Cerpenku, Harmoni

Baca, Like, Comen, dan Share!


Januari 2017,
Sebuah notifikasi tampil dalam layar handphoneku, 
Ternyata itu adalah pesan WhatsApp yg tertera foto Screenshot percakapan antara Tiar dan Papanya,

"Sedih nggak kamu bacanya Mbak?"

Aku mencoba membaca dari atas sampai ke bawah percakapan demi percakapan yg ada di foto Screenshot tersebut, dada ini terasa Sakit saat membacanya tidak bisa membayangkan seperti apa psikologi dik Tiar, saat mengetahui kabar bahwa Papa dan Mamanya akan segera berpisah. 

Alif mengirimkannya pada Mbak Lisma. 
Qadarullah, hari ini Alif lembur di kantor dan mengharuskannya pulang larut malam. 

"Tiar anak pertama Mbak, Ibunya hanya penjual sayur, Tiar sendiri selama ini membantu perekonomian keluarganya dengan berjualan online, Adiknya ada 3, semua masih sekolah. Masih kecil-kecil. Aku nggak sanggup ngebayangin gimana rasanya ada di posisi dia?? Kenapa dia harus diuji dengan ujian seperti ini??

Mbak Lisma membalas pesan Alif dengan berpura-pura tidak tahu. Padahal, sore tadi Ibu sudah menceritakan banyak hal tentang problem yg dihadapi oleh Keluarga Tiar. 

"Kamu, nggak lagi salah kirim pesankan??", Mbak Lisma memastikan apakah Adiknya salah mengirimkan pesan atau tidak. Karena biasanya Alif tidak pernah mengirimkan pesan WhatsApp jika tidak mendesak. Paling biasanya dia hanya chatting untuk meminta kunci rumah, atau memberikan kabar kepadanya saat ia tidak pulang ke rumah, agar pesan itu disampaikannya ke Ibu. 

"Enggak", Respon Alif pada Mbak Lisma malam itu. 

"Karena Allah Sayang sama Tiar, Lif. Semoga dgn adanya ujian ini, menjadikan Keluarga mereka untuk selalu deket sama Allah lagi. Semoga Tiar, dimampukan untuk menghadapi ujian ini. Diberikan kesabaran yg luas. Jika tidak ada iman di dalam dada ini, maka bisa tumbang dia. Doakan yg terbaik untuknya!"

"Iya, Aku jadi ikutan sedih Mbak liat kondisi dia sekarang sedang tepuruk seperti ini."
***

Aku memilih Adik Lelaki yg berusia 20 Tahun. Meskipun kami bersaudara, kami memiliki dunia yg berbeda. Kami tidak pernah duduk bersama hanya sekedar untuk mengobrol. Bahkan, kadang Aku merasa iri saat melihat kakak-beradik di luar sana yg akrab dan saling bercerita satu sama lain. Sementara kami tidak seharmoni itu. Tapi apa yg terjadi??? Malam ini, sebuah pesan notifikasi dalam akun WhatsAppku masuk. Ternyata itu adalah pesan dari Adik bujangku "Alif". Aku merasa bersyukur, karena perlahan Alif menganggapku ada dalam hidupnya, menjadikanku sebagai Mbak seperti Mbak2 yg lain di luar sana bisa menjadi pendengar yg baik untuk adik-adiknya...

Jam kehidupan hanya akan diputar satu kali oleh Pemilik Waktu. (Jan Amaranta) Dalam Buku The Silent Eyes: Karena Mata Mengirimkan Sinyal Perasaan.

Bagaimana jika kematian yg lebih dulu menemui kita??
Disaat kita sedang dalam keadaan yg tidak baik-baik saja, 
Disaat amalan kita masih belum tahu kepastiannya "diterima atau tidak"?
Disaat kita lalai dalam menjalankan kewajiban kita sebagai Hamba Allah?
Disaat kita tidak mendirikan shalat?
Disaat kita tidak pernah mengeluarkan sedikit harta yg kita miliki untuk sedekah??
Lalu, hanya kerugian yg didapatkan!
Tidak ada pilihan lain selain sesal.
Bersyukurlah! Saat Allah masih menyediakan waktu yg banyak untuk kita, jangan lupa pergunakan dengan sebaik-baiknya. 

Bersambung...


Comments

Popular Posts