Hari ke-05, Keistimewaan Perempuan

Baca, Like, Comen, dan Share!


He: "Allah itu adil, memberikan pahala bagi seorang Istri dengan keistimewaannya. Kamu bebas memilih pintu Syurga yg mana saja yang akan kamu pilih untuk memasukkannya. Asalkan kamu menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan taat kepada Suamimu! Jadi, mudahkan? Perempuan itu tinggal memilih mau mudah masuk neraka, atau mudah masuk Syurga? Sesuai dalil, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bertutur,

“إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ”.


“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany). Memang butuh perjuangan untuk sampai ke Syurga-Nya. Jadi masih mau berjuangkan??"

She: "Aku tahu, kedudukan perempuan dalam Islam sangat dimuliakan. Karena perempuan memiliki keistimewaan  melebihi laki-laki. Salah satu keistimewaan perempuan yaitu bebas memilih untuk masuk surga lewat pintu mana saja? Tapi, setelah menikah Aku baru menyadari. Taat kepada Suami itu bukanlah hal yang mudah. Cukup sulit dengan perasaan yang campur aduk, saat diuji dengan hal yang tidak menyenangkan. Ketika keinginan kita tak tersampaikan, emosi kita tak stabil, sabar kita terbatas, pendapat kita tak sejalan,  dan pasti ada perbedaan pendapat itu antara sepasang Suami-Istri dengan egonya masing-masing. Wajar ketika menikah, ujian kita sangat berbeda saat masih sendiri. Teryata lebih besar ujian saat sudah membina Rumah tangga. Jika bukan karena Pertolongan Allah, Aku mungkin tak punya kelapangan hati yang cukup untuk menghadapi suka-duka rumah tangga kita. Sabar! Begitu saja seterusnya meskipun sulit. Sebagai pengingat diri! Menjadi sabar dan shalat itu sebagai penolong kita, menjadi sabar itu sebagai manajemen emosi, menjadikan sabar dan ikhlas itu untuk Ridha dengan ketetapan-Nya."

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 153)

وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنْ الصَّبْرِ

"Barangsiapa yang berusaha menjaga diri, maka Allah menjaganya, barangsiapa yang berusaha merasa cukup, maka Allah mencukupinya. Barangsiapa yang berusaha bersabar, maka Allah akan menjadikannya bisa bersabar dan tidak ada seorang pun yang dianugerahi sesuatu yang melebihi kesabaran." (HR Bukhari No 1469).

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

"Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya ujian, dan bahwa Allah, apabila menyayangi atau mencintai suatu kaum, maka Allah akan mengujinya, dan bagi siapa saja ridha, maka baginya keridhaan dari Allah, dan barangsiapa yang membenci, maka baginya kebenciaan dari Allah SWT." (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).


Palembang, 29082022

Comments

Popular Posts