Life Story, Ilmu yang Bermanfaat

Baca, Like, Comen, dan Share!


Tersadar dengan pesan cinta-Nya dalam kalamullah. Kapan kita bisa berbuat baik pada Ibu Bapak?? Pertanyaan itu pun menuai waktu untuk bermuhasabbah pada diri sendiri. Sudahkah kita berbuat baik dan berbakti kepada kedua orangtua, dan membahagiakan keduannya?? Ahhh, sungguh! Pertanyaan ini membuat haru dalam diri. 

Jika menuai sejarah ke belakang dalam tumbuh kembangnya kita. Betapa banyak jasa kedua orangtua kita, hanya untuk memastikan kita untuk tetap hidup?  Menikmati masa anak-anak seperti balita pada umumnya. Beranjak menjadi anak kecil yang baru mengenal huruf, angka maupun kata. Seiring berjalannya waktu tumbuh menjadi remaja yang ada di proses peralihan dan pencarian jati diri. Terkadang belum bisa membedakan mana yang baik maupun benar. Mendapatkan fasilitas yang layak dalam pendidikan maupun sandang, pangan, dan papan. Pada akhirnya usia kita semakin bertambah dewasa, kita menjalani kehidupan baru dalam kehidupan ini. Memutuskan untuk menikah, lalu menjalani kehidupan rumah tangga, dan mengambil peran baru untuk mendidik buah hati pula. Barulah terasa seperti apa perjuangan kedua orangtua kita dahulu, setelah kita ada di fase kehidupan yang pernah sama dengan fase kehidupan mereka? 

Pertanyaan yang masih saja terniang dalam diri sampai kita menjalani fase kehidupan ini?? Sudahkah kita berbakti dan berbuat baik pada kedua orangtua?? 
               “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra [17]: 23).

Pengingat diri! 
"Ah", kata sederhana yang sering kali terlisan dalam tutur kata ini. Ternyata menjadi kata-kata yang paling menyakitkan di hati kedua orangtua kita. Apalagi sampai tersadar membentak mereka, tentu akan mengores hati kedua orangtua kita. Jadi sebisa mungkin bertutur katalan yang baik kepada kedua orangtua. Jika kedua orangtua tlah tiada, bagaimana cara kita berbakti dengan keduanya. Sedangkan semasa kecil, remaja, bahkan dewasa tak ada warisan keilmuan yang bisa kita terima untuk menjadikan kita anak yang shaleh dan shalehah. 

Semasa kecil kita enggan membuka Iqro', tak punya waktu walau sekedar untuk membacanya. Meskipun berkali-kali harus diulangi hanya untuk melancarkannya. Semasa remaja kita tak punya waktu untuk mempelajari Al-Qur'an, sebenarnya tak masalah ketika belajar kita masih membacanya dengan terbata-bata. Bukankah semakin dipelajari, kita akan mahir dan tartil dalam membacanya. Semasa dewasa kita berpikir terlambat sudah untuk mempelajarinya, dan membacanya. Entah rasa malu dan gengsi lebih mendominan di hati kita. Bahkan kita telah melewatkan satu peluang dan kesempatan untuk mempersiapkan bekal jadi anak yang shaleh/shalehah. 

Padahal, belajar mempersiapkan segala sesuatunya lebih baik dari sekarang. Tak apa-apa diawali dengan membaca huruf (Alif, Ba, Tha, Tsa) dan seterusnya. Karena untuk bisa membaca Al-Qur'an, kita harus lebih dulu tartil dan mampu dalam membaca "Iqro". Karena " Iqro" adalah dasar awal yang harus kita pelajari secara bertahap proses belajarnya. 

Yoksss! Manfaatkan kesempatan waktu yang ada untuk mempersiapkan bekal jadi anak yang shaleh/shalehah untuk kedua orangtua kita. Orangtua juga mengambil peran penting disini! Selain mendoakan anaknya, orangtua juga perlu mendidik/membina, dan memfasilitasi anak-anaknya untuk mau belajar. Tak cukup dengan do'a. Meskipun do'a menjadi ciri pengabdian dan penghambaan seorang Hamba kepada Allah. 

“أفضل العبادة الدعاء“.
“Sebaik-baik ibadah adalah doa. ”

Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir dari Nabi saw. bersabda: “Doa adalah ibadah. Dan Tuhan Kalian menyeru: Berdoalah kalian kepada-Ku, Pasti Aku kabulkan doa kalian.” Rasulullah saw. juga bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling bakhil di antara manusia adalah orang yang pelit salam. Dan selemah-selemah manusia adalah orang yang tidak mau berdoa.”

Dari Salman berkata, Rasulullah saw. bersabda:

(لا يرد القضاء إلا الدعاء ولا يزيد في العمر إلا البر(

“Putusan atau qadha’ Allah tidak bisa ditolak kecuali dengan doa. Dan sesuatu tidak akan menambah umur kecuali kebaikan atau al-birr.”


Motivasi diri! 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Bekal menjadi anak yang shaleh/shalehah. Ialah sedekah jariyah, do'a anak yang shaleh, dan ilmu yang bermanfaat. Pesan cinta untuk anak yang shaleh/shalehah. 

الوالِدُ أوسطُ أبوابِ الجنَّةِ، فإنَّ شئتَ فأضِع ذلك البابَ أو احفَظْه

“Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silahkan sia-siakan orang tua kalian.” (HR. Tirmidzi, ia berkata: “hadits ini shahih”).

Motivasi buat anak didik/anak-anak yang shaleh dan shalehahnya Ummi dan Abi. Sebagaimana dalam Hadits Shohĩh Riwayat Al Imãm Muslim no: 804, dari shohabat Abu Umamah Al-Bahili رضي الله عنه, beliau berkata: “Aku mendengar Rosûlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda :

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِه

Artinya:
“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang membacanya.”

Dengan demikian, Al Qur’an dapat menjadi pemberi syafa’at bagi pembacanya di hari Kiamat kelak.

Hadits Shohĩh Riwayat Al Imãm Al Bukhõry no: 4937 dan Al Imãm Muslim no: 798, dari Ummul Mu`minin ‘Ã’isyah رضي الله عنها, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda :

الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أجْرَانِ

Artinya:
“Barangsiapa yang membaca Al-Qur`an dan dia mahir membacanya, maka dia bersama para malaikat yang mulia. Dan barangsiapa yang membaca Al-Qur`an sedang dia terbata-bata, maka baginya dua pahala.”

Alangkah besarnya pahala kebajikan yang diberikan Allõh سبحانه وتعالى bagi orang yang membaca bahkan hanya 1 huruf saja dari Al Qur’an, hal ini sebagaimana sabda Rosũlullõhصلى الله عليه وسلم dalam Hadits Shohĩh Riwayat Al Imãm At Turmudzy no: 2910, dari Shohabat ‘Abdullõh bin Mas’ũd رضي الله عنه sebagai berikut:

من قرأ حرفا من كتاب الله فله به حسنة والحسنة بعشر أمثالها لا أقول آلم حرف ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف

Artinya:
“Siapa yang membaca satu huruf saja dari Al Qur’an, maka ia berhak atasnya kebajikan satu. Dan satu kebajikan itu dilipatgandakan oleh Allõh سبحانه وتعالى menjadi sepuluh kali. Aku tidak katakan Alif-Lam-Mim itu satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.”

Pesan Cinta untuk guru (Alif, Ba, Tha, Tsa) 
Hal ini disampaikan oleh Al-imam Ath Thobari RA dalam sebuah hadist, “Barangsiapa yang menolong seorang mukmin dalam berbuat kebaikan, maka orang yang menolong tersebut mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya."

Dalam Hadits Riwayat Al Imãm Al Bukhõry no: 5027, dari shohabat ‘Utsman bin ‘Affan رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda :

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

Artinya:
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya.”

Dalam Hadits Riwayat Al Imãm Al Bukhõry no: 3461 dari shohabat ‘Abdullõh bin ‘Amr رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda:

بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً

Artinya:
Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat.”


Palembang, 09 Mei 2023
11:33

Comments

Popular Posts