Oktober Menulis, Kado Terindah

Baca, Like, Comen, dan Share!


22.35
05 Oktober 2022

Sejenak Aku merenung. Tangisan itu membuatku bermuhasabbah. Kutepiskan satu-persatu asumsi burukku dengan rasa sabar. Toh, yang ku sanggupi hanya bisa menguatkan batas kesabaranku.  Mungkin dia juga! Teringat pesan salah seorang Sahabat Rasulullah SAW, "Kesabaran itu ada dua macam, yakni sabar atas sesuatu yang tidak kau ingin dan sabar menahan sesuatu yang kau ingin." Mungkin sudah jadi ketetapan-Nya. Menerima apa yang menjadi bagianku adalah hal yang terbaik.

Sebelum terlelap, rutinitasku sama. Menangis! Menangis sejadi-jadinya dengan tak bersuara. Sesak sudah pasti. Rasanya berkecamuk. Aku merasa lega saat bisa menangis, meluapkan semua isi hatiku. Kau tahu, hatiku ini lembut sekali. Mudah terluka. Perihal memendam, ternyata bukan solusi dan hal yang baik.

Terkadang, Aku merasa sendiri. Circle pertemananku sangat sempit. Tidak bisa bercerita tentang banyak hal ke orang lain. Bahkan ke orangtua sekalipun, tak bisa sepenuhnya turut campur. Aku tak ingin membebani pikiran mereka dengan problem hidupku. Tak bisa membagi kesedihan pada mereka. Kepada sahabat apalagi? Rasanya tidak baik/etis. Jadi suka-duka itu lebih banyak kutelan sendiri. Pahit-manis juga ku nikmati sendiri. Hidup memang tak lepas dengan yang namanya ujian. Ketika menyerah pada asumsi berarti Aku kalah. Jadi baiknya Aku berserah pada-Nya.

Ada banyak kejutan yang Aku terima setelah menggenap. Iya! kejutan yang tak terduga. Aku sadar banyak kesibukkan dunia yang menyilaukan mata, dan membuat kita lupa soal kewajiban, hak, dan tanggungjawab. Sulit jika berada di posisi seperti ini. Aku sadar lama-lama suasana disini menjelma menjadi sangat dingin. Tidak ada perbincangan mesra, apalagi sebuah topik perbincangan soal hari-hari yang telah dilalui. Kita sama-sama bungkam soal perasaan. Bagaimana cara ingin merawat hati? Bila kita saja enggan memberi pengertian dan kasih sayang. Lebih tepatnya, kita tak bisa memberikan bahasa komunikasi cinta yang baik. Sementara tangis perempuan itu masih berderai sembari menguatkan hati, dan menyelipkan doa terbaik. It's Okay! Dia harus kuat.

Qadarrullah sudah beberapa hari ini Palembang Darussalam selalu diguyur hujan. Kalau sudah begini, berusaha meyakini secara penuh bahwa Hujan adalah Rahmat dan Berkah dari-Nya. Tak mau melewatkan waktu yang mustajab seperti ini. Adem-adem tapi penuh kehangatan. Penuh dengan kebaikan dari-Nya pula.

22:35
07 Oktober 2022,
Alhamdulillah, sudah melewati satu waktu. Berakhir waktu ashar dini hari menjelang ke waktu malam. Menandakan hari bahagia untuk kita selaku Umat Nabi Muhammad Saw. Tanggal 12 Rabi'ul Awal 1444 Hijriyah merupakan hari kelahiran Baginda Nabi Besar Muhammad Saw. Momentum bersejarah bagi kita semua.

Bertepatan dengan hari Jum'at. Hari penuh berkah. Pas banget, kita dianjurkan untuk menjalankan amalan-amalan yang berhubungan sama keutamaan di hari Jum'at. Bisa tilawah QS. Al-Kahfi, QS. Yasin, Memperbanyak Dzikir, Perbanyak Istighfar ataupun Perbanyak Shalawat. Bebas mau memilih untuk melaksanakan amalan yang mana? Bisa dengan perbanyak shalawatan. Amalan simple. Kalau dilakukan terus menerus, semoga kita bisa mendapatkan kebaikan dari-Nya, dan dari Nabi Muhammad Saw.

إِنَّ اللَّهَ وَ مَلَئكتَهُ يُصلُّونَ عَلى النَّبىّ‏ِ يَأَيهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صلُّوا عَلَيْهِ وَ سلِّمُوا تَسلِيماً

Seperti caption sebelumnya, kita masih harus berjuang mengulang-ulang isi dalam do'a kita.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
Seketika ada sebuah cakap disana antara Suami-Istri.

He: "Sayang, tolong ambilin Tas Mamas di Lemari!"

She: "Iya".

He: "Nih, hadiah buat Sayang. Harusnya ini Mamas kasih nanti, di hari ulang tahun kamu. Tapi berhubung hari ini adalah hari Kelahiran Nabi Besar Muhammad Saw. Jadi Mamas kasih sekarang saja kadonya. Lebih baik diberikan sekarang. Nanti data-data di handphone sebelumnya mulai di pindahkan saja!"

Refleks langsung meluk Suami. Cipika-cipiki. 😅💞 Terus Mikir, ini beneran serius atau gimana? Alhamdulillah bahagia sih, dapat kado dari Suami. Bukan nilainya, tapi ikhtiarnya dia buat bahagiain istrinya ini. Padahal Aku Nggak minta kado. Nggak mau membebani dia dengan apapun.

Mulai flashback,
Suami sering liat handphone kerjaku. Kalau digunain tuh, sudah lemot, dan suka mati mendadak pula. Jadi sering di nasehatin sama dia.

He: "Sayang, belilah handphone yang baru. Biar pas kerja nggak menghambat kerjaannya."

Ketika, Suami bilang begitu. Jujur, Sayang banget sama handphone yang lama. Jadi nggak mau ganti. Meskipun dah retak kacanya, historinya itu lho. Perjuangan beli dengan uang gaji sendiri. Meski buka handphone mahal. Tapi semakin kesini. Semakin mikir! Kalau nggak diganti, susah kerja. Jadi otomatis ganti handphone. ♥️


Comments

Popular Posts