Rindu Rumah

Baca, Like, Comen, dan Share!


Alhamdulillah, hari ini Aku pulang Ibu. Pusingku beberapa hari ini tak kunjung enyah, mungkin ada seba'it rindu yang enggan berkata jujur, lalu hanya bisa tertahan dalam diam, tapi masih setia dalam merapal do'a. Ternyata, ada yang sangat merindukanku.

Baru beberapa hari tidak pulang rasanya begini yah?? Nikmat sekali, saat hati ini tengah dihujam rindu. Biasanya, Aku pulang hanya untuk sekedar melepas lelah dan penat dari hiruk pikuk rutinitas kerja. Dari beban yang hari-harinya selalu mampu kupikul sendiri tanpa protes pada-Nya. Tapi hari ini, Aku pulang dengan wajah yg sumringah. Aku minta pada-Nya untuk menyembuhkan rasa pusingku ini. Alhamdulillah, sudah membaik.

Aku pulang sembari bermuhasabbah. Selagi personil keluarga masih lengkap. Aku rela mangkir di ruang Pawon sederhana kita, hanya untuk menyicipi masakan Ibu, menyeduh teh hangat ataupun segeles es teh manis buatan Ibu, sembari mendengarkan cerita seisi rumah ini. Entah itu dari kabar baik ataupun buruk? Kabar yang menyedihkan dan sampai yang membahagiakan.

Banyak hal yang harus ditempuh untuk bisa berkeluh, dan berpeluk rindu.

Tahukan Ibu, semenjak menikah! Bisa dihitung, berapa kali Aku makan bakmie ayam buatanmu. Rasanya sudah sebulan penuh, Aku tak mencicipi bakmie ayam buatan Ibu. Setelah menikah, beberapa customer setia kita menanyakan kabarku kealfaanku dari rumah kita? Tentunya mereka yang tak tahu bahwa Aku sudah menikah. Dimana Dian? Kok nggak kelihatan dll. Masya Allah.

Tahukah Ibu, kalau Dian liat anak lelaki seusia Si Bungsu itu pasti jadi kangen rumah, dan pengen pulang. Pengen nanya, aktivitas Adek kalau di rumah ngapain aja? Kuota pulsanya ada apa enggak? Sekolahnya gimana dll?

Tahukah Ibu, betapa keponya Aku dengan kabar Adek Bujangku. Pertanyaan yang selalu kutanyakan adalah bagaimana pekerjaannya? Lancar atau nggak, gimana hari-harinya setelah dia pulang kerja, dll?

Ahhh... Begini yah rasanya setelah menikah. Jadi wajar, kalau dulu untuk perihal jodoh. Aku pernah menyematkan do'a pada-Nya, meminta dipertemukan dengan seseorang lelaki yang berdomisili sama denganku. Karena sejujurnya, Aku belum ikhlas pergi meninggalkan rumah kita ini.

Aku ingin menjadi pendengar sejati Ibu, ketika Ibu nggak bisa cerita ke siapapun tentang hari-hari berat yg sudah Ibu lalui. Aku ingin menjadi sosok Mbak yang menyenangkan buat Adik-adikku. Meskipun dalam keterbatasan. Aku ingin membahagiakan mereka dengan kadar kesanggupan dan kemampuanku.

Semoga Allah berikan Aku kesehatan, agar kelak Aku bisa berbakti kepada Suamiku, kepada keluarga Suamiku, dan kepada Keluargaku dengan semaksimal mungkin. Aku tahu, Ibu dulunya juga sangat berat untuk melepaskanku menikah.

Tapi Qadarullah, doa yang kita sematkan bersama itu bertemu di langit-Nya Ibu. Lalu, takdir membawa niat baik seorang lelaki biasa yang Masya Allah untuk membuka tirai keridhoanmu. Saat itu, tidak ada yang bisa menebus harapanmu (Ibu), tapi rapalan do'a-do'a terbaik lelaki itu bisa menembus do'amu, menghancurkan ketakutanmu tentang hari esok, melembutkan hatimu untuk mengikhlaskan diriku menikah. 😭

Tak jarang, kamar masih jadi tempat yang favorit untukku. Aku rindu dengan tumpukan buku-buku koleksiku. Aku rindu membuka satu-persatu judul buku itu. Menyempatkan diri untuk membacanya, atau mengetik bagian demi bagian yang penting untuk ku simpulkan sendiri kala membacanya. Nostalgia, anak perempuan Ibu (satu-satunya).

Palembang, 19 Juli 2022
With Love,
The An,


Comments

Popular Posts