Buku Ibunda: Guru dan Sahabat Menuju Dewasa

Baca, Like, Comen, dan Share!

Sungguh alangkah bahagianya hati seorang Ibu bila dia mengetahui ada janin di rahimnya, menepiskan keluhan-keluhan awal mengiringinya. Rasa mual, lemas, pusing sebagai pengalaman yg terindah, mana kala terasa ada gerak kehidupan baru dalam perutnya. Semakin hari semakin besar masa kehamilan itu, berat, dan nafas semakin berat, mudah capek, dan selalu gerah.

Allah menggambarkan dalam Firman-Nya kondisi seperti ini sebagai keadaan yg Wahnan 'ala wahnin, kepayahan di atas kepayahan. Bukan hanya itu setelah tiba pada kondisi menghadapi proses kelahiran, meletakkan pilihan antara hidup atau mati bagi seorang Ibu. Rasa sakit yg luar biasa ditanggung seorang Ibu, mampu menggetarkan tiang-tiang 'Arsy sehingga runtuhlah rahmat keampunan, seiring tangis bayi terlahir ke bumi. Bening mata dan wajah mungilnya  memberikan kebahagiaan dan kekuatan bagi seorang Ibu. Masya Allah.

Keletihan dan kesakitan blm pulih, Ibu harus merawat bayinya dgn kesabaran. Menyusui, menidurkan, memandikan, mencuci pakaian demi pakaiannya, menggantikan popoknya. Kehilangan kenikmatan waktu tidur lantaran harus begadang.

Semakin hari tumbuh kembang anak membaik, menjadi semakin besar. Ibu memiliki tanggungjawab untuk mendidiknya, mengantarkannya menjadi anak yg berkualitas di hadapan sesama, dan di hadapan Allah. Jadi WAJAR! Bila Allah memberikan REWARD bagi kaum Ibu. Seperti Sabda Rasulullah Saw: "Surga itu di bawah telapak kaki Ibu." Besarnya pengorbanan Ibu telah membuka pintu kasih Allah dgn memberikan kunci kemuliaan surga berada dlm keridhaan Ibu. Bagi mereka yg patuh dan berakhlak santun (berbakti dgn sebaik-baiknya bakti kepada seorang Ibu).

Rasulullah menegaskan dlm hadisnya yg diriwayatkan oleh Bahz bin Hakim, dari Ayah dan eyangnya, berkata, "Aku bertanya kepada Nabi Saw, "Ya Rasul, siapakah yg harus aku taati? Beliau menjawab, 'IBUMU'. Lalu siapa? Beliau Menjawab, 'IBUMU'. Lalu siapa? Jawab Beliau  'IBUMU''. "dan siapa lagi?' Jawab Rasulullah, 'Bapakmu, dan yg terdekat setelahnya."

Rasulullah kemudian menambahkan bahwa yg Paling BESAR HAKNYA terhadap seorang PEREMPUAN adalah SUAMINYA, yg paling BESAR HAKNYA terhadap LAKI-LAKI adalah IBUNYA.

Belajar dari Kisah Alqamah.
Dari sahabat anas diriwayatkan, ada seorang pemuda pada zaman Nabi bernama Alqamah, ia sakit keras. Kepadanya diajarkan membaca laa ilaaha illallaah, tetapi lidahnya tidak sanggup mengucapkannya. Bilal kemudian melaporkan kepada Nabi dan beliau bersabda, "adakah ia masih mempunyai orangtua (bpk/ibu)"? Dikatakannya, bpknya sdh meninggal, sedang Ibunya masih ada, tetapi sudah tua sekali." Kemudian Nabi menyuruh mendatangkan Ibunya untuk ditanyakan tentang tingkah laku anaknya, Maka Ibu itu menjawab, "Dia BANYAK MENGERJAKAN SHALAT, PUASA, BERSEDEKAH beberapa DIRHAM sampai tidak diketahui berapa timbangannya dan brp jumlahnya?"

Rasulullah Saw bertanya kembali, "Lalu bagaimana hubungan engkau dgn anakmu?" Ibunya menjawab," Aku sangat BENCI kepadanya!" Rasul bertanya, "Mengapa sampai demikian?" Ibunya menjawab, "Ia SELALU MENGUTAMAKAN ISTRINYA daripada Aku, dan MENGIKUTI apa saja yg menjadi PERMINTAAN ISTRINYA." Nabi bersabda, "KEMARAHAN si Ibu itulah yg MENYEBABKAN Alqamah TIDAK BISA  MENGUCAPKAN KALIMAT SYAHADAT."

Kemudian NABI, MEMERINTAHKAN Bilal untuk pergi dan menyediakan kayu bakar, nanti ALQAMAH AKAN AKU BAKAR'. Ibu Alqamah kaget, dan bertanya kepada Rasulullah, dia itu anakku, buah hatiku mengapa tuan membakarnya di depanku? Bisa tahankan aku melihatnya nanti?"

Nabi bertanya, "Inginkah seandainya engkau kalau Allah mengampuni dosanya? Relakan dia. Demi Allah yg jiwaku ada di tangan-Nya, ia TIDAK AKAN BISA MENGAMBIL MANFAAT dari SHALATNYA, SEDEKAHNYA, PUASANYA selama engkau masih marah dan benci kepadanya."

Ibu Alqamah mengangkat tangan dan menengadah ke langit dan berkata kepada Nabi Saw serta siapa saja yg ada di sana saat itu, "Aku sudah rela dengan Alqamah."

Nabi menyuruh Bilal pergi dan memperhatikan Alqamah. "Sudahkah dia dapat mengucapkan kalimat syahadat atau belum? Barangkali Ibunya tadi mengucapkan kata tidak dgn sepunuh hati karena merasa malu kepadaku."

Bilal pun pergi, dan sampai di ambang pintu, ia mendengar Alqamah sedang membaca kalimat syahadat dan meninggal pada waktu itu juga. Dan setelah semua menyelamatkan dan menguburkannya, Rasulullah Saw bersabda, "Hai sekalian umat Islam, ketahuilah, siapa yg masih punya Ibu, lalu ia tidak mau berbuat baik kepadanya, maka ia kabur dari dunia (mati) tak bersyahadat." (HR. Ahmad)

Ibu menjadi manifestasi Tuhan di dunia. Apapun yg diungkapkan Ibu ibarat kilatan sabda yg seakan mampu memutar takdir. Untaian doa Ibu tanpa hijab, menembus "Arsy Allah".

📖 Ibunda: Guru dan Sahabat Menuju Dewasa ✒️ Maya Mar'atus Shalihah


Comments

Popular Posts