Amalan Hati, Pejuang Garis 2

Baca, Like, Comen, dan Share!

 

Menilik kisah orang lain, kelak ada hal baik dan ibrah yang bisa dipetik dari narasi milik orang lain. Entah itu soal suka-cita mereka, ataupun soal ikhtiar panjang dari perjalanan hidup mereka yang tiada berkesudahan. Mari mengevaluasi diri! Kita sama-sama memutar ulang ingatan dalam diri yah! Bahwa kita pernah salah, pernah melemah iman di dada, pernah mengeluh soal luka-luka, kecewa, air mata, dan mungkin soal amarah, pernah hilang arah, pernah kufur nikmat. Sadar ataupun tidak sadar!

Yoksss kita sama-sama berbenah! Memperbaiki apa yang bisa diperbaiki dari perjalanan yang telah dilewati di hari lalu. Bukan karena penulis sok baik ketika menuliskan hal ini, tapi dia pun sedang berbenah diri, lebih tepatnya kembali menerapi diri. Kalau penulis juga bisa berada di situasi yang tidak baik-baik saja, saat dia menyembunyikan ekspresi rasanya. Dia menulis karena dia butuh. Lebih tepatnya begitu, setelah membaca tentang ikhtiar Mbak Anisa dan Kak Anandito perihal berharap keturunan/buah hati dengan cara alamiah, dan disitu kita merasa tertampar. Pesan Cinta-Nya pada kita:


وَٱللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ فِى ٱلرِّزْقِ ۚ فَمَا ٱلَّذِينَ فُضِّلُوا۟ بِرَآدِّى رِزْقِهِمْ عَلَىٰ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُمْ فَهُمْ فِيهِ سَوَآءٌ ۚ أَفَبِنِعْمَةِ ٱللَّهِ يَجْحَدُونَ

"Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?". (QS. An-Nahl: 71)

Point:  Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā melebihkan sebagian kalian atas sebagian lainnya dalam urusan rezeki yang Dia berikan kepada kalian.  Entah itu kaya dan sebagian lainnya miskin, banyak dan sedikitnya, ada yang namanya pemimpin dan ada rakyat, jika dalam rumah tangga ada yang namanya suami, dan ada yang namanya istri. Yakin! Bahwa Allah pasti melebihkan rezeki diantara salah satunya tanpa mengurangi takarannya sedikitpun, dan semoga kita tidak menjadi hamba Allah yang kufur nikmat.

جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا وَّجَعَلَ لَكُمْ مِّنْ اَزْوَاجِكُمْ بَنِيْنَ وَحَفَدَةً وَّرَزَقَكُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِۗ اَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُوْنَ وَبِنِعْمَتِ اللّٰهِ هُمْ يَكْفُرُوْنَۙ ۝٧٢

"Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri, menjadikan bagimu dari pasanganmu anak-anak dan cucu-cucu, serta menganugerahi kamu rezeki yang baik-baik. Mengapa terhadap yang batil mereka beriman, sedangkan terhadap nikmat Allah mereka ingkar?" (QS. An-Nahl: 72)

Point: Kita harus mengingatkan nikmat-nikmat yang dikaruniai Allah SWT. Mulai dari penciptaan laki-laki dan perempuan dipasangkan sebagai suami istri untuk membentuk keluarga, lalu menggapai ketenangan hidup, menghasilkan keturunan adalah salah satu nikmat berupa rezeki yang baik, tiap pasangan dari laki-laki dan perempuan itu dituntut untuk mendidik anak-anaknya agar mampu menjalankan tugasnya dengan baik nantinya, sebagai khalifah di muka bumi. Allah berikan rezeki untuk mencukupi kebutuhan hidup, dan janganlah kita kufur akan nikmat-Nya!

Refleksi diri agar keimanan kita semakin ditingkatkan lagi. Perihal tujuan kita menikah itu untuk apa? Jangan khawatir soal rezeki. Sebab, Allah pasti akan berikan dan Bukakan pintu rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka, Allah bantu cukupkan! Jangan sampai kita berasumsi anak adalah beban,  dan dengan tidak memiliki keturunan/buah hati tidak akan menyulitkan rezeki kita. Berarti ada yang salah dengan hati kita, solusi terbaik untuk menyembuhkan hati kita ialah kembali kepada Al-Qur'an. Benar saja! Ada ibrah berharga dalam memahaminya. Beberapa hari lalu, saat kepenatan itu datang, saat satu persatu bisikan jelek itu diperdengarkan dari rutukan panjang diri sendiri, saat kondisi hati sedang dalam keadaan tidak nyaman, ketika pelik-pelik itu hanya bisa dipeluk sendiri, dan peluk ketenangan yang paling nyaman itu adalah waktu dimana kita bisa mendekati Al-Qur'an dan bermunajat pada Allah, sembari memohonkan ampunan untuk dimudahkan semua urusan hidup kita, atas kelelahan yang ada, atas emosi sesaat itu, dan betul! Al-Qur'an memberikan jawaban yang baik dan pengajaran yang baik untuk pribadi kita.

لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰنَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَيْتَهٗ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗوَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِۚ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلٰمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ هُوَ اللّٰهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۗ يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ࣖ


"Seandainya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah karena takut kepada Allah. Perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir. Dialah Allah Yang tidak ada tuhan selain Dia. (Dialah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dialah Allah Yang tidak ada tuhan selain Dia. Dia (adalah) Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahadamai, Yang Maha Mengaruniakan keamanan, Maha Mengawasi, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, dan Yang Memiliki segala keagungan. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Maha Pencipta, Yang Mewujudkan dari tiada, dan Yang Membentuk rupa. Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi senantiasa bertasbih kepada-Nya. Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (QS. Al-Hasyr: 21-24)

Point: Gunung yang begitu besar, tinggi dan keras; terdapat pengajaran untuk apa dia diciptakan? Agar manusia itu berpikir bahwa gunung saja bisa menggunakan nalar, rasa dan nurani untuk memahami dan menerapkan Al-Qur’an hingga tunduk dan pecah karena takut kepada Allah. Mengapa manusia yang benar-benar memiliki nalar, rasa dan nurani tidak menggunakannya secara optimal dalam memahami dan menerapkan Al-Qur’an dalam kehidupan ini? Allah telah menjadikan Alquran sebagai karunia yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Palembang, 12 Juni 2024
Rabu, 16:00


Comments

Popular Posts