Life Story, Kesan Terbaik Di Bulan Mei

Baca, Like, Comen, dan Share!
 

Mengambil peran yang tak seberapa ini butuh kesiapan soal meluruskan niat, dan menjaga niat? Bukankah semuanya ditentukan dengan niat! Sembari menguatkan hati pada masa itu sebelum menggenap, lebih tepatnya dalam proses mengenal itu. Bolehlah jika Aku ingin bermimpi soal kegiatan belajar-mengajar di rumah. Sungguh Aku rindu sekali aktivitas itu. Aku rindu semangat anak-anak yang ingin belajar. Aku rindu menikmati profesi sebagai guru (Alif, Ba, Tha, Tsa) nya mereka. Ahhh rindu sekali, lalu pada saat itu Aku hanya bisa berdo'a, kapanpun rencana terbaik itu ada? Aku siap Ya Rabb. 

Berdo'a saja dulu! Karena do'a yang kita langitkan, tak ada yang sia-sia meski harus butuh waktu terkabulnya. Entah di durasi yang ke berapa, Allah kabulkan do'a-do'akita? Benar saja, rencana-Nya adalah yang terbaik soal do'a terbaik yang pernah dilisankan di hari lalu. 

“Apabila hamba-hambaku bertanya tentang Aku, sesungguhnya aku dekat. Aku mengabulkan permintaan orang-orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaku”. (QS.2:186)

Alhamdulillah do'a itu terwujud. Sebagai penguat hati, teringat sebuah tulisan! Apapun status rumah kita, maka tetaplah berdakwah! Dimanapun kita berada, entah itu “punya rumah sendiri” ataupun "masih tinggal di rumah mertua/orangtua", ada seni-seni yang dapat kita ambil hikmah dan pelajaran disana! Pelajaran memanfaatkan ataupun mengambil peluang kebaikan yang ada dari-Nya dari jalan yang tak terduga. Sekali lagi tetaplah berbuat baik di manapun kita tinggal, dan apapun status rumah kita. Allah mudahkan berdasarkan apa yang diniatkan. 

Bismillah, ketika Suami Ridho, Mamer, dan Ipar pun support. Dengan keyakinan itu, kita sama-sama mengambil peran masing-masing untuk mengambil peluang kebaikan-Nya. Menjadikan rumah kita ramai dengan suara anak-anak yang semangat belajar. Allah lapangkan Rumah kita, dan Allah luaskan hati kita untuk menyambut harapan terbaik anak-anak yang belajar disini. 

Alhamdulillah, anak-anak hari ini banyak perkembangan. 
Dari mulai jam belajar mengaji anak-anak cloter ke-1 meninggalkan kesan tersendiri di hati ini ketika memandang wajah polos mereka yang terkadang mengundang tawa. 

"Kok, ngajinya nggak selesai-selesai", anak umur 4 tahun komplen tetapi sembari tersenyum geli. Sementara anak-anak yang lain pada tertawa termasuk Aku. Karena itu anak punya energy positif kalau ketika mengaji,  gaya mengajinya bener-bener happy. 

"Bentar lagi selesai kok, itu tinggal dikit lagi. Hayooo semangat." dan anak-anak yang lain pun memberikan support terbaik buat adeknya itu. 

Beneran, ketika selesai mengaji. Si anak bilang. 
"Sudah selesai yah mengajinya." Si anak bener-bener menikmati proses belajarnya. Sampai bilang begitu, tidak terlalu lama seperti espektasinya tadi. 😅 Masya Allah, natural banget. 

Alhamdulillah, lanjut dengan anak-anak mengaji cloter ke-2 di jam habis isya. Ada yang memberikan sedikit cerita, dan terkadang intermezzo aja gitu. Seperti iklan, dan mereka happy ketika sudah bercerita ke tantenya ini. Ahh... Aku merasa ingin komplen saat dipanggil tante, selanjutnya pengen minta dipanggil Ammah saja. Karena Aku lebih nyaman dengan panggilan Ammah daripada Tante. 🤣

"Te, tadi hari ini Aku Ultah." Dengan gestur bahagia dan wajah sumeringah. 

"Ouh. Bukannya hari ahad lalu yah!" Responku pada Si Anak. 

"Eh iya minggu kemarin." Tak lama kemudian Si Anak kembali bercerita. 

"Te, Aku tadi dianter nenek kesini." Sembari memberi kabar burung.

"Ouh. Gitu, dimana neneknya?" Responku untuk memberikan perhatian lebih pada Si Anak. Karena memang setelah dipahami beberapa hari bersama, Aku mulai paham dengan tipe masing-masing anak yang masya Allah sekali memberi banyak pelajaran berharga dalam hidup ini. 

"Itu di depan nunggu." Si Anak memberikan info, sembari menunjuk tangannya ke arah depan. Sementara Si Kakak bercerita. 

"Tante, Aku sudah Iqro 6 yang ini. Sekarang Aku baca yang ini yah!" Respon Si Anak. Aku tak mematahkan cakapnya sedikit pun, lalu memberikan intruksi untuk memulai belajarnya. Beberapa kali jatuh bangun ia membaca huruf ke huruf, pada akhirnya mau tidak mau harus ada planning awal, dan ku berikan opsi pada Si Anak untuk memilih? Mau melanjutkan atau kembali mengulang? Bersyukur Si Anak mengerti, dan memutuskan pilihan terbaik untuk kembali mengulang bacaannya. Setelah melanjutkan, dan menikmati proses belajarnya. Alhamdulillah lancar bacaannya, yang terpenting Si Anak paham. 

Alhamdulillah lagi, hari ini waktu mengajinya sampai cloter ke-3, bahagia anak yang memiliki waktu tambahan untuk belajar membaca semakin lancar membacanya. Tetap Berproses yah anak-anak. Nikmati dan cintai prosesnya dari hati. 

"Inget yah! Bukan soal cepat/lambat. Tapi proses yang penuh dengan kesabaran waktu itu akan membuat kalian paham dengan ilmu dasarnya. Kelak, ketika sudah sampai ke jenjang membaca Al-Qur'an. Bacaan kalian sudah tartil, sudah nikmat sekali didengar. Jadi semangat. Inget! Hadiahkan semangat dan bekal yang baik untuk jadi anak yang shalehah."

Alhamdulillah anak-anak mencintai proses belajarnya dari hati yang lapang. 

"Aku berlindung dengan rida-Mu dari murka-Mu, aku berlindung dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari jauh dengan-Mu." (HR. Muslim) 

"Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah." - (HR. Muslim) 

Palembang, 23 Mei 2023
23:13
 

Comments

Popular Posts