DARIKU, PUAN (Sayap-Sayap Patah)

Baca, Like, Comen, dan Share!



AKU

Aku ! 
Ketika aku tahu hatimu bukan sepenuhnya milikku. Aku sadar dengan kekuranganku. Perihal perasaan, Aku tak bisa memaksakan hatimu untuk menerima kedatanganku. Diantara jedah itu, berkali-kali Aku mulai berusaha mengenal pribadimu. Ketika Aku tahu titik lemahmu, Aku tak ingin meninggalkanmu. Meskipun rasaku masih berhenti di kamu. Lagi, dan lagi. Pelan-pelan mulai kususun ulang narasi baru tentang kita. Aku mulai mencoba menahan rasa itu. Aku tahu setiap kali dia bertanya perihal inginku padamu? Meyakinkan komitmenku padamu? Berkali-kali pula ku coba mengalihkan pembicaraannya. Aku tak ingin yg lainnya tahu, bahwa Aku masih memperjuangkanmu. Dari Aku seorang lelaki biasa untuk perempuan yg menurut pandanganku cukup luar biasa. 

Seiring waktu,
Aku ingin melupakanmu, kau terus hadir di kesendirianku walau itu dari jauh. Entah apa yang ada di pikiran dan hatimu? Hatiku pun turut dirundung kebinggungan dengan caramu?

Puan!
Andai kau tau, 
Aku menginginkanmu, tapi Aku tak sanggup untuk melukaimu nantinya, 
Aku berpikir lebih baik seperti ini,
Entah apa ada waktu lagi untuk diriku bersamamu, atau tidak? Semua adalah keniscayaan yg harusnya ku taklukkan dengan penerimaan paling lapang nantinya. Aku ingin sesederhana ini saja cara kita menyepakati semua permakluman yg dibuat oleh-Nya, dengan atau tanpa penolakan apapun. Kurasa cara ini sudah jauh lebih baik dari pada Aku kehilanganmu.

Puan!
Kau tahu, 
Aku sedang memperbaiki diriku,
Kau tahu,
Aku sedang berusaha kembali mendekati-Nya, merayu-Nya, meyakinkan-Nya, sembari menatapkan hatiku padamu, tanpa batas waktu.
Jika Aku memilih sepaket tindakan dan pilihan itu beserta konsekuensinya pun kan Ku lalui. Jika itu yg terbaik menurut-Nya. Tapi kau takkan pernah tahu, berapa rasa yang harus kutahan agar menjaga kita dari sebuah pengharapan semu saat ini? Berapa berartinya menantikanmu dalam sabar? Sekuat apa pondasi hatiku untuk meruntuhkan semua keegoisan di hatimu? Sungguh! Tak akan kupaksa dirimu untuk memintaku nantinha, yang ku ingin kau menerima keterbatasanku, kekuranganku, sekaligus ketulusanku dalam memperjuangkanmu. 

Aku ! 
mencoba menghibur diri sendiri,bercanda,tertawa,pergi entah kemana.tetapi yg aku inginkan,menangis dengan tertawa bahagia di dalam do'aku.

Aku! 
Sejak hari itu Aku mulai memperhatikan caramu berkisah, menjelaskan bagian demi bagian narasi hidupmu, membacanya adalah hal yg menyenangkan bagiku, sekaligus hal yg mendebarkan. Disana ada kumpulan kisah-kisah menyenangkan. Tetapi terkadang ada hal membuatku hatiku menjadi sesak, ternyata dibalik keteduhan sorot matamu, senyumanmu, tersimpan luka yg syarat makna. Di batas kesunyian itu terkadang, Aku memikirkan bagaimana cara membuatmu tersenyum bahagia? Aku bisa menerima kekuranganmu, mau mendengarkan masalahmu, bahkan mau menjadi penguat pribadimu. Aku selalu berusaha untuk membantu, membebaskanmu dari beban berat itu. Sesaat Aku ingin menghiburmu dengan leluconku, dengan sapaanku, dan dengan semua Ikhtiarku padamu. Aku ingin, Aku saja yg menanggung semua penderitaanmu, Aku ingin membersamaimu dalam suka-duka. 
Aku ingin lukamu segera pulih.
Aku ingin bahagiamu utuh tak terbebani dengan apapun yg membuatmu sulit untuk tersenyum. 
Aku ingin diantara festival hujan yg kau lakoni, akan ada pelangi yg menanti,
Aku ingin badai panjang yg menerpa hidupmu, segera berlalu dan pergi.  
Tetapi, Aku binggung.....harus ku mulai dari mana? Sedang aku hanyalah orang asing dalam hidupmu. Caraku menyayangimu seperti ini. Tanpa tuntutan yg panjang, hanya menjaga iman erat-erat dalam hati untuk menemukan jalan-Nya. Sungguh, ku tak mau kau anggap ini sebagai pemohon hatimu. 

Puan!
Jika Dia Ridho, Aku ingin kehadiranku bisa merubah ceritamu untuk jadi lebih baik lagi, apadaya saat ini akupun masih merasa belum mampu, dan belum cukup baik untuk mendampingimu, atau belum tiba saatnya bagiku untuk lebih dekat kepadamu!

Aku! 
Bukan tak mau berkata jujur bahwa aku menyukaimu, dan menginginkanmu,
Aku sadar kagum saja buka hal yg tepat bagiku untuk memilikimu,
Aku sadar semua kekaguman itu kelak akan berdurasi, 
Tapi, Aku akan berusaha mendekatkan diri ini kepada-Nya, pemilik hatimu, yg mengenggam jiwamu, agar semua yang kupintahkan selama ini dimudahkan jalannya.
Aku yakin Dia mendengar semua harapan dan mimpi-mimpi indahku, dan Dia ingin Aku lebih bersabar dan ikhlas lagi untuk perkara hati.
Aku tak ingin merusak Skenario-Nya hanya dengan Skenarioku saja. 
Aku tak mau Rabb ku cemburu, karena aku lebih mengingikanmu daripada menginginkan keridhoan-Nya, keberkahan-Nya, dan semua kebaikan yg dianugerahkan-Nya kepadaku saat ini. Hingga suatu masa nanti, pergerakanku akan menemui muara-Nya, dengan atau tanpa ijin ataupun persetujuan darimu nantinya? Siapapun dia nantinya yg kan memilihku! Maka itu adalah yg terbaik dari-Nya. 

Aku! 
Mudah bagiku untuk menghindar dan berpindah diri, memilih pintu mana saja yg akan ku ketuk nantinya, tapi tak semudah aku berpindah hati darinya.
Semua yang terjadi bisa jadi cerita dan kenangankan?? Tapi...tapi tak akan pernah jadi mimpi. Ini kenyataan, apa yang kurasakan saat ini nantinya akan berakhir. Berpisah denganmu tidaklah mudah, terkecuali takdir-Nya yg memisahkan kita dengan perpisahan yg baik, dengan salam perpisahan, meskipun singkat tapi berarti, atau saat ku tak bernyawa lagi.

Aku! 
Hanya bisa berjuang dengan caraku dan petunjuk-Nya,
Tidak dengan cara yang lainnya, karena itu bukan Aku!

Teruntuk Puanku!

Palembang, 01032021

Comments

Popular Posts