Bagian pertama, Hanin

Baca, Like, Comen, dan Share!


Dengan berdo'a dan bersungguh-sungguh, mereka meminta rahmat-Nya😁. The Power of Prayer. Kau tahu! kekuatan sebuah doa yg di minta, bukan takdirnya. Semoga Rahmat Allah senantiasa tercurah kepada kita semua. (13 Februari 2021)

Saranku, coba minta izin Ayah/Ibu tentang niat baikmu. Berikan pemahaman kepada mereka tentang kesiapanmu. Bahwa kamu benar-benar sudah mampu dan siap. Berproses! Aku tahu nggak gampang. Tapi Kalau kedua ortumu sudah Ridho. Pasti Jodohmu datang. Bukan kamu yg mencarinya. Tapi Tuhan yg mengarahkan jalan-jalan-Nya untuk mencarimu. Awalnya mungkin dia hanyalah orang yg asing bagimu. Berproses. Sebenarnya kamu nggak nyari-nyari juga sih. Kalau untuk seorang perempuan. Karena hakikatnya Perempuan itu hanya menunggu. Iya! Menunggu yg pasti serius, dan pasti berjuang lebih dulu. Setelah itu ada banyak kejutan yg antri berdatangan.

Buka aja dulu pintu keridhoan Ortumu. Kalau Ortumu sudah Ridho. Sudah tentu Allah pun Ridho. 

Sejak hari itu, 
Aku berpikir, siapa saja bisa menjadi jodohku, Karena itu Aku meminta kepada-Nya yg baik dan terbaik, yg bisa menerima plus dan minusnya diriku. Aku ingin menjadi diriku sendiri. Berusaha jadi yg terbaik. Tidak harus menjadi yg istimewa. Cukup menjadi orang yg bersyukur, sabar,dan ikhlas. Karna allah lebih suka dengan orang yg mengingat-Nya dan berserah diri. Bukan yg di kagumi.

Perjalanan yg penuh dengan perjuagan, ujian, air mata, keikhlasan, dan kepasrahan yg Masya Allah. Selalu ada harga dari setiap episode kesedihanmu. Entah, sudah seberapa sering ia berderai. Kadang Allah hanya memberi jedah, hanya ingin melihat seberapa besar kesungguhanmu untuk memegang Amanah baru itu. Kamu hanya butuh kesabaran. Sedang kapasitas Kesabaran manusia itu tak terbatas. Jadi, tunggu saja waktu terbaik buatmu. (13 Februari 2021)

Keyakinanku tentang laki-laki yg baik untuk perempuan yg baik dan sebaliknya, sempat memudar di awal-awal itu. Bagaimana mungkin; kamu, laki-laki yg Aku harapkan sekufu denganku, yg jg bersusah payah memperbaiki diri, menikmati setiap proses hijrah itu yg terhitung masih dalam durasi yg sangat singkat, dan menyiapkan diri untuk hidup mengenap, ternyata seperti itu, memiliki kekurangan dan kesiapan kamu yg legowo itu, seakan pasrah pada apapun yg Tuhan inginkan buatmu, yg selalu bersyukur dengan versi terbaiknya kamu beserta kejujurannya kamu tentang kondisimu, Aku yg sempat menolak tentang semua kekurangan kamu, berkali-kali. Aku terluka, sekaligus pernah bersedih, dan kecewa. Kenapa dari sekian standar pilihan hidupku tidak ada di dalam diri kamu? Sempat tidak yakin, apakah kamu benar-benar yg terbaik yg dikirimkan oleh-Nya untuk mengenapiku NANTI?? 

Ah, makasih ya sudah berusaha dengan begitu keras tanpa tuntutan yg panjang. Apalagi sampai menuntut kekuranganku. Belum, sejauh ini belum ku temukan darimu. Lagi-lagi hanya proses memaafkan yg bisa diterima, lalu sebuah kalimat penghibur yg selalu melekat dalam pikiranku. 

"Yg sudah-sudah. Kita perbaiki apa yg bisa diperbaiki. Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Jangan ngeluh lagi, kenapa begini kenapa begitu! Udah, jangan!"

Rasanya hatiku meleleh. Kok ada ya orang seperti kamu! Rasanya mau marah iya, bawel iya, mau merengek juga iya. Well, tak ada yg salah dari Janji-Nya yg kuyakini; bahwa perempuan yg baik, hanya untuk laki-laki yg baik pula. Yg salah adalah caraku memahaminya. Nyatanya, Aku belum cukup baik buatmu. Tapi kamu sejauh ini sudah cukup baik buatku. 

Dan yg harus dipahami, Karena menjadi baik itu adalah proses sepanjang hayat. Diantara ribuan doa yg lalu, ada beberapa doa para sahabat yg tersemat dengan sangat baik. Ingat ya! Aku selalu berdoa, agar Allah memberikanmu pasangan yg baik. INGAT, baiknya pasanganmu itu nggak bisa dilihat dari kacamata orang lain. Karena memang, hanya Dia yg Allah kirimkan buatmu. Artinya, baiknya Dia itu memang hanya yg terbaik buatmu. Nanti kamu akan menemukannya, dan akan paham! Kenapa hanya Dia seorang yg terbaik buat mendampingi hidupmu di masa depan?? 

Gimana Pribadimu? 
Kamu itu orangnya seperti apa? 
Pertanyaan itu bukan lagi menjurus kepada apa yg kuisyaratkan kepadamu. Aku tidak tahu, saat Aku bertanya seperti itu! Lalu, kamu akan menjelaskannya dengan sedetail apa?? Dari informasi yg terkesan nggak penting bagimu, entah itu deskripsi tipemu, pribadimu, hal yg tidak kamu sukai/tidak kamu setujui, atau sejenisnya dalam satu titik perjalanan menuju proses menggenap itu. Aku tidak tahu, kamu sudah mengerti apa belum tentang isyaratku itu? Tapi terima kasih untuk semua kesabarannya selama itu. Maaf-maaf saja, kalau Aku terkesan banyak tanya?? Mungkin kata-kataku seperti butuh pertanyaan yg cukup meyakinkan hati. Tapi Sudahlah! Semua diluar dari kendaliku. Sementara Kamu ada dalam kendali-Nya. Tapi dengan bijaknya kamu bilang padaku saat itu kurang lebih seperti ini:
"Kalau Aku ceritain gimana Aku, pribadiku dll sekarang? Kurasa itu nggak objektif. Jangan terburu-buru! Nggak apa-apa, pahami sedikit demi sedikit. Nanti juga kamu akan paham sendiri dengan semuanya. Aku nggak perlu jelasin apapun. Kalau kamu mau mengenalku, silakan tanya dengan orang-orang terdekatku, tanya dengan orang-orang di kantorku, bisa dari rekan kerjaku, atasanku, atau Kamu bisa tanya dengan tetanggaku, orang-orang disekitar tempat tinggalku, dan itu tanpa sepengetahuanku. Pasti Kamu akan menemukan jawaban yg lebih objektif daripada jawaban dari Lisanku."

Kau tahu, awalnya Aku cukup kesulitan untuk memahamimu. Hanya rapalan doa-doa terbaik yg bisa menemani prosesku saat itu. Berharap Tuhan bermurah hati menunjukkan jalan terbaik-Nya. 




Comments

Popular Posts