Different It's Okey

Baca, Like, Comen, dan Share!



Barangkali memang sudah saatnya Aku bersuara! Menyampaikan apa yang terlintas di hati ini saat menjumpai situasi yang sulit, ataupun tidak nyaman untuk disimpan sendiri. Aku bersyukur karena berada di lingkup pekerjaan yang baik, dan memiliki lingkar pertemanan yang baik pula dengan rekan kerja, customer, ataupun senior. Iya! Bekerja menjadi seorang Karyawati di salah satu Perusahaan yang ada di kotaku.

Aku menghadapi berbagai macam karakter customer. Dari customer yang starta sosialnya kelas atas, menengah, maupun bawah. Sudah tentu! semakin banyak customer yang datang ke Kantorku. Semakin banyak pula sudut pandang yang kulihat dan kudengar dari lisan mereka. Ada hal yang membangun, ada juga yang tidak. Tinggal menfilternya! Bagiku, baik-buruknya sesuatu bisa disikapi dengan bijaksana. Hal yang Aku pahami sangat sederhana, "Guru terbaik dalam hidup ini bisa diambil dari pengalaman hidup seseorang".

Juli 2022, Aku mendengar pengalaman hidup seorang customer tentang suka-duka mereka dalam menunggu Panggilan Allah. Lebih tepatnya, memenuhi panggilan untuk menunaikan Ibadah Haji. Ada perbedaan pandangan tentang Haji Reguler dan Haji Furodah. Dimana untuk Haji Reguler terhitung, tengang waktu tunggunya masih sangat lama. Karena harus menunggu antrian. Tetapi, bila mengambil pilihan rencana dengan mengikuti Haji Furodah. Tentunya dalam persepsiku yang pertama, tak butuh waktu lama untuk menunaikan Panggilan Ibadah Haji tersebut.

Kenapa setelah Covid ini berakhir, justru tengang waktu tunggu untuk menunaikan Ibadah Haji Reguler semakin hari semakin lama? Lalu, dimana problemnya? Apakah adminstrasinya sangat sulit? Rasanya turut simpati, bila melihat perjuangan dan pengorbanan mereka demi menunaikan Ibadah Haji Reguler ini.

Menunaikan Ibadah Haji juga butuh kesabaran. Karena dalam proses penantiannya, ada yang harus bersusah payah menabung dari tahun-ketahun dengan hasil keringatnya sendiri, ada yang sudah sepuh. Karena usianya sudah terlampaui, bahkan ada juga yang sakit-sakitan. Sementara kabar keberangkatan tak kunjung datang.   Kebanyakan orang-orang seperti ini bukan dari kalangan starta sosial kelas atas saja. Tapi kelas menengah, bahkan bisa jadi kelas bawah. Masya Allah, terlintas begitu sulitnya menunaikan Ibadah Haji. Bila harus mengambil rencana Haji dengan menggunakan Haji Reguler. Sebaliknya orang-orang yang memiliki starta sosial kelas atas, mereka lebih memilih mengambil rencana untuk mengikuti Haji Furodah. Uang yang banyak memicu rencana pilihan yang lebih praktis, solutif, dan tak perlu menunggu antrian. Ada juga orang-orang yang memiliki Starta Sosial kelas atas, tapi mau mengambil rencana untuk menunaikan Ibadah Haji dengan mengikuti Haji Reguler.

Qadarullah, Nyatanya ujian itu pasti ada. Beberapa jama'ah Haji Furodah di tahun ini ada yang gagal berangkat haji. Iya! Salah satunya termasuk seniorku di kantor. Sedih-Haru, melihat perjuangan, dan pengorbanannya. 10 hari di Jakarta masih disibukkan dengan administrasi yang tidak kelar-kelar. Visa belum dibuat. Sebaliknya disaat visa sudah berhasil dibuat, ternyata waktu keberangkatannya sangat mepet. Tidak bisa berangkat ke Arab/Makkah. Begitu banyak hambatan. Padahal, jika memang Allah ijinkan untuk berangkat di tahun ini. Sudah pasti Allah akan memudahkan proses dan perjalanannya. Kurang bersabar seperti apalagi? Uang sudah terkuras habis.  Padahal yang diikhtiarkan sudah sangat maksimal dan Masya Allah. Insya Allah ujian itu tercatat sebagai lahan pahala baginya. Semua di luar dari expektasiku sebagai seorang Hamba saat melihat kejadian itu.

Aku memaknai bahwa Konsep Materialistis tidak selamanya bisa membantu. Pandangan bahwa, "Uang bukanlah segalanya, meskipun segalanya bisa dibeli/diwujudkan dengan adanya uang."

Ada yang memiliki panggilan hati untuk menunaikan Ibadah Haji tapi tak ada kemampuan secara finansial. Ada yg memiliki kemampuan finansial tapi belum ada panggilan hatinya. Ada yang tidak punya kemampuan secara finansial,  tapi ada niat untuk menunaikan Ibadah Haji. Ternyata Allah ijinkan datang untuk memenuhi panggilan Allah. Jangan sekali-kali terbesit di dalam hati sebuah kesombongan. Ketika kita memiliki uang banyak, kita Bisa berhaji tanpa antrian.  Allah sebaik-baiknya Penjaga.


Comments

Popular Posts