Life Story, Realita Yang Tak Selalu Kondusif

Baca, Like, Comen, dan Share!



Besok kalau ke majelis jangan ajak keponakan/bocil lagi. Jika setelah memulangkannya membuatmu Alfa untuk hadir ke majelis ilmu lagi, atau mereka hanya membuatmu tidak fokus untuk belajar. Padahal, di kondisi tertentu bukan salah bocilnya, bukan juga kesalahan kita ajak bocilnya untuk datang ke majelis ilmu. Hanya salah pada diri sendiri, karena lelah lalu setan menggoda untuk tidak kembali lagi ke majelis ilmu. Sadar, kalau alasan seperti itu adalah bentuk kelemahan iman, dan sadar pula di pekan selanjutnya untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. ☺🙏

Di pekan selanjutnya, Aku tak mengindahkan intruksi Suami. Entah, lupa atau memang sengaja. Aku punya sudut pandang sendiri soal ini. Kenapa Aku ajak mereka ke majelis ilmu? Aku mau belajar parenting jadi Ummahat yang santuy. Dimana ketika mereka beraktivitas mereka selalu melibatkan/mengajak anak-anak mereka. Kalau datang ke majelis tetep bawa anak, meskipun dengan semua keriwehannya. Tapi patut dipelajari hal begituan. Kita belajar buat bisa mengkondisikan anak-anak dengan versi terbaik kita? Mudah?? Tentu saja sulit. Hehehe... Jadi kalau sewaktu-waktu kita hidup mandiri. Misal Suami kerja nih, dan di rumah hanya ada Aku, dan anak-anak. Aku bisa kondisikan mereka, dan Aku bisa melakukan aktivitasku tanpa harus keganggu sama pola mereka. Apa bisa, anak-anak selalu bisa dikondisikan di waktu riwehnya kita??? Tentu saja teori nggak semudah itu. Prakteknya nanti beda. Tapi ikhtiar boleh yah.. 

Aku seneng saja bawa mereka. Aku pengen bocil yang ku bawa ikut belajar. Emang mereka ngerti pelajaran yang kamu pelajari?? Iya enggak! Ada Efek positifnya yang lain, dan pasti ada. Coba deh belajar ilmu parenting, dan memang nggak ada yang instan. 


Misal nih, Aku mau shalat. Diawal pintu kamar sudah dikunci. Tiba-tiba mereka ngegedor pengen masuk  menciptakan keramaian ala mereka. Iya, Aku persilakan mereka masuk. Mainlah mereka di kamar. Iya Aku biarin saja. Paling Aku kasih pengertian di awal. 

"Aunty mau shalat dulu yah!"
Terus Aku ikhtiar, mengatur posisi duduk mereka, dan posisi berdiriin mereka untuk ada di sampingku. 
Namanya juga anak kecil, kita shalat mereka pada pocar-pacir main. 😅 Mereka nggak tahu apa-apa? Tahunya main doang. Iya Aku biarin. Pola anak kecil mah banyak tingkahnya. Biarin. Aku sih enjoy saja, nggak marah, kadang kalau Aku lagi tilawah. Aku ajak dua bocil itu nimbrung. Ada yang dengan keramaiannya tersendiri, dia sibuk main dan rame. Ada yang balita 1 tahun lebih, Aku dudukin di pangkuanku saat Aku tilawah. Dia ikutan tilawah dengan bahasanya dia. Iya, bahasa bayi. Tapi dia betah, duduk di pangkuanku. Sedikit demi sedikit mengedukasi mereka, dan nggak gampang. Apalagi nanti kalau sudah beneran jadi seorang ibu. Nikmat banget. Iya! Alhamdulillah, Gitu aja sudah seneng. Meskipun realitanya Aku belum punya anak. Iya bersyukur punya 2 keponakan kecil. Jadi kehadiran mereka bisa jadi proses  untuk belajar buat diriku sendiri. 

Teruntuk kasus yang tadi. Ketika datang ke majelis bawa bocil. Aku sengaja bawa mereka. Pertama, Aku kasih waktu rehat buat emaknya. Capek lho ngurusin 2 bocil yang masih kecil. Jadi, biarin emaknya beraktivitas sama kegiatan yang lain sembari anaknya tak momong. Aku mah bahagia-bahagia saja. Lebih bahagia mereka bisa Aku bawa ke majelis ilmu. Tentu sudah seizin emaknya yah. Hehehe... 

Suami: "Kok ngebawa bocil. Kalau sekiranya mereka nggak bisa buat kamu fokus belajar, besok-besok nggak usah bawa mereka lagi. Kok masih di bawa?"

Istri: "Aku masih fokus kok.. Ini ilmu yang di dapat dari majelis tadi. Aku ajak suami diskusi. Aku jelasin kenapa Aku bawa bocil itu. Hehehe... Sekarang Aku lagi belajar jadi Ibu lho, skenario doangg. Nih, nanti kalau Aku dah punya anak. Anakku seusia mereka, apa nggak bolehku bawa majelis. Kalau bisa dikondisikan, mereka bisa Aku edukasi kan boleh dunks, atau setelah punya anak.. Justru waktu untuk kegiatan Majelisku tak ada. Ini hanya pembiasan. Ini hanya simulasi, tar kalau kita punya anak gini lho. Terus sikap kita gimana?"

Setelah dijelasin dari hati ke hati, bahwa ilmu parentingku itu ada benarnya. Jadi sekarang di acc bawa bocil ke majelis. Hehehe... Senengnya. Memang taat pada Suami itu perlu! Tapi kalau kamu punya sudut pandang yang berbeda soal persepsi. Boleh dunks dikomunikasikan dari hati ke hati, dan minta sama Allah pemahaman yang baik. Pada akhirnya, kalau Allah Ridho, Suami yang tadinya nggak support jadi support juga. Jika pemahaman kita itu betul dan diterima sama logika berpikirnya. Tapi pemikiranku ini nggak selalu kondusif diterapkan lho. Adakalanya Suami tak memberi Acc/Ijin bawa bocil, ketika mood bocil pun pada rewel karena boring saat ikut duduk dalam majelis. So! Kita pun wajib mementingkan peran yang prioritas daripada enggak? Alias taat suami dulu. Bocil ditinggal di rumah. Karena persepsi suami, bocil yang belum baligh diajak ke majelis ilmu bisa menganggu kenyaman belajar emaknya dan orang lain kalau pola mereka sedang tak enak di hati. 😅

Catatan Pembelajar, 
Palembang, 15 Maret 2023
22:06

Comments

Popular Posts