Hari ke-08, Penyejuk Hati

Baca, Like, Comen, dan Share!

 

📷by:@maya_budiarjo

He: "Lain kali, kalau Mamas instruksikan dengan kalimat perintah jangan bertanya dan meminta penjelasan dengan detail! Lakukan saja apa yang Mamas perintahkan, turuti, dan taati. Toh, Mamas memberikan kalimat perintah yang membawa pada kebaikan, bukan kemudharatan. Jadi, tahukan bagaimana harus bersikap kedepannya, ketika menghadapi keadaan yang kurang lebih sama dengan keadaan sebelumnya?"

Aku lihat wajahmu berubah menjadi murung. Aku tidak tahu, apakah saat itu kamu sedang marah padaku atau itu hanya wajah lelahmu saja, ketika harus menghadapi Aku yang sesekali kerap kali bertingkah salah ataupun sedang salah berbicara? Entahlah! Jelas yang terlihat adalah expresi kesalmu. Tapi dilisanmu disertai dengan kalimat memahamkan. Pelan, sabar, bijak, dan sesekali tegas di point-point tertentu. Sedih! Sudah pasti, tapi beginilah Aku. Masih ada cela salah, dan ketidakpahaman.

She: "Mamas maaf yah, Adek sering begini dan begitu, sembari menjelaskan dengan detail kekurangan yang ada pada diriku. Sabar yah Mas! Maafin Adek kalau Adek suka membuat Mas jadi kesal."

He: "Setiap orang punya kekurangan. Iya nggak apa-apa. Tapi coba deh! Dengerin kata Mamas. Toh itu kan buat kebaikan Adek juga."

Aku memandangnya dengan pasat, tapi di dalam hatiku bergemuruh ada rasa takut menyakitinya ataupun melukainya dengan laku ataupun tutur bicaraku. Mataku berkaca-kaca. Tapi rasanya tak ingin menangis disaat genting. Hanya saja di dalam hati ini terselip begitu banyak doa untuk kebaikan rumah tangga kami.

"Astaghfirullah", satu kalimat penenang untukku. Sementara, Aku menjelaskan padanya tentang apa yang kubaca hari lalu.

"Setiap kali seorang wanita menyakiti suaminya di dunia, maka istrinya dari kalangan bidadari akan berkata kepadanya dengan cemas, 'Jangan menyakitinya, sungguh celaka engkau! Dia hanya sementara saja bersamamu. Sebetar lagi dia akan meninggalkanmu dan pergi untuk menjumpai kami." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

She: "Apakah seperti itu Mas? Masya Allah, setelah menikah. Betapa untuk mendapatkan tiket menuju Syurga-Nya itu sulit. Banyak hal kecil/sederhana yang bila kita tidak tahu ilmunya bisa membuat rugi amalan kita di dunia. Benar-benar penuh perjuangan.

He: "Adek, mau Mamas kasih satu amalan yang bisa membawa Adek ke Syurga-Nya nggak?"

Aku menebak dengan beberapa jawaban.
She: "Melaksanakan shalat 5 waktu, berpuasa di bulan ramadhan, dan taat pada Suami". Ternyata dia menyalahkan semua jawabanku tadi.

He: "Itu kewajiban bukan amalannya. Amalannya simple, tapi susah-susah gampang. Perbanyak meminta maaf pada suami sebelum tidur."

Aku mengingat kembali bagaimana rutinitas indah itu terjadi di awal-awal kami hidup menggenap. Hanya berjalan 2 bulan. Lalu, saat bertanya kepada diri sendiri. Kenapa rutinitas itu sudah tak ku amalkan kembali yah?? Baiklah! Lelaki itu tersenyum sembari menatap wajahku dan berkata.

He: "Jangan tanya Mamas lah! Tanya diri Adek sendiri? Kenapa sudah tidak melakukan kebiasaan demikian?"

Allah, entah akan seperti apa jadinya jika bukan lelaki itu yang menjadi pasangan hidupku. Beruntungnya Aku, dimiliki Kamu.

“Ya Allah dengan Kasih dan Sayang-Mu yang Maha Luas. Limpahkanlah Lailatul Rahmah kepada kami, dan Berikan hidup kami  keberkahan lahir bathin hingga mengantarkan pada keselamatan Dunia dan Akherat. Jadikan hamba penyejuk hatinya, penghilang penatnya, dan penentram jiwanya. Aamiin."

Palembang, 30082022


Comments

Popular Posts