Pasal 4. Yang Jujur dan terpercaya

Baca, Like, Comen, dan Share!


Pasal 4. Yang Jujur dan terpercaya

Kondisi kota Makkah dipenuhi dengan kerusakan, hura-hura penindasan. Sistem kasta sosial menentukan nasib seseorang. Golongan tuan/pembesar, budak, dan orang lemah. Pemeluk agama terpecah-belah menjadi beberapa kelompok, dan golongan. Perselisihan/perdebatan. Kesesatan merajalela, penyembahan baru, api, pohon, binatang. Menyebar ke Jazirah Arab. Mereka meletakkan berhala di ka'bah untuk disembah dan menyekutukan Allah. Mereka meyakini adanya tuhan-tuhan lain seperti menyembuhkan orang sakit, menyuburkan tanah, mendapatkan angin, mengendalikan awan, hujan, memberi kemenangan dalam perang, mencegah kelaparan dan wabah penyakit. Masyarakat jahiliah adalah bentuk nyata dari kesemena-menaan, kezaliman, kehinaan, dan kerendahan moral. Wanita dianggap sebagai biang kesedihan dan pembawa aib. Dalil. QS. An-Nahl [16]:58-59

Tapi ada juga yg mencoba kembali mencari cahaya petunjuk, dan menelusuri jejak-jejak peninggalan agama Nabi Ibrahim, Ismail untuk menuntun mereka pada jalan yg lulus. Saat itu di Semenanjung Arab, hidup beberapa komunitas Yahudi dan Nasrani.

Ketika masyarakat Quraisy merayakan hari besar mereka dengan berkumpul di sekitar berhala-berhala yg mereka agungkan, berkurban untuknya, dan melakukan tawaf. Berkumpulah 4 orang. Waraqah bin Naufal, Ubaidillah bin Jahsy, Utsman bin Huwairits, dan Zaid bin Amr bin Nufail. Mereka saling berbicara satu sama lain "Ketahuilah, Demi Allah kaum kalian sedang berada dalam kesesatan, mereka menyalahi agama nenek moyang mereka Ibrahim. Untuk apa kita berkeliling menyembah baru yang tidak mendengar, tidak melihat, tidak memberi manfaat, dan tidak membahayakan sedikit pun? Wahai kaumku berpeganglah kalian pada ajaran selain agama ini". Setelah itu mereka berpisah dan menyebar ke berbagai negeri. Waraqah mengikuti ajaran Nasrani. Ubaidullah masih gelisah dan mati sebagai pemeluk agama Nasrani. Utsman bin Huwairits mengabdi kepada Kaisar Romawi, dan menganut Nasrani.Sedangkan Zaid bin Amr bin Nufail mengikuti agama ajaran Nabi Ibrahim. 

Dalam meratanya Kebodohan dan kesesatan inilah Muhammad kecil dilahirkan. Nabi Muhammad saja binggung dengan kebodohan kaumnya. Tapi Allah menjaga beliau dari perbuatan jahiliyah.

Ada Riwayat dari Ibnu Abbas. Ummu Aiman berkata kepadaku, di pintu ka'bah Ada sebuah patung yg sering didatangi oleh kaum Quraisy sekali setahun. Mereka melakukan ibadah disana. Termasuk Abu Thalib yg mengajak Nabi SAW, tapi beliau menolak. Sampai-sampai Abu Thalib dan bibik-bibiknya marah dan bersikeras memaksa Nabi ikut. Di tengah perjalanan tiba-tiba Nabi menghilang atas kehendak Allah. Nabi bercerita bertemu dengan orang berjuang putih tinggi,  yaitu malaikat yang menjaga Nabi Muhammad SAW dijaga Allah untuk tidak mengikuti acara ritual itu.

Meskipun Nabi Muhammad SAW tidak mengikuti kebiasaan jahiliyah kaum Quraisy/Penduduk Makkah pada saat itu. Beliau tetap dikenal orang yang jujur, berakhlaq mulia.

Ketika usia 15 tahun ada perang Pijar (Perang Balas Dendam antara Kaum Quraisy dengan Hawazin). Komandan K. Quraisy dipegang dengan Harb bin Umayah. Kenapa disebut perang Pijar? Karena adanya pelanggar tanah suci haram dan bulan-bulan Suci. Nah dalam. Peristiwa ini, Rasulullah SAW ikut. Tugas beliau, mengumpulkan anak panah buat paman-pamannya. Disitu Rasulullah SAW menyaksikan adanya perjanjian Fudhul. Isinya, menyeru orang Quraisy untuk menolong dan membantu orang yang terzhalimi. Pertanda adanya cahaya di tengah kegulitaan diantara mereka, dan ini melekat dihati Rasulullah SAW.

Terus, Ka'bah direnovasi. Tapi kaum Quraisy pada bertengkar tentang pemilihan siapa yang meletakkan batu pertama disitu. Siapa yang masuk pintu ka'bah duluan, dialah yang meletakkan. Qadarullah, Rasulullah SAW yang melewati. Jadi Rasulullah SAW yang meletakkan. Kaum Quraisy sudah mengenal sifat Nabi Muhammad SAW orang yang jujur dan terpercaya.

Jadi bakat berdagang Nabi Muhammad SAW sudah terlatih dari muda. Sampai terdengar dengan Bunda Khadijah as. Khadijah menitipkan barang dagangan ke Nabi Muhammad SAW, dan mengutus Maisaroh untuk menemani Nabi Muhammad SAW ke Syam. Ketika Nabi Muhammad SAW beristirahat di bawah pohon kurma. Maisaroh bertemu dengan pendeta Nasturoh. Pendeta itu mengatakan "tidak semua orang berteduh di bawah pohon itu, kecuali dia seorang Nabi."

Kemudian maisaroh menceritakan hal-hal baik tentang Nabi Muhammad SAW kepada Khadijah as. Khadijah bercerita kepada sahabatnya (Nafisah binti Munzi'ah) soal Muhammad muda. Khadijah pun meminta Nafisah untuk menyampaikan niat baiknya meminang Nabi Muhammad SAW.

... 



Comments

Popular Posts