Bagian Kedua, Hanin

Baca, Like, Comen, dan Share!


Penolakan pertama membuatku Ikhlas untuk melangkah ke depan dengan keyakinan yg baik. Bahwa semua adalah yg terbaik. Sejak saat itu, Aku merasa sudah tidak ada lagi harapan untuk memperjuangkanmu. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kecewa atau tidak, menerima atau tidak. Lantas Aku bisa apa?? Toh, Aku sudah berusaha semampuku dan Aku tidak bisa menjangkau apa yg menjadi batas kemampuan-Nya. 

Qodarullah, seperti itu petunjuknya. Belum jodoh dalam proses menggenap, tapi bisa berperan sebagai seorang teman. Tapi beberapa teman terdekat masih mendoakan yg terbaik seakan memberikan harapan baru. Setengah marah dalam hati kecilku berkata:
Kau tahu, Dik!
Semampu apapun Aku berjuang, dan jika sudah bisa mengambil hati kedua ortunya. Kalau dari hati orang itu sendiri, yg di cari didiriku tidak ada, atau bahkan tidak sesuai dengan yg dia harapkan. Aku mundur. Aku tidak bisa memaksakan orang lain untuk menerimaku. Aku tidak ingin membebani siapapun. Baiklah, yg sudah-sudah! Aku percaya, Allah yg mengatur semuanya. Jodoh yg baik buat org yg baik. Pun sebaliknya. Kurasa cukup dengan waktu 60 hari. Waktu yg memberikan jarak dan jedah buatku untuk berpikir ulang, bermuhasabah, sembari memperbaiki iman dalam-dalam. Ahh! Sudahlah. Aku Menyerah!

Semuanya berdurasi, dan Allah tidak akan salah mengarahkan hati hamba-hamba-Nya kan?? Seorang Alim berkata: "Kenapa ditolak jika belum melakukan prosesnya dengan serius? Jangan sampai ada kata penyesalan! Logikanya gini lho. Dia itu nggak akan menuju ke arahmu kalau bukan Allah yg gerakkin hatinya buat berjalan ke arahmu. Apalagi kalian sama-sama orang asing kan?

Aku tahu, nggak mudah menerima kedatangan orang asing. Seharusnya, dijalani saja dulu prosesnya. Belum tentu nanti ada orang yg sama dengan niat baiknya. Plusnya dia, udah Lillah. Berani mengetuk pintu rumahmu, menemui ortumu, meyakinkan mereka, lalu dimana letak tidak baiknya pemuda ini? Dia berani berjuang, meskipun belum tahu hasilnya ditolak apa diterima. Udah Lillah banget kan? Lantas, kenapa ditolak? Harusnya jalani saja dulu.

Berjalanlah dengan lafaz "Bismillah". Supaya Allah menjaga niat baiknya untuk menuju kearahmu, dan kamu juga terjaga darinya. Bismilllah, kalau semua pasti udah Allah atur dengan baik. Bismilllah, kalau memang dia bukan yg terbaik buatmu Allah jauhkan dia dengan cara-Nya. Bismilllah, kalau dia memang jodohmu, sesulit apapun ujiannya pasti bisa dilalui dan kalian menggenap bersama. 

Jadi Simplenya gini lho! Kalau memang dia Jodoh kamu, mustahil Allah nggak mendekatkan kalian menuju apa yg jd tujuan hidup kalian. Mustahil Allah tidak memudahkan jalan dan prosesnya. Allah maha membolak-balikkan hati Hamba-Hamba-Nya. Karena indikasi jodoh itu *Mudah dalam segala urusannya, prosesnya, dll* tapi kalau nggak jodoh. Mau sekuat apapun kamu iket hati ortunya dan hatinya. Kalau Allah nggak Ridho. Pasti bakal dijauhin juga. Semua untuk yg terbaik. 

Pilihlah apa yg menjadi pilihanmu!
Jangan pernah menyesal dengan apa yg sudah menjadi pilihanmu. Disitu ada tugas masing-masing. Tidak ada Keluarga yg ideal dan sempurna nantinya. Pasti ada saja cobaannya. 
Inilah yg disebut menikah itu menyempurnakan setengah iman. Bukan iman kita sudah setangah saat menikah. 
Tapi cobaan dalam rumah tangga itu jauh lebih berat. Kapasitas keimanan kita itulah yg perlu ditambah lagi. Karena menikah bukan hanya mengurus diri sendiri. 

Tapi mengurus dan menjaga yg lain. Jadi expektasi menikah itu hanya untuk bahagia. Iya nggak melulu. Namanya ibada terpanjang. Pasti harus siap mental, dan iman yg baik. Kalau kapasitas rasa syukurmu bertambah, kesabaranmu terasa lebih luas, dan keikhlasan dihatimu lebih lapang. Insya Allah dalam ujian apapun kamu tetap bisa bahagia kok. Karena semua untuk yg terbaik. 


Comments

Popular Posts