Hari ke-07, Bersamamu dalam Majelis Ilmu-Nya

Baca, Like, Comen, dan Share!




Awalnya kukira berbeda menuntut ilmu itu adalah hal yang sulit untuk diterima. Aku belum tahu dan terbiasa dengan proses belajarmu, begitu juga dengan kamu yang belum tahu bagaimana proses belajarku.

Baiklah! Kita mulai menilik ke belakang, lalu mengingatnya kembali, bagaimana diawal dulu ketika hendak memutuskan untuk menikah, kita mengawalinya dengan keyakinan yang kuat terhadap skenario terbaik-Nya. "Bismillah", kata singkat itulah namun penuh makna.

She: "Aku menetapkan 1 syarat untuk menerima pinanganmu. Perihal kesediaanmu, maukah kamu berada dalam satu barisan yang sama denganku? Lebih tepatnya dalam 1 jama'ah yang sama denganku."

He: "Qadarrullah, jika hal tersebut menjadi syarat diterimanya pinanganku. Maka, Aku bersedia menerima syarat itu darimu. Tapi maaf-maaf, jangan sampai setelah menikah kamu menuntutku untuk menjadi seseorang yang sesuai dengan ekspektasimu. Jadi, Aku harus jujur dari sekarang. Mungkin Aku akan bersama dalam 1 jama'ah yang sama denganmu. Tapi tidak akan lama. Aku belum bisa beradaptasi dengan hal baru. Aku ingin menjalani semuanya dari hati dan tanpa paksaan ataupun syarat apapun. Jadi bagaimana? Apa kamu siap menerima kejujuran itu? Silakan pikirkan kembali. Jika itu yang menjadi tolak ukurmu dalam memutuskan sesuatu. Saranku, coba istikharahkan kembali dan mantabkan lagi hatimu, serta luruskan niatmu!"

Aku baru mengerti maksud-Nya setelah memantabkan hati, meminta pertimbangan disana-sini. Memilih penilaian yang lebih objektif dari orang-orang yang ada di 1 jama'ah yang sama denganku, yang tahu kalau kamu tidak 1 barisan/komunitas yang sama denganku.

She: "Apakah salah jika kita berjodoh dengan orang yang tidak sepemahaman dengan kita? Apakah orang yang  sepemahaman dengan kita bisa jadi jodoh yang terbaik buat kita? Entahlah! Kadang Ekpektasi sekaligus harapan itu terfilter dengan sendirinya saat menghadapi realitas yang ada."

"Bismillah, Ketika kalian punya kemauan untuk berubah dan belajar bersama menuju kebaikan-Nya. Perbedaan itu tidak melulu menentukan tolak ukur kalian dalam memutuskan sebuah pilihan. Tergantung seperti apa kalian bersikap nantinya? Jika kalian memiliki keluarga yang tidak islami, justru itu menjadi tantangan buat kalian. Bagaimana cara kalian menghidupkan keluarga yg islami? Sulit! Sudah pasti! Karena ujian terbesar terkadang berasal dari keluarga sendiri. Kalau dia sedang dalam proses belajar, selagi dia ada kemauan untuk belajar. Iya bismillah saja dulu! Bukankah Allah lebih tahu mana yang terbaik buat hidup kita.

Butuh beberapa hari untuk berpikir dan mempertimbangkan semuanya. Alhamdulillah, ketika menghadapi kehidupan yang real setelah kami menikah. Menjalani sebagai proses belajar bersama, meskipun berbeda tempat menuntut ilmu. Ternyata bukanlah sebuah problem. Ketika Allah memudahkan langkah kita untuk datang ke majelis Ilmu, berbagai sangka pada-Nya. Semua sudah Allah tuliskan dalam skenario-Nya, dan Allah Ridho dengan semua itu kenapa tidak? Meskipun kita harus belajar sama-sama, duduk di majelis yang sama. Aku mau melangkah bersamamu menuju kebaikan-Nya.  Meskipun dia belum duduk di majelis yang sama denganku. Hihihi... Karena majelisku khusus akhwat (perempuan) sedangkan majelis ilmu yang diikutinya terbuka untuk jama'ah umum. So! Selama menikah mengikuti majelis yang diikuti olehnya, di setiap pekannya mampu membuat nyaman diri ini, dan menambah kepahaman diri ini. Bahkan ketika hendak memutuskan untuk alfa karena alasan yg tidak syar'i.
Suami mengingatkan kembali!

He: "Tiket ke Syurga-Nya itu tidaklah mudah! Setan tuh seneng banget menghalang-halangi kita untuk menghadiri majelis ilmu. Pasti banyak godaannya. Jadi berbaik sangka saja pada rencana-Nya yang telah kita lewati di majelis pekan kemarin. Coba deh inget-inget lagi keutamaan menghadiri majelis ilmu itu apa?"

“Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya untuk menuju surga” (HR. At Tirmidzi no. 2682, Abu Daud no. 3641).

Keutamaan lainnya adalah mendapatkan ketenangan, rahmat dan dimuliakan para malaikat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya” (HR. Muslim no. 2699).

Palembang, 31 Agustus 2022


Comments

Popular Posts