Kisah Hanin, Tentang Sebuah Jawaban

Baca, Like, Comen, dan Share!



Bukan kita yg memberikan kesempatan kedua untuk saling menemukan jalan menuju ke arah masa depan. Tapi Dia yg mengarahkan kita, sampai hal yg sudah pernah terlewat saja tak bisa melewati  narasi kita di bagian selanjutnya. Aku masih penasaran, apa yg akan terjadi selanjutnya??

Aku dibuat binggung dengan perasaanku. Bukan untuk pertama kali, memilih hal yg mendebarkan. Keputusan dalam hidup harus diambil dengan penuh kesadaran. Sadar kalau sudah ditahap ini. Ya, Memilih seorang pendamping hidup. Pasangan yg akan menemaniku bukan hanya sesampai tua, tapi juga bisa Sesyurga-Nya. Aku tahu, tidak ada manusia yg sempurna. Aku ingat betul kapan terakhir kali perempuan itu memastikan jawabanku. Entah sengaja atau tidak, mengulur waktu untuk menjawab bukanlah hal yg tepat.

Qadarullah, perempuan itu lebih memahami diriku. Meskipun durasi kedekatan kami hanya berusia 3 tahun. Aku menyerah setelah merasa kalah.  Proses mengambil pilihan dalam hidup itu benar-benar menguras air mataku, dan lambat laun meruntuhkan besarnya keegoisanku. 

Aku menyerah dan pasrah saat kulihat mata Ibu mulai berkaca-kaca, lantaran percakapan malam itu. 5 hari berlalu. Aku yg tak cukup peka pada Semesta kali itu, hanya membayangkan wajah teduh ibu. Satu-satunya orang yg paling kusayang lebih dari apapun. Sikap berhati-hati, takut, lantaran tak bisa memilih sebuah keputusan yg baik. Namun, harus kulakukan. Semakin lama pada akhirnya, Aku juga harus jujur pada perempuan yg sering ku sapa adik manis itu. 2 hari lagi adalah waktuku untuk memberikan jawaban sekaligus keputusan terbaik. 

Bersambung... 

Proses istiqarah ku lakukan selama 3 hari. Aku ngerasa lemah banget, kalau udah disuruh ngambil keputusan. Karena takut banget salah. Aku nggak tahu, mana yg terbaik buatku. Karena dalam tahap ini, Aku boleh mendengarkan orang lain tentang pendapat mereka tentang seseorang yg sedang berniat baik kepadaku. Tapi tetep, penilaian mereka nggak bisa sepenuh kita ambil sebagai sebuah keputusan mutlak. 

"Mbak, 
Ibu, bagaimana pendapat Ibu tentang lelaki itu? Sebuah ...

Comments

Popular Posts