Gerimis Day-22, Penolakan Ibu adalah Rencana Terbaik-Nya

Baca, Like, Comen, dan Share!


 

Desember Kelabu, 
Rencana Tuhan memang tak bisa kita lawan Mas. Ada  batasan Tuhan yang tak bisa kita lampaui. Jika memaksakan kehendak diri, maka tabir-Nya takkan berpihak pada kita. Kita yang pada masa itu seperti bumi dan langit. Berbeda namun derajat kita sama, sebagai seorang Hamba. Aku mengaku menyesal karena telah melampaui, tapi kini Aku mengerti soal catatan perjalanan yang tlah lalu. Pijakkanku ternyata semakin kuat, meski Aku pernah salah, dan sekarang Aku justru bisa berbahagia dengan rencana terbaik-Nya.  Ku dengar narasi terbaik soal kepergianmu masih terniang dalam ingatanku. Ikhlas dan nyatanya tergantikan dengan yang lebih baik. 
***
Yogya, 19 Desember 2012
Menikahlah denganku Arini? Mas ingin membahagiakanmu, meringankan beban di pundakmu, dan menghapus kesedihan di hatimu. Sampaikan salamku pada Ibumu, jika Kamu menerima pinanganku. Silakan titipan surat balasan ini pada Dek Zahara. 

Sekian, 
Mas Satya. 
***
Aku membacanya dengan rasa sesak yang teramat dalam. Mataku berderai seketika, tanganku gemetar tak bisa membalas surat itu sesegera mungkin. Sedang Aku tahu, Ibu tak memberikan restu bila Mas Satya yang meminangku. Entah, kenapa? dan Mengapa? 

Ibu tak bercerita soal detailnya. Aku boleh menikah dengan lelaki lain kecuali bukan dengan Mas Satya. Ibu mengusaikan semua tanyaku di hari lalu. Hanya diam atau mengalihkan topik ke perbincangan lain. 

Sedangkan 2 hari setelahnya, Zahara berusaha mengubungiku dan bertanya soal kenapa, dan mengapa Aku harus menolak pinangan Mas Satya. 

Aku ingat betul apa isi surat balasan saat itu kala membalasnya. 
***
Yogja, 21 Desember 2012
Maaf Mas, Aku tak bisa menerima pinanganmu. Aku tak bisa menerima hubungan dan etika baikmu bila tanpa restu Ibu. Bagaimana mungkin Aku bisa mengores luka di hatinya setelah Aku beranjak jadi Perempuan Dewasa? Aku mengenal Ibu sangat dekat. Jadi Aku tahu seperti apa pilihan terbaiknya. Bahkan, Aku merasa bukanlah seorang calon yang baik untukmu Mas. Mas pasti punya Ibu, dan sayang pada Ibu Mas Satya. Aku ingin berbakti pada Ibuku Mas, dan menerima keputusan terbaik darinya soal pinanganmu. 

Aku terlahir dari rahim seorang Ibu. Dibesarkan dengan kasih sayang seorang Ibu. Tumbuh menjadi seorang Perempuan yang nantinya akan menjadi Ibu di hari esok. Lalu, bagaimana Aku tega menyakiti hati seorang Ibu? Aku harap Mas bisa menerima semua keputusanku. 
Qadarullah. 

Sekian,  
Arini
***
Dalam senyum yang kubuat-buat itu, hatiku menangis saat mengenang 2 hari ku balas surat balasan untukmu. Ternyata Allah memanggilmu lebih dulu ke pangkuan-Nya Mas. Teruntuk semua rasa sakitmu yang dulu, Allah siapkan penawar terbaik-Nya disana untukmu.. 

Palembang, 22122022
14:15


Comments

Popular Posts