Life-Ujian Persiapan Pernikahan adalah Nikmat
Ketika calon sudah ada. Sebelum naik ke pelaminan pun kita harus menerima ujian dari-Nya perihal mempersiapkan acara pernikahan. Sebenarnya, kalau dua keluarga nggak ada problem, dan kedua belah calon pasangan bisa meyakinkan Ortu soal keputusannya, atau sepemikiran lah yah. Bisa banget menikah di KUA doang, jadi budgetnya nggak over. Berhubung, kita dan keluarga kita tidak satu pemikiran. Jadi benturan itu pasti ada di fase ini. Baik itu soal planning resepsi/tidak? soal acara resepsi yang mengangkat acaranya mau dari pihak lelaki atau perempuan? Undangan, dan berapa banyak tamunya? Tenda berapa unit? Kursi berapa banyak? Konsumsi? Sovenir? Jadi problem/printilan ujian sebelum mendekati hari pernikahan itu ada. Siapkan mental dan Iman. Terakhir tawakal.
Jadi sebelum menikah, Aku sudah menjelaskan nih ke calon besan, dan calon Suami. Kalau Aku nggak ada tabungan sepeser pun untuk membantu acara resepsi kita. Alhamdulillah, calon besan dan calon suamiku paham. Kok Aku nggak punya tabungan? Untuk beberapa sahabat terdekatku sudah tahu gimana beban di pundaku.
Mei 2021, mulai nih cari referensi perihal MUA yang pas di butget kita. Nah dari sini, Aku mulai mencicil sebagian uang gajiku buat bayar MUA lebih dulu. Merintil. Bentuk tabungan yang sudah di tekadkan sebelum hari-H. Karena hanya ini yang Aku bisa untuk membantu calon pendamping hidup di beberapa bulan sebelumnya. Alhamdulillah di kasih kemudahan. Semua satu paket disana, dari alat catering dll. Alhamdulillah hiburan kemarin juga di bayarin sama temen Ayah. Rezeki. Nah, alhamdulillah lagi undangan di bantu temen. Sovenir Suami yang handle. Masalah dapur iya Ortu dan keluarga besar Ibuku yang handle. Pada solid. Membuatku terharu. Kalau inget ini lagi.
Jadi pelajaran sih, Aku anak Sulung. Aku ambil cuti kerja H-3 sebelum dan H-2 setelah menikah. Aku nggak punya referensi yang banyak soal ngatur acara dll. Bahkan sebelum hari-H, Aku masih sibuk bantuin di dapur dan cuci piring. Yang katanya penganten itu harus istirahat dan santai. Aku enggak tuh, Aku masih Ikut andil! Aku masih tergopoh-gopoh harus mengurus urusan disana-sini. Mantabbbb. Malam-malam masih bergadang nyiapin undangan dan necisin permen. Apa nggak ada yang menolong? Pikirku nggak enak nyusahin orang lain, jadi tak lakoni sendiri. Sampai akhirnya, Aku kelelahan. Wkwkwk bersyukur di bantu Tim Halal Soon, sahabatku masukin plastik ke undangan meskipun nggak banyak. Masya Allah, dibantu juga sama sepupu necisin permen yang tinggal sedikit lagi. Ribet dan sulit itu hanya dipikiran kita. Ternyata ketika dijalani, nikmat syekali ikhtiarnya, dan Aku bisa melalui fase-fase sulitku. Pendidikan yang nggak Aku dapatin dari orang lain, kecuali dari pengalaman yang Aku lalui. 😂
Benturan ketika mempersiapkan pernikahan itu pasti ada. Inget banget, pernah diskusi hal riskan begini sama buk ay, sana mamanya dek fat. Masalah manajemen ngatur butget pernikahan. 🥰
Point penting. Kencengin do'a jangan putus harapan. Karena di hari-hari menjelang persiapan pernikahan itu ujiannya buanyakk banget. Konflik dari sisi keluarga besar, sampe kecil, dan sampe calon pendamping. Ada saja. 😅 Harus peka sama cara-Nya. Kalau nggak peka, mentalmu nggak siap. Imanmu juga jangan ngedown.
"Nggak ada acara yang sempurna. Tapi bagi orang yang nggak suka sama kita. Mereka lebih seneng mencari cela salahnya kita. Lupa introspeksi diri, dan sibuk mengomentari hidup orang lain. Yang penting! Ketika ngadain acara pernikahan, sekalipun butgetmu over. Pesenku 1! Jangan sampai terhutang disana-sini. Jangan sampai menyulitkan keuangan orangtua. Ketika kamu mengadakan acara pernikahan, dan Kamu tidak ada hutang disana. Berarti acaramu SUKSES. Karena setelah menikah, ada banyak kebutuhan yang akan kita keluarkan. Jadikan pelajaran."
Itu kata-kata buk
Aku nggak akan lupa sama pengalaman yg kalian share ke Aku. Alhamdulillah, sangat bermanfaat dan referensi diterima dengan senang hati. 🥰😍
Kata mama Tya dan adek
"Kalau acara pernikahan selesai. Makananmu lebih banyak. Bisa dibagi-bagi ke tetangga, sanak-keluarga, dan orang-orang yang membutuhkan. Lebih berkah lagi."
Alhamdulillah, acara kemarin lebih banyak makanan, sembako (seperti minyak kemasan 2L yang pouch, tepung, telur, gula, kopi, susu), dan sabun-sabun. Alhamdulillah di bagi-bagi. ☺
Butget Over nggak apa-apa? Kalau bisa nggak over lebih baikbaik lagi. Yang penting acara sudah selesai, ujian di titik ini sudah dilaluin. Buat yang memutuskan untuk menikah. Mulai siapin banyak hal. Selain mental. Minta sama Allah untuk menolong kamu. Jangan berharap banyak sama manusia. Boleh minta referensi sama orang-orang terpercaya dan terdekat. 😅 Semoga jadi pelajaran. Alhamdulillah, Aku nggak nyesel menikah. Kenapa nggak dari dulu yah ketemu jodoh. Tapi kalau kita tahu jodoh kita siapa? Kita nggak akan berjuang sampai semaksimal ini? Nggak surprise lagi.
Life-Ujian Persiapan Pernikahan adalah Nikmat
Catatan Pembelajar,
Comments