Di Luar Expektasi, Bagian setelah proses Menggenap Hanin

Baca, Like, Comen, dan Share!

Di Luar Expektasi

Hanin


Kadang pasangan suami-istri pasti akan menjumpai teman-teman yg sefrekuensi.
Mungkin adanya silaturrahmi atau hanya sekedar bertemu, ngobrol, atau bercanda ria dengan bahasan yg sederhana. Tapi ujung-ujungnya, ngalor-ngidul.
Entah itu dari kalangan Bapak-bapak.
Atau sebaliknya. Nah, biasanya kalau sudah berkumpul bersama teman-temannya jadi lupa sama situasi, kondisi, dam domisili.
Hihihi
Coba pahami dulu sampai dititik ini yah!

Expektasi sebelum nikah,
Bisa ketemu jodoh yg sefrekuensi.
Paling nggak setelah nikah kita masih dapat ijin buat ketemu sama temen-temen. Nggak melulu jadi orang rumahan, atau balik jadi anak pingitan lagi. Pasti ada waktunya mereka bersosialisasi ataupun berinteraksi sama tetangga kiri-kanan, seberang lorong, atau sama temen-temen terdekat yg memang jarang bisa kumpul kecuali dijadwalkan buat kumpul. Istilahnya Reuni kecil gitu lah.

Expektasi setelah menikah,
The Real, Kehidupan saat sudah berumah tangga. Baik itu suami-istri kalau ada kegiatan diluar atau ada jadwal yg mungkin Urgent yg membuat keduanya nggak bisa ketemu tepat waktu. Entah suami kemana? Istri nungguin di rumah, atau sebaliknya. Paling tidak saling memberi kabar itu wajib. Meminimalisir terjadinya konflik. So! Saling pengertian saja, dan berbaik sangka. Susah memang. Apalagi untuk kaum Hawa.

Namanya perempuan, Auto pasti galak merajukan gassss... Tulang Rusuk yg bengkok tadi. Jadi apapun kondisinya, semoga bisa belajar mengkomunikasikan segala sesuatunya dgn baik. Tujuannya kan mau SAMAWA. ☺️🙏

Tadi harapan, dan Mungkin teori yg bisa dipelajari sama-sama, dan diikhtarkan bersama nantinya. Hehehe... Cek realitasnya dunks.

Kalau suaminya lagi kumpul sama temen-temen Ikhwan (Laki2). Istri nggak perlu nimbrung, atau ngintilin. Khawatirnya banyak mudharatnya buat Si Istri tadi. Entah, pikiran istri jadi buruk sangka sama suaminya. Karena bahasan kaum adam kalau sudah kumpul pasti ngalor-ngidul. Yg tadinya hanya bercanda, jadi seolah-olah terkesan serius. Padahal nggak seserius yg didengerin sama Si Istri. Bisa jadi karena keasyikan ngbrol jadi ngeghibahin istri sendiri. Paling, kalau suami mau ngobrol di luar. Inget-inget jam. Di rumah ada istri yg nungguin. Telat pulang aja, biasanya istri ngambekan.

Jadi, kalau para suami pulangnya telat. Bisa hubungi suaminya. Paling nggak ngasih kabar. Kalau seandainya masih di rumah sendiri. Panggil aja suaminya. Tapi nggak harus ngomel-ngomel ya. Harus jaga martabat (Kehormatan Suaminya) di hadapan temen-temennya. Disatu sisi image kita dinilai negatif di hadapan temen-temennya. Karena kita memanggilnya dengan nada tinggi, dan ngomel-ngomel. Husttt... Bener atau bener??? Tergantung realitas yg dihadapin sama masing-masing pasangan yak.  🙏

"Kita belajar untuk memahaminya nanti ya! Karena kita nggak bakal tahu, apa yg akan terjadi di masa depan nantinya. Maaf-maaf kalau seandainya nanti Aku salah menegur Kamu. Tolong ingetin Aku!", Perihal katamu (Tuan) saat itu.

"Disanalah proses kita belajar. The real kehidupan setelah menikah. Belajar banyak hal. Nggak bisa dunks. Harus cocok semua, harus sesuai dengan keinginan kita semua, harus kekeh sama kehendak kita, harus... harus... dan harus. Semoga kita bisa sama-sama belajar ya." Responku (Puan) padamu (Tuan). 😊



Comments

Popular Posts