Perihal Menyumbang Doa

Baca, Like, Comen, dan Share!



 

Perihal luka baru kemarin,
Kau takkan cukup mengerti,
Tentang sebatas kataku jika tanpa penerjemah dari-Nya,
Di dini hari yg syahdu,
Inginku meluap,
Meskipun hatiku dingin,
Ingin rasanya melebur kehausan yg ringkih akan reresahan egoku di waktu lalu,

Apa kabar hati???
Aku pulang,
Aku ingin selamanya disini,
Menetap lebih lama,
Di tempat ternyaman sembari menyumbang doa,
Ku atur nafas itu dengan pelan,
Cukup riak muka air itu yg melegakkan kegusaranku,
Seolah memberikan ruang paling ikhlas di hati ini,
Untuk bisa menerima yg tertulis di Langit dengan rasa Qana'ah dan Rida',

Aku menyerah,
Aku lelah,
Aku terlalu takut,
Aku lemah,
Aku terlalu pasrah pada satu katamu yg dulu, 
Aku terlalu menikmati elegi kita dengan penuh ambisi padahal itu semu,
atau sejatinya Aku hanya merengek karena mendramatisir kisahnya saja. 
Aku Mampu kan Ya Rabbku?
Semua akan baik-baik sajakan?
Tetap kuatkan batas kesabaranmu,
Ada yg benar-benar menanti kedatanganmu tanpa harus berdusta,
Hanya dengan kembali kepada-Nya,
Berkali-kali imanmu akan dibina, 
Hatimu ditata,
Pandanganmu diteduhkan,
Keyakinanmu dikokohkan,
Agar kau tahu bagaimana caranya membalut luka itu sendiri,
Jangan beranjak dulu,
Sabarlah,
Peluk-Nya, Kasih sayang-Nya, dekapan-Nya, dan semua kebaikan-kebaikan-Nya masih ingin menemanimu,
Dia tak ingin meninggalkanmu sendiri disini,
Saat fokusmu benar-benar hanya tertuju pada-Nya, 
Coba rasakan! Seromantis itu lho Tuhanmu,
Jadi jangan kau luaskan namanya dihatimu, kecilkan saja.
Kau boleh memilih untuk meluaskan Kasih Sayang-Nya terhadapmu,
Diatas Nama Langit,

03.45 
Palembang, 11022021
@dianazzahrast

Comments

Popular Posts