Gerimis Day-23, Wanita Itu Seperti Bunga

Baca, Like, Comen, dan Share!


 

له عَلَيهِ وَسَلَّمَ : أَكْمَل الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ … رواه الترمذي وغيره

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya” (HR. At-Tirmidzi, 3/466;  Ahmad, 2/250 dan Ibnu Hibban, 9/483.) Hadits dinyatakan shahih oleh Imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Syaikh al-Albani.

Selama melalui 1 tahun pernikahan, ada banyak hal yang terjadi. Bahkan, Aku tak pernah memikirkan keputusan yang diambil di hari lalu, nyatanya cukup berperan untuk kehidupanku di masa mendatang. Aku tak tahu lelaki itu ke depannya masih akan berlaku baik/berakhlak baik atau tidak? Apa akan ada perubahan yang kontras pada pribadinya sebelum atau sesudahnya? Aku tak tahu dia punya berapa wajah? Yang Aku yakini, karena dia adalah pilihan-Nya tentu dia yang terbaik untuk kehidupanku ke depannya. Cukup! Hanya berprasangka baik kepada-Nya. 

Banyak sekali perasaan yang akan hadir selama menjalani proses menggenap ini. Diawal proses menggenap, Aku kesulitan memahamimu. Tapi proses ini yang akan memberikan pelajaran dan pengajaran buatku ke depannya. Tiba di penghujung pengajaran itu, Aku terkaget sekaligus binggung menghadapi marahmu. Betapa tidak, ku lihat Kamu sangat berusaha keras untuk tak ingin melampaui batasanmu, dan melukai Aku sebagai istrimu. Bahkan terkadang, Aku suka kerepotan sekaligus kewalahan menghadapi amarahku sendiri ketika tak bisa mengkomunikasikan inginku kepadamu. Egoku masih sama! Masih dengan diamku. Sementara egomu juga sama. Masih dengan diammu. Teruntuk diam kita, ternyata adalah yang terbaik di beberapa keadaannya. 

"Mas, kalau kamu marah memang secuek itu yah? Nggak ada sepatah katapun?", tanyaku dengan heran. Sementara Aku sibuk dengan nangis-nangisnya Aku. 

"Iya, mending diam. Pergi sebentar ke luar lalu pulang. Terus kalau waktunya tepat. Baru Mas komunikasikan, apa? dan kenapanya? Toh pada akhirnya semua akan baik-baik saja." Ujarnya. 

True! Setelah Aku kelelahan, Aku akan menangis dengan sejadi-jadinya untuk menenangkan amarahku, dan itu melegakan. Lalu beristiqhfar meminta kebaikan pada-Nya. Tiba-tiba kamu datang menghampiriku, sekaligus merendahkan tangisku dengan pelukmu. 

Iya! Aku senang dengan cara marahnya kita, meskipun diawal terkesan sulit untuk diterima. Iya! Marah dalam diam. Tidak mengerutu panjang apalagi sampai mengeluarkan kata-kata kasar. Alhamdulillah, tidak seperti itu! Aku menarik jedah sejenak, dan membuat jarak itu terhapuskan, lalu kita saling menghampiri untuk sama-sama saling mendekap penuh hangat. 

“Wanita itu seperti bunga. Mereka harus diperlakukan dengan lembut, baik hati, dan dengan kasih sayang.” (Ali bin Abi Thalib) Bahkan semarahnya kamu. Kamu selalu berusaha keras untuk tak melukaiku sedikitpun. Terimakasih. ❤❤❤❤❤

"Ya Allah yang Maha Membolakbalikkan hati, tetapkanlah hati kami dalam keimanan kepada-Mu. Aamiin."

Semoga kita tidak kehilangan gairah untuk terus berusaha mewujudkan ‘barokah’ sepanjang perjalanan ini, dan meminta pada-Nya untuk menghadirkan Sakinah, Mawaddah, dan Rahma di setiap harinya. 

Salam sayang dariku,
Istrimu.

Palembang, 23122022
14:26

Comments

Popular Posts