Perihal Jawab dari Sang Pencipta

Baca, Like, Comen, dan Share!



11 Tahun bukan waktu yang sebenar yah Mas. Aku menatap wajahmu dalam-dalam, mencoba mengutarakan hal yang sulit untuk didiskusikan. Aku ingat betul seperti apa perjuanganmu dulu ketika hendak meminangku. Kamu tak begitu banyak punya pilihan pendamping hidup, tersebab Kamu hanya memilih Aku untuk dijadikan ratu di hatimu. Sedangkan Aku punya banyak pilihan! Sayangnya, sebanyak apapun yang datang untuk melamar. Hanya lamaranmu yang tak pernah tertolak. Aku rasa ini takdir! 

Di awal pernikahan, Allah menguji kita dengan kesulitan ekonomi yang Masya Allah. Kamu belum diangkat menjadi karyawan tetap di salah satu perusahaan BUMN milik pemerintah. Kamu hanya pegawai toko biasa. Tapi, Aku percaya. Karirmu akan melejit seketika. Aku bisa bersabar dalam keadaan yang serba kekurangan finansial itu. Nikmat sekali. 


3 Tahun usia pernikahan, Karirmu melejit. Kamu sukses Mas. Tapi lagi-lagi, Allah menguji kita perihal pertanyaan tentang kedatangan? Hatiku rasanya tercabik-cabik mendengar perbincangan toxic tetangga sekitar perihal rumah tangga kita. Aku rasa kebahagiaan ini kurang lengkap. Tangisku hanya bisa meluap dalam sandaran-Nya, ketika harus berpasrah soal pinta yang tak kunjung datang. Sesekali pelukmu menenangkan hatiku yang gusau itu. 

8 Tahun usia pernikahan, kita memutuskan untuk sama-sama mengadopsi buah hati. Merawatnya seperti anak sendiri. Gadis mungil yang mengemaskan itu sekarang sudah berusia 7 Tahun. Ahhh... Jika di tanya orang-orang di luar sana soal buah hati. Syifa jadi penawar lukaku. Dia tampak membahagiakan, dan membuat keluarga kecil bahagia. 

11 tahun usia pernikahan, Aku sempat memintamu untuk menceraikanku. Tetap saja, ujaran kebencian, dan rasa hasad di hati tetangga lainnya tak pernah habis di makan usia perihal rumah tangga kita. Masih sama! Tangisku meluap, Kamu memelukku dengan erat. Tapi hebatnya Kamu setelah sukses, masih setia menemani suka-dukaku, masih dengan sabarnya menerima ketidaksempurnaanku sebagai istrimu. Ketika, Aku memintamu mencarikan Ibu baru untuk Syifa. Kamu justru murka dengan inginku. Kamu memelukku lagi untuk kesekian kalinya, sementara tangisku masih sama, meluap membuang semua selaksa rasa yang negatif di hatiku. 

22 Oktober 2022  21:59
Rabbi, Bukan kehendakku masalah keterlambatan ini. Sesak bila harus menyembunyikan luka ini sendiri. Aku tahu, Engkau takkan memberikanku luka, jika tak memberikan penawarnya. Mungkin Aku saja yang belum tahu cara membalutnya. Aku lebih fokus dengan rintihanku, sembari meminta Engkau menguatkan batas kesabaranku, lalu meringankan beban itu di pundakku di setiap episodenya. 

Rabbi, Jika Aku tak bisa melengkapi kebahagiaan Suamiku. Maka, tolong bahagiakan dia dengan luasnya Cinta-Mu, Kasih dan Sayang-Mu. Jagalah hatinya agar tak terluka dengan caraku yang salah. Entah itu ketika Aku hendak menjalani peranku sebagai seorang istri. Caraku yang belum maksimal berbakti padanya. Pelayananku yang belum cukup baik dalam memenuhi kebutuhannya. Taatku padanya yang masih berbantah, dan menjadikannya Ridho-Mu berkurang dengan apa yang ku lakukan untuknya. Semoga Engkau memaafkan Aku yang penuh dengan keterbatasan dan ketidaksempurnaan ini. 

Rabbi, Jika kekuranganku tak bisa menutupi apa yang menjadi harapannya. Maka, kabulkanlah setiap genggam harapan kecil, ataupun harapan besarnya nanti di waktu yang tepat, perihal bahagia. Aku tahu, tak akan mudah jalannya. Aku tahu harus ada yang dikorbankan nantinya. Aku akan berjuang semampuku dengan pertolongan-Mu

Rabbi, Aku mencintainya sangat mencintainya. Tapi Aku sadar kelak rasa cintaku ini akan Engkau berikan durasi untuk mengusaikannya. Kelak, akan ada rasa sakit, kehilangan, kecewa, kesal, dan lainnya. Tapi ketika hari kepergian itu tiba. Aku mohon mampukan kami untuk bisa menerima ketetapan terindah dari-Mu dengan rasa Qana'ah. Ikhlas dengan seikhlasnya. 

Rabbi, segetir apapun ujian di dalam rumah tangga kami. Aku mohon, mampukan kami untuk melaluinya dengan pertolongan-Mu. Meskipun rasa sedih itu tak ada usainya mendera, sedangkan kebahagiaan itu terasa sangat singkat melintasi kehidupan kami. Jadikan rasa syukur itu lebih besar di hati kami dengan rencana terbaik-Mu. 

With Love, 
An Ne



Comments

Popular Posts