30HBC23 Day-20, Berbeda itu Nikmat

Baca, Like, Comen, dan Share!




Aku bersyukur atas perbedaan diantara kami berdua. Artinya setelah menikah akan ada banyak tantangan yang akan dijalani. Ada banyak perbedaan cara pikir diantara kami yang kadang tidak sejalan. Memang tak harus punya kesamaan. Dari segi apapun, karena sunnatullahnya kita adalah berbeda. Misal dari segi bakat, hobi, ego, dll. Jadi mau tidak mau kami harus punya waktu berkompromi soal perbedaan itu, perbedaan yang tidak perlu dipermasalahkan. 

Okey! Setelah menikah, kita punya Harapan. Misal, kita berharap bisa Membangun Keluarga Kuat Hingga ke Syurga. Bukan berarti Keluarga Kuat tak pernah diuji dengan terpaan badai. Pasti pernah yah! Karena ujian itu mengajarkan kita soal kedewasaan diri, cara berpikir, dan bersikap yang baik terhadap pasangan hidup masing-masing. Biar sama-sama lebih legowo lagi. 

Allahul musta’an (hanya kepada Allah kita minta perlindungan). Perlindungan dalam segala hal. Allah melindungi kita untuk tidak bermaksiat, melindungi kita dari orang-orang yang hasad, melindungi kita dari bala dan marabahaya, melindungi kita dari kufur nikmat, melindungi kita dari siksa api neraka, melindungi kita dari sifat tercela, dll. 

"Cinta berhenti di titik ketaatan. Meloncati rasa suka dan tidak suka. Melampaui batas cinta dan benci. Karena hikmah sejati tak selalu terungkap di awal pagi. Karena seringkali kebodohan merabunkan kesan sesaat. Maka taat adalah prioritas yang kadang membuat perasaan-perasaan terkibas. Tapi yakinlah, di jalan cinta para pejuang, Alloh lebih tahu tentang kita." (Salim A. Fillah, dalam Buku "Jalan Cinta Para Pejuang".) 

Aku merenung ketika membaca tulisan itu di akhir paragraf. 

Perbedaan itu perlu, yang terpenting kita bisa saling memberi apresiasi satu sama lain. Saling peduli lebih dari seorang teman kepada sahabatnya. Belajar memahami diri masing-masing. Karena kita punya ego yang harus dinegosiasikan. Misal nih, Aku sama Suami ini punya hobi yang berbeda. Jadi kami punya waktu Me-Time  buat menghilangkan kejenuhan. Maklum yah efek capek kerja. Meskipun ada di ruangan yang sama, mau tidak mau kami harus saling mengutarakan apa maunya kami. 

He: "Dek, please! Mamas minta waktunya sebentar yah buat main game. Buat nonton dan ngedengerin EPIC review film one piece kesukaan Mamas. Boleh yah pinjem handphonenya!" 

She: "Boleh. Tapi Adek juga pinjem handphone Mamas yah, buat ngetik ulasan ataupun point penting dari buku yang Adek Baca. Artinya Adek juga mau khusyuk membaca buku tanpa diganggu." 

So! Setelah berkompromi dan negosiasi, mulai tuker handphone. Kita berdua pun sibuk Me-Time di ruang yang sama dengan kesibukan masing-masing. 

Tapi masih suka saling usil, dan peduli. Terkadang, ketika iklan tampil di layar handphone yang dia pegang. Dia ngeledekin. Khusyuk banget sih dek baca bukunya sampe nangis-nangis begitu.

She: "Iya". Gumamku dengan singkat. Meskipun sambil tersipu malu, melihat diriku ini sungguh cengeng hanya dengan sentuhan kata-kata dari buku yang barusan ku baca. 

"Menikah adalah kemampuan mengelola SABAR dan SYUKUR menghadapi tantangan-tantangan itu." 

Palembang, 20 Januari 2023

Comments

Popular Posts