Agustus, Nyaris Pergi

Baca, Like, Comen, dan Share!

Semua nampak baik-baik saja, dan tidak ada firasat apapun. 
Hanya ada aktivitas yang sama seperti hari biasanya. 
Duduk, bersedekap, melebur rindu dan temu dalam satu ruang yang bernama asa.
Asa untuk belajar bersama anak-anak. 
Qadarullah, kesadaran itu lambat laung hilang kendali. 
Sapa itu jadi kalimat perintah sekaligus kalimat peringatan soal pertolongan. 
Tangis itu meluap seketika, dan yang terdengar hanya nada tinggi soal emosi. Entah pada siapa harus bersinergi?? Ingin rasanya melawan keadaan yang tak seharusnya. Allah, tidak ada hal terbaik apapun yang terlintas saat itu selain meminta pertolongan-Nya. 
Keputusan besar yang dieksekusi dengan kalimat Thayyibah, seolah bermakna do'a, dan berpasrah pada airmata belaka. Lalu, didatangkanlah ia. Pertolongan-Nya dari pintu yang lain.

"Allah tolong Aku, dan Ampuni dosa-dosaku."
Hanya itu yang terlintas, tidak ada yang benar-benar abadi. Tapi kebaikan itu terpatri dari sisi yang ku anggap tak baik. Ahhhh, begitu rasanya mengalahkan ego, mencoba mensyukuri setiap detik, menit, dan jam dari rentetan skenario terbaik-Nya. 

Ternyata dari ketidaksempurnaan itu akan saling menyempurnakan. 
Ternyata dari kekurangan itu akan saling melengkapi. 
Ternyata dari hal yang tak kita sukai itu akan memberi ruang paling berharga untuk saling menyukai. 
Ternyata dari hal yang melemah itu akan membuat kita saling menguatkan diri. 

Hari itu kulihat bukan hanya Aku yang melemah. 
Tapi orang-orang tersayang juga. 
Ku lihat Lelaki itu sangat setia menemani, menggenggam erat tanganku, berharap kesadaranku segera pulih. 
Lelaki itu menuntun, dan membimbingku dengan perlahan, berharap Aku melafazkan kalimat thayyibah itu dengan istiqomah dan tak putus harapan. 
Allah Always With Me. 
Pertolongan itu datang dengan waktu terbaik-Nya. 
Sama! Kesadaranku masih tak terkendali. 
Tangisku masih berderai, 
Kondisiku nyaris melemah. 
Wajahku pucat pasi. 
Tangan dan kakiku dingin tanpa rasa. 
Lelaki itu dengan sabarnya merawatku, memastikan Aku baik-baik saja. 
Sementara kulihat Ipar dan Mertuaku panik, dan turut memberikan pertolongan, menyiapkan sesuatu hal yang Aku butuhkan demi kesembuhanku. 
Bahkan Aku masih tak percaya, setelah sadar bahwa Aku pernah nyaris melemah.
Sementara pasrahku pada-Nya tak terhingga.
Terimakasih karena sudah pulih. 

Palembang, 25 Agust 2023
20.17

Comments

Popular Posts