Gerimis Day-11, Nanar dalam Harapan

Baca, Like, Comen, dan Share!



Kadang ada kesedihan yang nanar pada kedua bola mata Aisyah. Mengingat satu-persatu luka lama, ataupun luka kecil yang sempat mengores hatinya. Entahlah! Apakah hatinya sedang berada dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Tapi yang jelas, kesedihan itu tercipta ketika dia berada di ruang kebisuan. 

Terlalu banyak cela kecewa jika diruntun secara satu persatu. Tak baik untuk kondisi hati. Tapi sepelik apapun kesedihannya, lagi-lagi perempuan itu hanya bisa berdoa dan berusaha menjadi versi terbaiknya. Tidak perlu berkaca pada kelebihan yang ada pada diri orang lain. Karena sebanyak apapun kekurangan yang tampil padanya. Mustahil jika tak ada kebaikan yang terpancar! Pasti Allah berikan yang terbaik. Hanya saja karena segores luka yang tak menjumpai penawarannya itu! Lantas membuat lukanya jadi berdarah-darah. Kalaupun mengering sudah pasti jadi membekas juga. 

Ada luapan amarah disana, yang nampak dalam genangan air matanya. Tidak ada cacian yang terlontar ke orang lain. Hanya saja dalam diam itu, tersita luapan isi hati yang membuat dadanya nyaris sesak. Bahkan ketika ada di fase sulit itu, dia merasa seorang diri. Teman nyata yang seharusnya jadi sandaran terbaiknya di kala dia membutuhkan bahu untuk bersandar. Justru tak menyediakan sandaran untuknya. Mana bisa lagi tersenyum, jika di hati saja terasa tercabik-cabik. Seakan hidup berubah jadi beberapa derajat.

Bersyukur, saat merasa sedang tidak punya siapa-siapa, perempuan itu selalu ingat! Bahwa ada Tuhannya, yang senang jika melihat hamba-hambanya mendekat kepada-Nya. Teruntuk di beberapa jam itu, rasanya sangat berat, dan membuatnya jadi tak berdaya. Bahkan dia tak bisa menuntut siapa-siapa lagi? Lantaran dia sadar! Dirinya pun masih dipenuhi dengan keterbatasan. Perempuan itu berpikir, dengan beginikah pribadinya akan ditempah? Ditempah menjadi pribadi yang lebih tegar ataupun kuat lagi dari sebelumnya. Sekuat hati dalam mempertahankan semuanya. Semua yang di bangun atas dasar komitmen dan tanggungjawab bersama. 

Lekas membaik! Karena sebesar apapun ujian yang menimpanya di kehidupan nyatanya. Tidak lain ialah untuk menempahnya menjadi bisa dan terbiasa dalam melalui semuanya. Tentu bukan dengan kesanggupannya sendiri, tapi dengan kemampuan-Nya dalam memampukan perempuan itu seterusnya. Sepanjang episode yang akan dilaluinya nanti. Sebab pertolongan-Nya itu Luas. Begitu juga dengan Kasih Sayang-Nya. Dengan berbekal keyakinan sekaligus keimanan yang baik terhadap ketetapan-Nya, dan dengan Pertolongan-Nya, dia bisa melalui masa-masa sulitnya. 

#gerimis30hari #ceritafiksi #gerimis_des22_11 #gerimis30hari🌧️
@gerimis30hari @ellunarpublish_ 

Palembang, 11122022
08:21
@dianazzahrast

Comments

Popular Posts