Intermezo sebagai Penguat Diri

Baca, Like, Comen, dan Share!


Gimana rasanya belum memiliki buah hati?
Rasanya nano-nano bun, apalagi hampir 10 bulan menikah. Pernah Insecure nggak? Pasti pernah dunk. Iya! Insecure sama diri sendir. Kadang suka dialog juga sama Suami, sembari bertanya??
"Mas, Aku kapan yah?"
Tapi Suami menguatkan. Meskipun Aku tahu, sesekali dia juga pernah mempertanyakan hal yang sama ke diri sendiri. Hebatnya dia, bisa legowo dan berbaik sangka sama Allah always. Beda sama perasaan perempuan, lebih cendrung Melownya. Apalah daya kita? Toh, Allah punya waktu yang tepat buat kita. Sabar! Gitu aja cara menguatkan diri.

Pernah sih ketemu pejuang garis dua lainnya. Ujian mereka tuh masya Allah. Punya keluarga terdekat yang malah toxic lisannya. Gimana coba mau menguatkan diri, orang terdekat mereka aja sudah nggak support. Durasi penantian mereka nggak sebentar, ada yang 1-2 Thn, 4 Thn, bahkan ada yang 11 tahun. Nggak usah dibayangin gimana rapuhnya mereka?? 🥺

Kadang suka mempertanyakan sih, "Aku Kapan? Tuh mereka sudah pada berhasil?" Gitu kalau sisi lemahnya muncul. Sementara kulihat teman-teman yang nikahnya di tanggal/bukan yang sama denganku, sudah pada berhasil jadi calon Ibu.  Rasanya haru, dan bahagia waktu tahu kabar kebahagiaan mereka. Yang nikahnya 3 bulan ke depan setelah Aku, pun sudah pada berhasil. Masya Allah. Lengkap sudah kebahagiaan mereka, dengan kehadiran/anggota baru itu. 🥰

"Dian, Pernah nggak sih nangis?"
"Iya pernahlah!"
Pertanyaan soal buah hati itu, hal yang sensitif bagi pejuang garis dua bun. Tapi nggak pernah keterusan nangisnya. Ada masanya.

Ada pengalaman temen yang setiap bulan datang tamu, pasti nangis. Karena harapan pejuang garis duanya nyaris pupus. Wajar sih! Slaksa rasa mah jujur, kalau lagi down nggak bisa bohong. Pasti nangis dunks. Tanda kelembutan hati seorang perempuan.

Ada juga yang nangis ketika terima sindiran dari tetangga, mertua, ipar, keluarga dari pihak besan, ataupun dari keluarga pihak perempuan, bahkan dari sahabat sendiri juga ada lho, yang nyinyir. Ujiannya berat bun, ketemu sama orang-orang yang Toxic. Alhamdulillah, Aku belum menemukan orang-orang yang seperti itu. Jadi masih kuat nih pertahanan. Dikuat-kuatin dunks.

Suka nanya sama Suami,
"Mas, kamu kalau ditanya orang. Istrimu sudah ngisi belum? Kamu jawab apa, Mas?"
Suka dibawa humor sama dia.
"Bilang aja, ngisi terus. Hanya saja, kita nggak tahu kapan waktu yang tepat buat ngejadi'innya. Dibawa bercanda aja dek, kalau ada yang nanya begini! Tetep selipin do'a terbaik. " 😊🙏

Jadi, sampai sekarang tersugesti. Ketika ada yang nanya hal beginian.
"Udah ngisi belum, Mbak?"
Aku jawab saja, seperti yang disugestiin Suami. Hehehe... Jadi yang niatnya nyinyir, nggak jadi. Ikut kebawa humor/canda gitu. Aku juga nggak perlu baper, apalagi sampai menguras perasaan bapernya. 🤣 Orang yg nanya pun nggak perlu ada rasa nggak keenakan. Karena memang niat mereka murni nanya, bukan buat nyinyir. Beda lho orang yg nyinyir sama enggak. 😅

Okeh! Itu kalau Aku yang dilempar tanya. Gimana kalau orang terdekatku. Misal, ada tetangga yang nanya sama Ibu/Mertu/Ipar, dengan nyinyir gitu? Alhamdulillah, bersyukurnya  respon mereka masih bijak ke orang yang nanya? Masya Allah, bun. Padahal Aku tahu, hati mereka tuh lebih terluka daripada Aku. Tapi support system mereka kuat, dan itu juga yang menguatkanku. Positif energinya, Masya Allah. 🥰

Pernah juga ketemu sama hal beginian. Misal,
Ada temen yang niatnya baik, tapi terkesan mengurui/membandingkan proses berhasilnya mereka sama kita. Masya Allah, ujian banget bun. Di hati terasa banget buat Melownya. Padahal kan beda yak, prosesnya. Beda kapasitas ujiannya, beda skenario-Nya. Pokoknya, beda banget.

Nah, jadi Beda lho! Orang yang beneran care dan share pengalamannya ke kita, dengan niat membandingkan proses berhasilnya dia sama kita, dengan niat orang yang beneran support kkita secara tulus. Beda! Karena sudah di survei, dan dipahami letak bedanya. Kalau yang sekedar nyinyir/kepo sama kondisinya kita saat ini. Pasti di hati nggak nyaman.
Jadi, kita mau meresponnya juga udah nggak respect? Sampai sahabat terdekatku aja mau nanya hal yg riskan suka hati-hati, nggak mau nyinggung masalah yang beginian. Karena beneran mau menjaga hatiku, uhhhh so sweet❤. Tapi Aku welcome, buat menjawab pertanyaan dia. Karena rasa di hati tuh nggak salah. Care orang yang tulus sama kita, dengan enggak tuh beda! Jadi, Aku jawab dengan humor tapi kadang serius. Mastiin ke dia, kalau mau nanya jangan di kode-kode. Hatiku aman kok, kan kamu nggak niat membandingkan prosesku sama proses berhasilnya kamu. 😍

Btw, udah gini aja intermezo kita. Terimakasih buat support system terbaiknya Aku. Iya! kalian, Orang-orang yang tulus. Orang yang Aku punya, dan kalian adalah orang-orang terbaik dari-Nya. Terimakasih untuk semua pemaklumannya, dan tidak menjadi orang yang toxic buat hidupku. Semoga Allah jauhkan kita dari orang-orang yg toxic yah. 😅🙏

Palembang, 21 Oktober 2022
14:30

Comments

Popular Posts