Hari ke-04, Maaf dariku Untukmu

Baca, Like, Comen, dan Share!


"Tangis adalah candu yang menemani setiap malam Vidhia."
___________
Perempuan itu marah pada Lelaki itu. Tapi memilih untuk diam sejenak, menyembunyikan selaksa rasa yang ada adalah pilihan yang tepat. Vidhia dengan egonya, begitu juga dia dengan Randu masih dengan kemarahannya. Vidhia berpikir, bahwa dia harus mengalah, dan bersikap semua seolah baik-baik saja.  Meskipun dia sadar, di beberapa jam sebelumnya. Menandakan keadaannya sedang tidak baik. Bersyukur, Baik-Nya Allah selalu menemani kesedihannya. Kau tahu, yang kubenci dari pertengkaran malam itu adalah komunikasi yang tidak baik, ego yang tinggi, dan sikap menyatakan ketidaksukaan terhadap keputusan yang ku ambil tanpa penjelasannya, tanpa pemahaman, dan tanpa adanya pertimbangan darimu yang baik, untuk dimaklumi secara bersama.

23.44
"Kenapa sih Ummi? Ada apa? Selalu begitu, coba jelaskan pada Abi! Apa yang salah dari Abi?", Sorot matanya menatap mata Perempuan itu dengan tanya yang menjuru.

Vidhia menjelaskan kesalahan Lelaki itu. Tapi tetap saja, egonya masih belum stabil. Kali ini, dia terkesan sulit sekali untuk mengalah.

"Abi itu tidak suka dengan keputusan Ummi. Abi nggak mau menjelaskannya, kan Ummi tahu Abi tidak suka begini dan begitu. Ummi nggak pernah ngerti, dan paham sama maunya Abi." Matanya sudah tak lagi memandang mata Vidhia, sementara tangis Vidhia masih berderai dengan nada komunikasi yang lebih tegas, dan berbeda dari biasanya.

"Ummi bukan malaikat Abi, yang bisa tahu semua isi hati dan kemauan Abi! Please! Jangan gunain bahasa kode, atau hanya sekedar sindiran. Lain kali, jika tidak suka dengan keputusan yang Ummi ambil. Coba komunikasikan. Tidak perlu melempar kemarahan tanpa adanya solusi dan penjelasan. Abi itu egois terlalu mengedepankan emosi. Coba kalau komunikasi, mungkin tidak akan terjadi pertengkaran seperti ini!" Tangisku masih berderai, sedang kalimat istighfar  kulapaskan sebagai penenang. Di dalam hati terselip doa terbaik.

"Maafin Abi Ummi, Maaf yah!", Dia memeluk Vidhia dengan sangat erat sembari mengusap tangis, dan Vidhia memaklumi serta memaafkannya.

Palembang, 04092022


Comments

Popular Posts