GENAP2 Karya Nazrul Anwar

Baca, Like, Comen, dan Share!

Hidup adalah pilihan. Dan aku telah memilih kamu. Kamu telah memilih Aku.  Allah telah memilih kita untuk bersama. Memilih untuk saling genap-menggenapi. Entah, apa yg tlah terjadi, sedang, dan akan kita hadapi bersama; kebahagiaan, kesedihan, apapun yg akan ku lewati sepanjang episode kebersamaanku dgnmu adalah konsekuensi atas pilihan hidupku.

Konsekuensi yg tdk sebentar dan tak slalu mudah. Konsekuensi yg akan aku tanggung di dunia dan di akhirat sana. Kita memilih untuk menjadi wajah yg sllu dibayangkan dlm doa-doa. Memilih menjadi wajah pertama yg dilihat saat membuka mata di awal pagi, sekaligus menjadi wajah terakhir yg dilihat sebelum mata terlelap di mlm hari.

Setelah akad terucap Kita belajar menjadi pasangan yg dewasa lagi bertanggung jawab. Bukan sekedar pasangan yg romantis lagi melankolis. Dewasa adalah kita harus saling bersabar atas kekurangan masing-masing, atas perilaku yg membuat kesal, atas ego yg membuat hati pasangan kita jadi terluka, atas expresi wajah sedih mendera, atas kenyataan yg masih jauh dari harapan.

Dan Aku harap, hadirmu di hidupku, hadirku dihidupmu, bisa sama-sama saling mendewasakan. Karena aku telah memilih kamu, maka hati, pikiran ini digunakan untuk belajar lagi dan lagi, untuk saling memperbaiki, mempercayai, menerima. Tidak mudah memang, tapi harus! Tidak selalu membahagiakan memang, tapi perlu. Siapapun yg memasuki fase hidup menggenap, punya kebutuhan yg lebih besar terhadap kedewasaan, bukan? Suami dan Istri, keduanya dituntut untuk lebih dewasa atas status yg mereka sandang.

Ternyata, gaya _eastern_ yg mengizinkan orang lain untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan kita nggak selalu buruk kok. Malah banyak yg baiknya. _Sheena_ menjelaskan salah satu alasan kenapa pasangan yg menikah karena dijodohkan tadi cenderung Lebih Bahagia daripada yg menikah diawali karena cinta, katanya: _Most choices based on haert decisions tend to wrong choice because it based on emotional choice._
Real, Aku dulunya pas kenal sama Suami karena dijodohin sama Junior alias adek angkat. Awalnya nolak, tapi pas udah menjalani proses Istikhoroh sampai powernya gimana gitu, pas minta pertimbangan sama orang yg tepat juga. _"Bismilllah aja"_

Bahkan sebelum memutuskan sebuah pilihan hidup. Perbedaan yg biasanya malah jadi _gap_ tentang kriteria pasangan hidup. Walaupun ada jg yg tetep _Keukeuh_ dgn standar masing-masing, yg berujung pada kesulitan menemukan org yg dimaksud, dan akhirnya semakin lama menjadi lajang. Manusia dihadapkan atas pilihan hidup.
Sebenarnya bukan masalah jodoh atau nggak jodoh. Yupsss... Manusia dikasih akal buat berikhtiar tanpa batas, kalau udah berikhtiar baru deh tawakal.

Nah, bagi sebagian besar orang, menikah Memang perkara keputusan emosional. Entah karena cinta, karena sdh merasa nyaman, karena tekanan Keluarga atau lingkungan, karena tuntutan usia, atau pertimbangan emosional lainnya. Tapi bagiku, menikah lebih pada keputusan rasional.

Tentang kesiapan diri untuk bertanggung jawab terhadap orang lain yg dlu bukan siapa2, lantas jd org yg penting dlm hdup, bukan soal seseorang yg aku cintai, tapi tentang seseorang yg aku percayai untuk bekerja sama membangun keluarga yg membahagiakan lgi menentramkan.

Dulu, salah satu kriteriaku dalam memilih calon suami selain agamanya yg baik adalah domisilinya. Dia harus berdomisili di kota yg sama dgnku. Pertimbangannya, karena aku ingin dekat dgn ortu. Aku anak pertama dr 3 bersaudara, anak perempuan satu-satunya di rmh selain Ibuku, anak yg menghabiskan sisa waktu kebahagiaannya lebih banyak dibagi buat keluarga di rmh, anak yg paling telaten ngurusin ortu. Aku nggak sedang muji2 diri sendiri, dari kecil sampe gede. Kalau berhubungan soal Ortu dan adek2, Aku orang yg Kasih. Sebelum menggenap, baktiku lebih dominan ke mereka. Aku percaya ketika kita udah berbakti sama ortu, Allah ridho. Insya Allah Keberkahan rezeki tuh mengiringi.

Saat itu, Aku pernah melangitkan doa terbaik. Salah satunya pengen punya pasangan yg domisilinya satu kota dgnku. Terus pas inget skrng. Alhamdulillah, diijabah doa itu. Maklum setelah menikah lazimnya, seorang Istri y harus ikut suami. Tapi Qadarullah, Sekarang bisa ikut Suami tinggal di rmh mertua, bisa dpt ridho suami jg buat bisa tinggal di rmh Ortu sendiri.


Comments

Popular Posts