Hari ke-12, Pasrah

Baca, Like, Comen, dan Share!


He: "Mas mau resign dek. Mas sudah tidak nyaman dengan pekerjaan Mas yang sekarang. Problemnya bukan ada pada customer. Karena bagi Mas, problem terbesar adalah ada pada atasan. Mas tidak bisa bekerja di bawah sistem yang zalim. Jadi selama ini, mas hanya berusaha bertahan sembari menunggu panggilan pekerjaan yang lain. Pekerjaan yang membuat hati, dan pikiran Mas nyaman. Meskipun gajinya tidak sebesar gaji Mas yang sekarang. Menurut Adek gimana? Apa Adek setuju kalau Mas Resign? Mas mau buka usaha di rumah buat tambahan harian kita."

Mustahil bila tak ada rasa khawatir di dalam diri ini mengenai statement Mamas malam itu. Perkataannya membuatku berpikir dalam-dalam. Bagaimana kalau seandainya keputusannya untuk resign itu benar-benar mantab dilakoninya? Apakah Aku  harus menuntut, atau bagaimana?? Sembari menyelipkan harapan terbaik pada-Nya, Aku berusaha memperbaiki keyakinanku terhadap rencana terbaik-Nya. Baiklah! Pikirkan dengan tenang Arumi? Tenang, jangan terburu-buru meluapkan emosi yang tak sejalan dengan hati nuranimu!

She: "Mas yakin ingin Resign? Adek tidak bisa berkata banyak perihal keputusan Mamas. Tapi silakan dipikirkan kembali apa sudah Mantab memutuskan pilihan ini. Adek hanya bisa mendukung keputusan terbaik Mamas. Mau resign ataupun tidak, itu pilihan Mamas."

Tidak ada lagi percakapan yang bisa dilanjutkan malam itu. Pagi harinya Aku membuka obrolan dengan Mbak kandungku. 

She: "Mbak, bagaimana kalau seandainya Mas Ilham memberikan uang harian/ uang bulanan kepada Mbak yang nominalnya kecil/seadanya? Apa yang harus Mbak lakukan?"

Mbak: "Kita sebagai perempuan harus pinter-pinter mengelola keuangan. Masmu kan kerjanya tidak tentu. Tergantung proyek yang didapat. Kalau ada proyek sekali dapat besar. Kalau tidak ada proyek malah tidak ada. Hanya uang harian saja, tentu nominalnya tidak terlalu besar. Namanya juga lagi nggak ada kerjaan. Bersyukur dengan yang diberi, dan jangan menuntut dengan yang tidak ada."

Pikiranku pun mulai tenang, tidak ada kekhawatiran apapun lagi. Bismillah, apapun keputusannya nanti. 

Palembang, 12092022

Comments

Popular Posts