Hari ke-19, Doa Mama

Baca, Like, Comen, dan Share!


 

"Setelah menerima kebaikan dari doa-doa terbaiknya Mama, sekarang giliran Aku yang mendoakan kebaikan Mama pada-Nya. Kenangan tentangmu tak lengkang oleh waktu Ma! Dari Kasih lahir ke dunia ini, menjadi balita yang menggemaskan bagi Mama, tumbuh menjadi remaja yang baik, beranjak dewasa, lalu kini menjadi seorang Ibu. Iya! Sama seperti posisi Mama saat itu. Biarkan ku kirimkan hadiah terbaik sekaligus baktiku padamu Ma."

September 2021,
Hari itu hujan mengguyur kota Malang. Basah, aroma itu khas diantara butiaran air langit yang jatuh ke bumi. Ayla menatap kaca dan termenung dalam kerinduan. Ada tangis disana dan doa terbaik. Kembali mengingat kenangan manis bersama Mama. 

"Ma, apakah orang-orang disini ada yang bertanya tentang kehidupanku setelah menikah?" 

"Mustahil jika tidak ada Ay. Pasti ada." 
"Mereka bertanya apa Ma?" Dengan penasaran Aku balik bertanya pada Mama.

"Ayla sudah hamil belum? Kalau belum cob ikhtiar ke dokter Bu, atau ikut promil sama seperti anakku dulu."

Jlebbb... Tanya itu membuat hatiku menjadi sesak. 

"Mama iyakan saja respon Ibu-Ibu kompleks ini." Mama, terlihat tenang tidak ada kesedihan di raut wajahnya. 

"Ma, doakan Ayla yah! Supaya Ayla cepet punya momongan." Gurauku pada Mama malam itu. Padahal ada segores luka yang kusimpan disana."

Tanpa Ayla minta pun. Mama selalu mendoakan yang terbaik buat anak-anak Mama. Sedih bila harus mengingat kenangan itu.
 
Kini September 2022. Tepat 1 tahun kepergian Mama. Ketika Aku sedang mengandung, Mama justru tak bisa menemani proses tumbuh kembang calon bayiku. Dalam doa Mama selalu ada namaku, Ayla. Mama pernah bilang begini. Tak pernah terlewat. Sesibuk, dan serumit apapun pikiranya. Dalam usia 50 tahun Mama tiada. Sekarang, dalam doaku selalu ada nama Mama. Teringat sebuah hadis. "Suatu saat kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu datang seseorang dari Bani Salimah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orang tuaku ketika mereka telah meninggal dunia?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya (masih tetap ada bentuk berbakti pada keduanya). (Bentuknya adalah) mendo’akan keduanya, meminta ampun untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga kedua orang tua yang tidak pernah terjalin dan memuliakan teman dekat keduanya” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah.

Comments

Popular Posts