. Karena cuaca lg nggak mendukung. Terus kedua kalinya, baru deh terpukau sama kebesaran-Nya.

Hal berkesan saat berpetualang, lho bisa menikmati perjalanannya, dan Keindahan alam saat lho ada di puncak itu hanya bonus. Sepakat sama @lutfi_rahman