ISYARAT LANGIT, BERUBAH

Baca, Like, Comen, dan Share!



Periksa Hatimu, Jangan tinggalkan Imanmu. 


Ada banyak kejadian yang mungkin sudah kita lewatkan dalam hidup ini. Baik yg menyenangkan ataupun yg tidak menyenangkan sekaligus. Baik itu sebagai penguat keimanan, ataupun sebaliknya. Diantara bagian demi bagian itu. Pasti akan ada banyak hikmah yg bisa diambil sebagai pelajaran di kehidupan yg akan datang. Ada sebab-akibat, sebab-alasan, dan sebab-tujuan semua yg di Skenariokan Semesta kepada kita. 

Kesimpulan dari perenungan panjang malam ini, setelah adanya percakapan yg nyaris berjedah lantaran sibuk menulis bagian terpenting dari isi buku milik orang lain. Malam ini, Hani merasakan bahwa penilaiannya terhadap orang lain di hari lalu adalah sebuah penilaian yg tidak objektif. Sebab, dia hanya menilai seseorang berdasarkan persepsi orang lain atas dirinya, persepsi dirinya sendiri di hadapan insannya, tapi justru sangat berbeda bagaimana Tuhan mengangkat derajat orang itu untuk menuju baik, dan bagaimana ketulusan itu hadir mengalah semua penilaian terhadap pribadinya di episode lalu. 

Darinya Aku banyak belajar, dia tidak sepsimis dari yg kukira. Bahkan, disaat-saat sulit seperti ini. Tuhan menghadirkan dia untuk menemani. Meskipun terhalang ruang dan waktu, serta kemungkinan-kemungkinan lainnya yg akan terjadi nantinya. Entahlah, Kejutan apa yg akan diberikan Tuhan kepada Hani. Lebih dari siapapun, Hani menyadari semua keterbatasannya sebagai seorang Hamba sangat terbatas.
Terkadang tak hanya butuh mentor spiritual, yg bisa dijadikan tempat berkonsultasi dan belajar islam lebih dalam lagi yg dibutuhkan seorang Hani. Ia butuh seseorang yang mendengarkan curhatan hatinya, mengingatkan disaat down menuju ataupun untuk mendekat kepada-Nya, menguatkan semangatnya, memahami kesulitan dalam hidupnya. Dengan permasalahan yg kompleks. Dan Hani menyadari, bahwa kehadiran Mas Hamid dalam hidupnya bukan dengan kebetulan. 

Mas Hamid adalah lelaki biasa. Penilaian manusia terhadapnya, membuat perempuan di luar sana sulit untuk menerima kekurangannya. Lalu, apakah itu membuatnya mundur, pasrah pada keadaan sembari melangitkan cacian atau hujatan kepada Tuhan. Kenapa dia tidak dididik dari kecil dengan kedua orangtuanya perihal ilmu agama? Ada banyak hal yg sedang Mas Hamid perjuagkan. Proses memantaskan diri, dan meningkatkan kapasitas diri untuk senantiasa dekat kepada Tuhannya. 

Penampilan Mas Hamid sangat sederhana. Tetapi, bagi orang-orang disekitarnya. Dia adalah sosok yg menyenangkan, baik, dan sesekali juga pernah menjadi orang yg menyebalkan kok. Dia tahu bagaimana cara memperlakukan teman, orangtua, adik-adik, dan perempuan dengan baik. Banyak pelanggan yg menantikan kehadirannya di Coffee Shop. Lebih tepatnya, kangen sama canda tawanya, dan lawakan lainnya yg membuat orang-orang disekitarnya betah mengobrol kepadanya. 

Hani, tidak ada yg sempurna manusia di dunia ini. Kita tercipta dari air mani yg hina, dan akan kembali kepada-Nya dalam keadaan yg tahu akan seperti apa jadinya? Tapi kita menyadari, bahwa ketiadaan kita akan kembali ke tanah, menjadi bangkai yg mungkin menjijikan.
Sama semua kita ini, 
atas kesalahan di kehidupan kita sebelumnya yg mungkin nggak banyak orang tahu, lalu apa itu menjadi sebuah alasan kita untuk lebih hina dan terhina lagi di kehidupan selanjutnya?? Tentu saja tidakkan! Selagi kita mau bertaubat, dengan sebenar-benarnya taubat, tidak mengulangi kesalahan yg sama. Maka Ampunan-Nya itu Maha Luas. Tuhan bisa memaafkan kesalahan-kesalahan kita, Karena Tuhan Maha Pemaaf. 

Hani tahu! Apa yg membedakan semuanya? Hanya iman dan takwa yg jadi perbedanya. Tuhan punya penilaian yg Mutlak atas hidup kita, yg tidak pernah meleset dari pandangan-Nya. Al-Khabir (For All-Aware) Yang Maha Mengetahui Segalanya. Mas Hamid sering bilangkan! "Yang dinilai di akhir Han, bukan di awal''. Di awal hanyalah sebuah proses bagaimana cara kita menemukan Tuhan dan mendekat kepada Tuhan dengan sebaik-baiknya penghambaan?

Mas Hamid pernah berasumsi dan menyadari saat bercermin pada diri sendiri. Betapa menjijikkannya diriku di mata-Nya, ibadah kurang, terkadang masih melakukan kesalahan yg sadar atau tidak sadar sudah mengurangi nilainya di hadapan Tuhan, bahkan bisa saja lalai dari tadabbur Quran, maksiat jalan. Tapi apa yg terjadi dan yg dirasakan, kenapa penilaian manusia terhadapnya seperti bagus sekali? 

Inget ya Hani! Jangan pernah sedih atas kekurangan yg Hani miliki saat ini, atas semua masalah-masalah hidup Hani. Dulu Mas Hamid seperti ini. Mudah Down jika harus melihat ke belakang. Nggak bisa berdamai dengan masa lalu, mengutuk takdir. Kenapa harus seperti ini? Kenapa nggak begitu aja? Bla... Bla... Bla... Impian Mas Hamid inginnya ini. Malah jadi ragu. Mas berpikir, adakah yg mau menerima Mas Hamid tanpa tuntutan yg panjang? Yang menyukai Mas Hamid? Mau berteman dengan Mas, dll. Tapi di satu sisi, Mas melihat di tempat lain! Masih banyak yg jauh lebih kurang dari kita, keterbatasan mereka lebih terbatas, masalah hidup mereka lebih sulit, beban mereka lebih berat, masa lalu mereka lebih hina dari kita, dan dari hal itulah juga! Mereka tetep bersyukur (Entah cacat fisik, hati yg keras, atau kebodohan di masa lalu)
Toh Tuhan saat ini sudah berusaha membantu mereka menemukan jalan terbaik masing-masing. Tuhan sudah membuat takdir mereka menjadi baik,
tinggal mereka yg menjalaninya. Mau atau tidak menerima semua kebaikan yg diberikan kepada mereka. 

Inget Hani, tak ada jalan buntu selagi ada doa yg melangit. Pasti ada jalan keluarnya selagi kita mau berikhtiar. 
Jangan pernah berpikir kita buruk, hina, menjijikkan atau cacian lainnya yg membuat kita jadi berputus asa dari Rahmat-Nya. Karena dimata-Nya kita belum tentu buruk. Skenario-Nya itu tidak bisa di tebak, tapi bisa di jalani, dan dirasakan. Semangat memantaskan dan memperbaiki diri ya Hani! Karena Kasih Sayang Tuhan terhadap hamba-hamba-Nya ini sangat Luas. Sejauh ini Tuhan memberikan apa yg kita butuhkan. Tetap berproses ya, dan cintai prosesmu! Kelak kau akan sampai di penghujung jalan yg sesungguhnya, di luar daripada Ekpesktasimu. Kejutan-Nya itu Indah. Kau akan dibuatnya terkesima. 

Pelembang, 03032021
Writer by:

 



Comments

Popular Posts