Life Story, Tak Sama Kebahagiaan Kita

Baca, Like, Comen, dan Share!

 

Rasulullah saw. pernah bersabda, “Tafakkuruu fii khalqiLlahi wa laa tafakkaruu fiiLlahi, berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah.” Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas ini menurut Syaikh Nashiruddin Al-Bani dalam kitab Shahihul Jami’ish Shaghir dan Silsilahtu Ahadits Ash-Shahihah berderajat hasan. Jadi kita dianjurkan untuk mentafakuri semua Ciptaan-Nya.

Benar, bukan hanya dalam hadist tafakur ini dibahas. Tetapi di dalam Al-Qur'an pun. Firman-Nya bersabda:

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal". (QS. Ali-Imran: 190)

ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali-Imran: 191)

Tujuan dari mentafakuri alam ini bukan hanya untuk menyenangkan pandang mata, dan memuaskan hati dengan rasa senang saja. Tapi lebih ke meningkatkan kapasitas rasa syukur di dalam hati kita dan memperkuat keimanan kita tentang Kekuasaan serta Kebesaran-Nya. Jadi paham yah! Objek Tafakur itu sendiri pun banyak. Diantaranya:
1. Tafakur tentang segala bentuk nikmat Allah SWT
2. Tafakur tentang tanda-tanda kekuasa Allah SWT
3. Tafakur tentang janji-janji Allah SWTSWT,  dll.

Tafakur Alam juga tidak melulu identik dengan harus jalan-jalan/menikmati travelling ke Bali, luar Negeri, atau Pelabuhan Bajo. Bahkan Rasulullah SAW pun pernah mentafakuri alam ini, pada saat mengembala kambing. Karena Nabi Muhammad kecil sudah menyatu dengan alam. Nabi Muhammad bisa merenungi keagungan Tuhannya melalui bentang semesta yang ia dapati saat menggembala. Dengan mentafakuri kekuasaan Allah, membuat iman seseorang semakin kuat. Sadar! Dengan kualitas hidup kita, dan sadar dengan kondisi keuangan kita. Jadi untuk mentafakuri alam-Nya itu nggak melulu harus direalisasikan dengan jalan-jalan yang super duper wah, atau dengan budget mahal. Tidak seperti itu yah! Kalaupun dengan cara seperti itu pun tidak masalah. Jika sadar dengan kualitas dan kondisi keuangan diri sendiri. Karena taraf/standar kebahagiaan seseorang itu nggak harus sama, dan nggak harus berkaitan dengan masalah finansial saja.

Misal ketika kita keluar rumah, kita bisa mentafakuri apa yang kita lihat ini dengan cara merenung sejenak. Seperti:
1. Tafakur Ketika Melihat Awan

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَلَكَهُ يَنَابِيعَ فِي الْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِ زَرْعًا مُّخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ

“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya...” (QS. Az-Zumar: 21).

2. Tafakur Ketika Melihat Angin
اللَّهُ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاءِ كَيْفَ يَشَاءُ وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ ۖ فَإِذَا أَصَابَ بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ﴿٤٨﴾

“Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. Ar-Rum: 48).

3. Tafakur Ketika Melihat Udara
Allah SWT Pencipta kehidupan dan Dialah yang mencukupi kebutuhan udara bagi makhluk hidup dalam jumlah yang amat banyak. Ilmu Allah tidak terbatas.
اِنَّا كُلَّ شَىۡءٍ خَلَقۡنٰهُ بِقَدَرٍ

“Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (QS. Al Qamar: 49).

“Dia lah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa, yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Hasyr: 24).

4. Tafakur Ketika Melihat Matahari
وَالشَّمۡسِ وَضُحٰٮهَا
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,” (QS. asy-Syams: 1)

اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ * وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الْأَرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ(سورة الرعد: 2-3)

“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Ar-Ra’du: 2-3)

Matahari memberikan sinarnya tidak pandang bulu. Seluruh sisi bumi mendapatkan sentuhan hangatnya. Allah meninggikan langit tanpa tiang.

“Allahumma nawwir quluubana binuuri hidayatika, kama nawwartal ardha binuuri syamsika abadan abada, birohmatika yaa arhamar raahimiin.”

(Ya Allah, pancarkanlah cahaya kepada hati kami dengan cahaya hidayahmu, sebagaimana Engkau cahayai bumi dengan mataharimu selama-lamanya, dengan kasih sayang-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.)

Selalu ditekankan kembali dalam Firman-Nya, hendaklah kita bertasbih kepada-Nya perihal apa yang ada di langit dan di bumi. Jadi percuma kalau kita tafakur alam, tapi kita tidak banyak merenung tentang kebesaran-Nya, rasa syukur di hati kita tak tertanam, ketaatan kita pada Allah pun berkurang, akhlak kita kurang terpuji. Karena selalu memandang rendah orang lain, dan tinggi hati, percuma kalau pikiran kita lebih banyak buruk sangkanya pada orang, lisan kita pun makin pelit untuk berdzikir, waktu dan hati kita juga lalai dari mengingat-Nya. Semoga ini jadi renungan bersama.

Pengingat Diri!
Hadits tentang tafakur yang riwayatkan oleh Ka’ab bin Malik berbunyi: “Barangsiapa menghendaki kemuliaan akhirat, maka hendaknyalah ia memperbanyak tafakur.” Kemudian di tegaskan oleh Imam Syafi’i, “Milikilah kepandaian berbicara dengan banyak berdiam, dan milikilah kepandaian dalam mengambil keputusan dengan berpikir.”

Paham! Bahwa segala bentuk kebaikan berawal dari tafakur. Adapun kata mutiara dari Ibnul Qayyim, “Berpikir akan membuahkan pengetahuan, pengetahuan akan melahirkan perubahan keadaan yang terjadi pada hati, perubahan keadaan hati akan melahirkan kehendak, kehendak akan melahirkan amal perbuatan.”

Palembang, 16 Mei 2023
00:18

 

Comments

Popular Posts