Antologi Prosa, Prolog Hanin

Baca, Like, Comen, dan Share!

(1)
Sedari Dulu, Lalu Sadari

"Menikahlah karena menikah itu ibadah!"
"Jodoh itu harus diikhtarkan. Jangan lama-lama. Jadi gimana? Apalagi yg harus ditunggu? Usiamu itu sudah tidak muda lagi, sudah cukup, sudah mampu. Targetkan!"

Aku hanya perlu mendengarkan ceramahnya saat itu. Hanya perlu menikmatinya: sampai semua bermuara kepada hal-hal indah yg dilangitkan orang-orang terdekat. Harapan seorang sahabat kepada sehabatnya masih dalam standar wajar. 

Aku tersenyum sesaat. Sembari berkata: "Iya, doakan saja secepatnya. Jodohkan datang di waktu yg tepat."

Pada momentum tertentu, Aku mencoba merekam dalam memori ingatanku, dan sedikit banyaknya mendengar apa yg terucap dari lisannya. (Seseorang yg kusebut Sahabat).

"Percayalah! Pasti akan ada seseorang yg datang. Seseorang yg tertulis di kitab lauhful Mahfudz. Dimana dia akan menerimamu dengan baik, hatinya sudah Allah setting untuk menerima semua kekuranganmu, dan kamu bisa menerima kekurangannya. Meskipun ada begitu banyak ketidakcocokan diantara kamu dan dia nantinya. Pasti Allah jadikan sebuah pilihan bagi kalian untuk menerjemah kata "Saling" seiring waktu. Bisa saja dengan saling melengkapi atau memahami. Yg jelas mempelajari sisi masing-masing. Ingat ya! Cinta itu akan selalu ada di hati kita, dan itu fitrah. Cinta itu bisa ditumbuhkan baik sebelum ataupun setelah menikah, bersemi dengan indah, dan harus senantiasa dijaga, serta dirawat. 

"Jadi gimana? Masih mau menunggu Si Fulan yg disana? Coba terima yg pasti-pasti saja. Biarkan berjarak jika memang untuk yg terbaik. Seperti kami. Kami mengambil sebuah komitmen untuk membangun Cinta. Kenapa?? Karena Jatuh Cinta itu Sakit. Jadi, mending membangun Cinta, membangun rumah tangga. 
***

(2)
Lekas Membaik

Semesta pun memberikan isyarat, kalau bukan disitu jalanmu (Teruntuk kita setelah merayakan Patah hati yg sama dengan orang lain sebelum kita, lalu Tuhan memberi cara pada kita untuk saling menemukan penawarnya). Jadi berjalanlah dengan pelan-pelan, atau mundur dengan teratur. Jangan terjatuh, tersebab kamu Sakit. Lekas membaik, segeralah pulih! Jangan bersedih, meski harus mengingat luka ataupun merasa sakit dengan apa yg tlah terjadi di hari lalu? Usir rasa khawatirmu dengan ruang paling lapang di hatimu. Kelak akan ada secawan rindu yg dibawa, dilebur, dan ditumpah ruahkan jadi satu hingga menjadi temu yg tak terduga. MUNGKINKAH??? Ternyata setelah kepergian Mereka, adalah kesempurnaan yg Tuhan hadirkan untuk Kita. MUNGKINKAH?? Ini jawaban dari ketulusan doa-doa orang yg kita sayangi. Baik dari rapalan doa orangtua kita, saudara kita, keluarga besar kita, sahabat-sahabat kita, rekan kerja kita, atau customer kita di kantor ataupun di lapangan. Bisa jadi dari guru terbaik kita! Ahh... Kok bisa seterkejut ini setelah JATUH maka Kita menerima untuk BANGUN CINTA bersama dengan komitmen yg baik. Di antara AKAD yg terucap.

Palembang, 27012021
@dianazzahrast

(3)
Buku Milik Orang Lain

Pada akhirnya kamu harus mengakui, ketika kamu membaca isi buku milik orang lain memang terkesan menarik. Tapi seketika itu pula, kamu akan menarik dalam-dalam harapan diantara tumpukan rasa ingin tahu yg besar. Bahwa isi buku milik orang boleh saja kamu baca, catatan kecilnya bisa kamu tulis dalam sebuah cerita yg penuh hikmah, lalu kamu pilah-pilah. 

Mana yg layak untuk kamu simpan dalam hati? 
Mana yg hanya layak untuk dibaca secukupnya? 
Mana yg lebih kamu butuhkan?
Mana yg hanya terlihat sekali lewat tapa perlu kamu ingat? Kamu mendengar sekaligus menuliskan?
Kamu melihat sekaligus menceritakan ke dalam narasimukan? 
Kamu harus bisa membedakan mana yg fantasi? 
Mana yg hanya sekedar drama? Mana real dalam kehidupan nyata? dan Kamu harus bisa merelakan sekaligus memisahkan antara rasa, jarak, dan durasi waktu yg tergerus oleh rongga paling sabar di hatimu, untuk mengendap dingin di ruang tunggu tanpa pernah tahu siapa tuanmu nantinya yg akan menemani?? Atau siapapun puanmu nantinya yg akan tetap tinggal disini???

Palembang, 29012021
@dianazzahrast

(4)
Penolakan Pertama

Ketika semesta tidak berpihak kepada narasi-narasi indah kita hari itu,
Aku tak pernah marah pada-Nya, 
Pun tidak juga marah kepadamu Hani.
Sebab, disana Aku tak menemukan luka meskipun Aku tertolak,
Di waktu yg bersamaan pun Aku tahu bahwa Kau hanya berkata jujur dan tulus,
Bersama dengan proses ini,
Aku berusaha belajar untuk mengikhlaskan sesuatu yg bukan milikku, dan belajar menyabarkan hatiku untuk berbahagia menerima keterlambatan ini?
Perkara Nanti, 
Aku yakin Tuhan pasti memberikan yg terbaik baikku dan bagimu,
Meskipun bukan Aku yg menjadi sandaranmu, tempat berkeluh-kesahmu, perlindunganmu, ketenangan hatimu, 
Tapi bagiku,
Tetaplah sejuk dan dengan keteduhan hatimu,

Februari 2021,
Awalnya Aku berpikir semua adalah lelucon. Kehadiranku hanya terniat menunaikan janji beberapa pekan lalu. Tapi pertemuan kita berjalan begitu singkat. Kamu yg sebelumnya Asing dariku, dan Aku sebelumnya hanyalah seseorang yg Asing dalam kehidupanmu. Jika Tuhan mengijinkan, Aku tak ingin hanya sekedar mampir. Aku ingin menetap lebih lama, membersamaimu, dan menemani suka-dukamu nantinya. 

Palembang,23022021

(5)
Sayap-Sayap Patah

Kau tahu, pertemuan ke-2 sekaligus ke-3 itu membuat Aku menjadi laki-laki yg tak tahu diri. Sekaligus laki-laki yg hilang rasa malunya lantaran terlalu seberani ini. Berani mengetuk pintu rumahmu dengan PD-nya sekaligus mengetuk pintu hatimu dan orangtuamu. Aku mengkagumimu, entah sejak kapan ataupun karena apa? Aku tak mengerti. Semuanya mengalir begitu saja. Apa adanya. Tetapi Aku sadar, siapalah diri ini? Lalu Aku kembali berbenah pada kekuranganku dan memotivasiku, bahwa Aku harus memperbaiki diri ini menjadi lebih baik lagi. Wajarkan kalau Aku mengharapkan seseorang jodoh yg baik nantinya. Karena itu Aku harus berjuang sendari sekarang. 

Sayap-sayap patah. 
Sejak harapan itu kuletakkan diatas rencana manusia, Aku memeluk luka itu sendiri. Tapi Aku tak patah Semangat. Mungkin itu adalah cara-Nya untuk membuatku sadar, ini adalah Proses Hijrah yg harus ku tempuh. Aku mulai belajar memperbaiki bacaan Al-Qur'anku, mengikuti kelas belajar dari iqro lagi. Mengikuti kajian online ataupun mendengar ceramah online di YouTube. Mengikuti majelis taklim di kampungku. Membeli buku-buku keislaman untuk bisa kubaca dan pelajari satu persatu. Termasuk mendirikan kewajiban shalat 5 waktu. Banyak hal yg harus diperbaiki dari diriku. Kuharap awal perubahanku ini bisa menjadi pertimbanganmu untuk menerimaku dengan baik. Aku tak ingin mengecewakanmu nantinya? Karena itu Aku lebih suka kamu berkata jujur, meskipun Aku tertolak, daripada Aku harus membohongimu. Setidaknya Aku sudah berjuang.


Comments

Popular Posts